Flashback On
Alfariel baru saja pulang sekolah masuk ke dalam rumah yang sepi padahal biasanya pemuda itu akan pulang pada jam lima untuk menghindari Revisha, tapi mengingat gadis itu sedang sakit membuat sisi kemanusiaannya muncul. Ia masuk ke kamar dan mengganti pakaiannya, memikirkan bahwa Revisha mungkin belum makan.
Alfariel memilih untuk menemui Revisha ke kamarnya, membuka pintu secara perlahan ia tak menemukan Revisha di atas kasur. Ia masuk dan mendengar suara gemericik air yang tandanya gadis itu berada di kamar mandi.
Menunggu Revisha selesai dengan kegiatan, Alfariel menelisik isi kamarnya. Ia berjalan kearah samping dekat lemari, ada gambar doodle beserta dua buah nama tersemat disana.
'Alfariel & Revisha' begitulah tulisan tersebut yang dikelilingi oleh doodle berwarna. Alfariel yakin bahwa itu hasil karya tangan Revisha sendiri.
Pandangan Alfariel beralih pada tempat sampah yang kebetulan ada dibawahnya. Ia mengernyitkan dahi kala melihat sebuah warna merah yang begitu lekat, merundukan kepala untuk melihat lebih jelas.
"Kak Al?"
Alfariel langsung menoleh ke sumber suara. "Lo udah makan?" tanyanya menghiraukan panggilan Revisha.
"Udah, Kak."
"Sama apa?"
"Sayur sop, kalo kak Al mau aku bisa panasin lagi soalnya masih ada."
Alfariel menggelengkan kepala. "Gue mau ke rumah Denis, kalo ada apa-apa telepon gue jangan maksain."
Revisha tersenyum tipis sambil mengangguk.
"Gue gak mau lo sakit terus Mama nyalahin gue," sambungnya namun tak membuat senyuman di wajah Revisha memudar.
"Aku ngerti, Kak," jawab Revisha cukup pelan, ia tidak perlu diberi penjelasan seperti itu karena ia sadar Alfariel tak akan pernah secara khusus mempedulikannya.
Tanpa sepatah kata Alfariel kembali meninggalkan Revisha sendiri. Gadis itu memandang sendu kepergiannya, apa salah jika ia berharap Alfariel menemaninya disaat seperti ini?
Flashback Off
"Gimana kalo sebenernya Kak Fariel itu mulai suka sama lo?" lontar Via kala ia berkunjung ke rumah Revisha dan mendengarkan cerita gadis itu.
Kedatangan Via memang tak disangka membuat Revisha senang karena ada teman. Sebagai jawaban dari pertanyaan Via, ia hanya mengangkat bahunya tak tahu.
Sungguh Revisha memang masih mencintai Alfariel tapi bukan berarti ia harus merasa baper. Seperti yang sudah dijelaskan oleh Alfariel bahwa dirinya hanya seorang adik untuknya tidak akan pernah menjadi lebih.
"Gue gak percaya kalo Kak Al suka sama gue, tapi kalo dia peduli gue percaya. Karena bagaimana pun dia tetap anggap gue sebagai adiknya."
Via hanya tersenyum mendengar penuturan tersebut, ingin memberi semangat untuk berjuang tapi takut menjerumuskan sahabatnya, ingin memberi pesan bahwa menyerah adalah pilihan tepat tapi takut membuat sahabatnya tambah terluka. Jadi, lebih baik ia diam mendengarkan semua cerita Revisha sampai selesai.
-o0o-
Suara dering ponsel mengalihkan perhatian Revisha dari televisi, ia melihat nama yang tertera di layar ponselnya. Senyuman manisnya terukir kala tau itu dari Sang Ibu.
Segera ia mengangkat panggilan tersebut, karena sudah berulang kali ia menelepon namun tak pernah diangkat. Pesan pun dijawab sesingkat mungkin."Mama?"
"..."
Revisha langsung berdiri dari duduknya saat mendengar ucapan Tiara. "Benarkah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Anything for You
Fiksi RemajaRevisha yang mencintai Alfariel terpaksa harus menerima perjodohan yang dilakukan oleh kedua orangtuanya dengan orangtua mereka karena kenyataan membangunkannya bahwa cinta Alfariel bukan untuknya melainkan untuk kakaknya. Ia memang mencintainya tap...