𝖧𝖠𝖩𝖲 4

2K 117 2
                                    

"Assalamualaikum, Cikgu Liyana !"

"Assalamualaikum, Cikgu Liyana..."

"Waalaikumussalam, baik sila duduk," nyata Cikgu Liyana.

Cikgu Liyana membetulkan posisi duduknya sebelum mengeluarkan beberapa keping buku.

"Sebelum saya lupa, hari ni kita ada murid baru ye, pelajar. Kamu diluar, boleh masuk dan perkenalkan diri," arah Cikgu Liyana.

Seorang pelajar lelaki dan seorang pelajar perempuan masuk ke dalam. Dari gaya mereka, sah dari luar negara.

"Hi semua. Nama aku Beby Acha, bisa dipanggil Acha. Aku dari Indonesia. Salam perkenalan," kata si gadis.

"Aku Putra Rizky, bisa dipanggil Putra. Aku juga dari Indonesia," ucap si jejaka tanpa nada.

Satu kelas terpegun. Kelas mereka ada murid luar negara ?

"Kelas, ada apa-apa soalan ?"

Salah seorang perempuan pelajar mengangkat tangan. Badannya sengaja dilenggok dan tergedik-gedik.

"Awak single lagi ?" soal Lia gedik.

Rata-rata pelajar perempuan sudah tersipu malu dan tergelak gedik. Harap single lah !

Putra tersenyum nipis dan memegang tangan Acha.

"Sorry, but we're married," kata Putra lancar.

Acha tersenyum dan mengangguk. Sememangnya mereka sudah berbincang untuk berterus terang kerana mereka negara luar.

Ramai pelajar terkejut. Aduih, melepas !

Cikgu Liyana tersenyum.

"Putra, Acha, kamu boleh duduk di belakang Ayrose. Ayrose, angkat tangan," putus Cikgu Liyana.

Aku mengangkat tangan dan menghadiahkan senyuman.

Lantas Putra menarik Acha lalu duduk di belakang Ayrose.

Hilang senyuman di wajah Putra apabila terkenangkan satu peristimewa antara dia dan Ayrose. Namun dia hanya akur sahaja.

Acha pula tersenyum suka.

✨✨✨

"Acha !"

"Eh, lu siapa ?" soal Acha dengan loghat Indonesia nya.

Aku mencebik. Dasar kawan !

"Hmm, mentang-mentang dah ada suami, kawan dilupakan. Haih, macam ni lah kawan," suaraku seolah berjauh hati.

Acha tergelak kecil dan memeluk sahabat penanya itu.

"Enggak, gw gak lupa sih. Cuman gak inget ajah gitu," usik Acha.

"Sama lah tu," aku pukul manja lengannya.

Kami berpelukan seketika melepaskan rindu. Dah 9 tahun tak jumpa.

Yup, kami memang sahabat. Alkisahnya, Acha ni asal dari Indonesia dan datang ke Malaysia atas sebab ayahnya ditukar pekerjaan selama 5 tahun disini.

Umur 3 tahun pindah sini, 8 tahun dia pindah balik sana. Sekejap jer kitorang spend time sesama. Lepas dari tu, kitorang berhubung guna Facetime atau Skype jer.

Putra pula, kawan baik aku asalnya. Kami berdua dah kenal sejak kecil dan memang rapat. One day, aku kenalkan dia dengan Acha. Then, kebetulan diorang ni sama-sama asal dari Jogja. 5 tahun lepas Acha balik Jogja, Putra pula balik.

Dan waktu 15 tahun, arwah ayah Acha dah nazak. Dia minta Acha cari sorang lelaki untuk dijadikan suami. Sebab arwah ayah Acha harap dia dapat jadi wali kepada anak tunggalnya tu.

Acha cerita kat Putra dan Putra setuju untuk jadi suami Acha memandangkan mereka dah kawan lama. 16 tahun, diorang sah jadi pasangan suami isteri.

Sehari lepas tu, arwah ayah Acha pun meninggal dunia. Arwah mak Acha pula menyusul, sebulan selepas kematian arwah ayah Acha. Meninggal sebab kemurungan.

"Eh, suami kau mana ?" soalku.

"Ada. Dia lagi beli makanan. Emang makanan apa ajha yah yang ada disini ?" soal Acha kembali.

"Ermm, ada nasi lemak, mihun sup, nasi ikan keli, roti, macam-macam lah," ceritaku.

Tidak lama kemudian, Putra datang membawa 2 pinggan nasi lemak. Diletak di atas meja dan dia melabuhkan punggung di sebelah Acha.

"Eh, Rose ? Kamu udah makan ?" Putra senyum paksa.

"Dah. Korang makan lah. Nasi lemak dia sedap giler weh," balasku.

Acha dan Putra mula makan nasi lemak disulam air fresh orange. Awww, sweet kan pasangan ni ?

"Cha, macam mana sekarang ?" soalku mencari topik.

"Gimana ? Apa yang gimana ?" soal Acha tidak faham.

"Kehidupan bersuami ?"

Acha tersenyum senang. Nampak gaya, bahagia jer ?

"Yah, begini lah, alhamdulillah bahagia sih. Cuma... aku kangen sama arwah mamah dan papah," luah Acha.

Putra menggosok lengan isterinya untuk menenangkan Acha.

"Hmm, ni semua ujian. Kau kena sabar. Allah ambil mak ayah kau, tapi Allah gantikan dengan seorang suami, kan ? Suami yang penyayang, baik hati, caring, bertanggungjawab. Ada sebab kenapa Allah buat macam ni.

Korang berdua pun sepadan. Bagai pinang dibelah dua. Harap korang sampai ke anak cucu, aaminn. Longlast !" aku tersenyum nipis.

Acha mengangguk dan tersenyum.

"Iyah, makasih ya Rose. Udah semangatin aku. Kamu sahabat yang baikkkkkk banget. Pokoknya, aku sayang banget sama kamu ! Jangan ngilang yah !" sempat Acha berpesan.

"Iyah, aku juga sayangggggg banget sama kamu, Cha. Aku gak ilang kok !" balasku meniru loghat Indonesia Acha.

Kami sama-sama tergelak.

Putra tersenyum kelat. Walaupun Rose sudah dikhianati, dia tetap bersabar-

CONTINUEZ...

Jodohku Encik Tengku [C]Where stories live. Discover now