21

42 3 0
                                    

Flashback On

"Tuan, tugas Saya sudah selesai."

"Bagaimana hasilnya?" tanya Farras pada seorang detektif yang sudah bekerja padanya selama bertahun-tahun. Ia tak mengerti kenapa detektif ini berkata demikian, apa ia sudah menyerah?

"Saya menemukan satu gadis yang memiliki DNA sama seperti Tuan." Detektif itu mengambil sebuah kertas di dalam tas lalu memberikannya pada Farras. "Silakan dibaca."

Farras mengambil surat tersebut dan membukanya, matanya menelisik setiap kata pada kertas tersebut. Ia terdiam kala menyadari bahwa kertas tersebut merupakan hasil tes DNA dengan seorang gadis, hasil itu sesuai dengan harapannya.

"Shofia," gumamnya dengan mata yang berkaca-kaca karena bahagia.

Kurang lebih 10 tahun ia mencari dan akhirnya ia bisa menemukan anak sulungnya. "Jelaskan padaku bagaimana bisa kamj membutuhkan begitu banyak waktu hanya untuk menemukan anakku?"

"Maaf, Tuan. Anda memanggil Saya setelah 3 tahun dari hilangnya anak Tuan. Itu membuat Saya kesulitan untuk menyelidiki keberadaannya."

Farras menghela nafas menyadari kesalahan yang sudah ia perbuat.

"Saya menemukan rekaman yang menunjukan mobil penculik yang membawa anak Tuan itu kecelakaan di tempat terpecil. Saya tidak tau pasti bagaimana kronologinya, tapi saat mencari saksi yang Saya temukan hanya sebuah panti asuhan. Saat itu Saya mulai mencari tau dan melakukan tes DNA pada setiap anak yang datang ke panti tersebut pada tahun itu."

"Terima kasih." Farras tersenyum tak sabar ingin memberi tahu kabar gembira ini pada istrinya.

Flashback Off

-o0o-

"Gue jatuh cinta sama Shasha," ucap Alfariel tiba-tiba membuat semua temannya menatap dia. Bahkan, Lea yang sudah diketahui bahwa dirinya adalah Shofia ada di sana.

Ia menatap Alfariel sendu, andai ia tak diculik pasti cinta Alfariel hanya untuknya.

"Lo gak ngomong juga gue tau," sahut Fajar.

"Lo emang benar, Jar," gumam Alfariel menyadari kesalahannya.

"Ohh, jelas," bangganya.

"Maaf, Shof."

Shofia tersenyum manis memahami arti dari kata maaf itu. "Gak masalah, dikehidupan selanjutnya gue bakal rebut lo dari dia."

"Coba aja kalo bisa."

Shofia terkekeh mendengar jawaban Alfariel.

"Asyik! Ada party, nih!" seru Denis tiba-tiba sambil mengangkat kedua tangannya.

"Hari ini ulang tahunnya, gue mau buat kejutan buat dia dan balas perasaannya," beber Alfariel.

"Wah, bagus, tuh. Kasih aja kue sama bunga, dia pasti suka. Apalagi Revisha cewek sederhana," usul Fajar.

Alfariel menganggukan kepala, ia tersenyum kala membayangkan wajah terkejut Revisha yang tak pernah ia lihat sebelumnya.

-o0o-

"Uhuk! Uhuk!" Revisha masih berada di dalam kelas karena hari ini ia bagian piket. Ia berjalan dengan pelan lalu duduk di bangku yang paling dekat dengannya. Mengeluarkan ponsel dan menghubungi Alfariel, sama sekali tak diangkat padahal ia sudah meneleponnya berulang kali.

Sementara itu, ponsel Alfariel ia simpan di dalam tas karena tak ingin ada yang mengganggunya saat ia membeli hadiah untuk Revisha. Hari ini ia akan mengutarakan perasaannya dan membalas perasaan Revisha.

Anything for YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang