Zayyin tengah menghadap abah Adnan. Qinan melihat itu segera menghampiri umi Anum yang tengah membersihkan meja makan.
"Umi itu kenapa ada Zayyin menghadap Abah lagi," bisik Qinan.
"Gapap geulis... Abah teh cuman memberitahu sama Zayyin untuk mengawas kamu karna kan di pesantren An-Nur belum ada guru bela diri yang akhwat.. Jadi abah minta tolong sama Zayyin dan tentunya selalu di tempat ramai dan mengajak Adibah." mendengar penjelasan umi Anum Qinan hanya mengangguk paham.
"Yasudah kamu semangatnya' latihanna... Kalau cape teh istirahat.." pinta umi Anum.
"Siap Umi,"
"Abah minta tolong, Abah percaya sama kamu..." pinta abah Adnan pada Zayyin yang tengah duduk menundukkan kepala sebagai rasa hormatnya.
"Iya Abah in shaa allah... Zayyin juga tidak akan memberikan latihan yang berat Bah... Zayyin akan berikan latihan yang sesuai kemampuan dia saja," ucap Zayyin.
"Alhamdulillah kalau kitu nuhunnya'..."
"Kamu juganya' jangan lupa kamu masih ada tanggung jawab buat membantu santriwati hafalan," ucap umi Anum menyadarkan lamunan Qinan yang memperhatikan abah Adnan dan Zayyin.
"Siap Umi! Qinan cuman latihan sore aja..."
-
-
-
-Adibah tengah duduk di kursi yang telah disiapkan di tanah lapang yang luas tersebut melihat dua orang yang tengah memanaskan tubuhnya dengan gerakan-gerakan olahraga yang ringan.
"Peraturan saya ada empat," ucap Zayyin yang tengah mengambil alat untuk melatih tendangan.
Qinan memutar bola matanya malas dengan sikap Zayyin yang seakan-akan tidak ingin melihat dirinya. Jangankan melihat melirik saja zayyin akan mengucap istigfar.
"Peraturan yang pertama kita latihan setelah shalat ashar dan selesai kegiatan pesantren lainnya. Peraturan kedua saya tidak suka dengan orang yang tidak disiplin dan pesimis. Peraturan ketiga saya tidak suka di tanya di luar latihan kita dan menjawab dua kali....." lanjut Zayyin menggantung.
Qinan menatap zayyin yang tengah pemanasan. "Yang keempat?" tanya Qinan.
"Yang keempat saya tidak ingin kamu menatap saya berlebihan."
Sungguh Qinan terkekeh kecil mendengar peraturannya yang terakhir. Qinan kembali memberikan wajah seriusnya. "Emang kenapa? Takut lu jatuh cinta?"
"Peraturan ke tiga,"
Baiklah Qinan mengalah.
"Owh iya gw hafal gerakan bela diri sebagian jadi gw cuman perlu pengulangan supaya lancar," Zayyin mengangguk.
Zayyin dan Qinan mulai melakukan jurus Bela diri dengan khusyu.
Adibah yang melihat itu tersenyum tipis.
"Bismillah ya teh... Saya yakin ko teteh cuman salah jalan dalam mencintai seseorang yang menjadikan teteh jauh dari Allah."
Zayyin dan Qinan melatih jurus 5 bela diri pancak silat.
Dalam jurus 5, ada dua pola yang digunakan, yaitu pola lantai lurus dan pola langkah berputar. Mereka melakukannya dalam 7 cara.
1.Langkahkan kaki kanan ke depan dan silangkan kedua tangan di depan dada. Jangan lupa bahwa tangan kanan ditaruh di atas.
2.Lakukan sikuan kiri dan menggunakan kuda-kuda tengah di tempat.
3.Lakukan juga tendangan di depan kanan dengan tangan kanan memukul pelan paha. Sementara itu, tangan kiri akan disilangkan di depan kuda-kuda.
4.Gunakan pasang di bawah dengan duduk bertumpu di kaki kanan dengan tangan kiri terbuka di belakang. Di sisi lain, tangan kanan akan disilangkan di depan dada.
5.Setelah itu, lakukan juga tendangan samping di bawah kiri dengan posisi terbaring. Sementara itu, posisikan tangan kiri di depan kepala dengan tangan kanan sebagai tumpuan badan.
6.Letakkan kaki kiri di depan sempok dengan tangan kanan menjunjung tinggi ke atas. Junjungan tangan kanan ini mewakili menjujung kebenaran.
7.Putar badan ke kanan dan lakukan tangkisan ke samping kanan. Kuda-kuda yang digunakan dalam gerakan ini adalah kuda-kuda depan kanan.
Satu setengah jam telah dihabiskan untuk latihan. jam sudah menunjukkan pukul 17.30 wis Zayyin mengakhiri latihan hari ini.
"Latihan kita sampai sini dulu, besok kita lanjutkan." Qinan yang terengah-engah pun hanya bisa mengangguk.
Nafas yang hampir habis membuat Qinan tersedak dengan ludahnya sendiri. Zayyin yang melihat itupun memberikan botol minum yang selalu ia bawa saat berlatih.
Qinan melihat sejenak sebelum akhirnya ia mengambil botol minuman tersebut. Tanah lapang tidak hanya ada Adibah, Qinan dan Zayyin tapi banyak anak-anak yang bermain layang-layang hingga para warga sekitar yang sedang menikmati indahnya sore yang sejuk.
"Lain kali kalau lagi latihan begini siapkan air... Tenang saja itu belum saya minum."
Qinan menghabiskan air hampir seluruhnya.
"Saya permisi duluan, Assalamuallaikum."
"Waalaikumussalam.. Eh" panggil Qinan sebelum Zayyin melangkah pergi.
"Terimakasih... Jangan cuek sama gw nanti jatuh hati ribet urusannya."
Zayyin mendengar tanpa membalikkan badannya dan berlalu begitu saja.
Adibah yang telah melihat Zayyin pergi pun segera menghampiri Qinan. "Teh hayuk.. Teteh bersih-bersih siap-siap shalat maghrib,"
Qinan mengangguk dan membersihkan celananya yang kotor.
***
Jangan lupa vote dengan tekan tombol bintang dan tinggalkan jejak dengan komen!!!^^
KAMU SEDANG MEMBACA
jodoh tak disangka [Tahap Revisi]
SpiritualDo'a Ali Bin Abi Thalib saat jatuh cinta pada Fatimah. "Ya Allah... Kau tahu... Hati ini terikat suka akan indahnya seorang insan ciptaan-Mu. Tapi aku takut, cinta yang belum waktunya menjadi penghalang ku mencium surga-Mu. Berikan aku kekuatan menj...