ˏˋ24°•*⁀➷

24 7 3
                                    

"Demi dia, bunda." ~Farthur.

-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-

Farthur tengah berbincang dengan sang bunda setelah selesai makan malam. Prasetya sedang lembur, alhasil ia hanya makan berdua dengannya.

"Boleh kan bunda?" Husna tampak berfikir sekejap sebelum menganggukkan kepalanya. Mengizinkan putranya untuk melanjutkan kuliah di Indonesia.

"Do'ain Zara ya bunda. Akhir-akhir ini Zara sering khawatir, besok gimana, dia bisa lewati semua atau nggak. Dia ketakutan bun," ucapnya menceritakan keadaan Zara.

"Jagain dia, Zara pasti butuh kamu." Farthur mengangguk setuju, besok ia akan kembali menemui ratunya.

Sedangkan dilain tempat, Zara tengah meringkuk diruangan gelap. Ia sengaja mematikan lampu kamarnya. Dirumah seorang diri membuatnya kembali merasa cemas akan kehidupannya.

Reza mulai mengurus perusahaan sang Ayah dibantu orang kepercayaanya.
Hingga pukul sebelas malam pun Reza belum menunjukkan batang hidungnya. Zara sudah memasak untuknya, berharap dapat menikmati makan malam bersama.

Zara tetap diam tak bergeming ketika mendengar suara langkah kaki.
Selang beberapa detik, pintu kamarnya terbuka.

"Dek," panggil Reza mencari keberadaan Zara. Ia menyalakan lampu dan terlihat Zara yang duduk disudut ruangan.

"Sayang, kenapa hm?" tanya Reza lembut. Ia mencium kening Zara.

Zara menggelengkan kepalanya, "Maaf abang baru pulang. Maaf ya," ucapnya.

Zara hanya menganggukkan kepalanya.
"Zara udah makan?"

"Zara nungguin abang. Zara belum makan dari siang, kirain abang pulang sore jadi Zara kuat nahannya. Ternyata abang baru pulang, tapi nggak papa. Zara masak buat abang," ujarnya tulus.

Reza memeluk Zara, menangis dibalik bahu kokoh sang adik.
"Kenapa nggak makan dulu aja sih?"

"Siapa tau capek abang ilang kalau makan bareng Zara." Reza menghapus jejak air mata pada pipi Zara yang juga tak dapat menahan tangisnya.

"Temen-temen Zara?"

"Nggak tau, Zara kunci terus pintunya." tak lupa dengan senyum manisnya.

"Capek banget pasti kan," ucap Zara seraya mengusap rambut Reza.
Ia hanya menggelengkan kepalanya, menggapai tangan Zara dan menciumnya.
Menatap wajah cantik Zara membuatnya teringat dengan sang bunda. Zara dapat mengobati rindu yang Reza simpan terhadap bunda.

Reza beralih merebahkan tubuhnya, menjadikan paha Zara sebagai bantal.
"Kalau pulang jangan sampai larut gini ya. Nanti abang sakit loh." peringatnya.

"Iya, besok abang pulang lebih awal."

"Besok Zara sekolah ya bang. Zara nggak mau dirumah sendirian," ucapnya.

"Tapi berangkatnya sama abang aja," titah Reza.

"Enggak," tolaknya

"Kenapa?"

"Kan Zara bisa pakai motor."

"Ya udah terserah Zara. Sekarang makan ya?" Zara menganggukkan kepalanya dan turun dari ranjang bersama Reza.
Dengan semangat Zara menyiapkan nasi juga lauk diatas piring Reza.
Semua tak luput dari pandangan Reza, ia benar-benar melihat sosok sang bunda.

"Makan bang," ucapnya. Mereka segera melahap makanan dalam diam.

Selesai makan, Reza memilih mandi. Badannya terasa lengket sebab kegiatan hari ini.

ZARA (Queen Star's♛)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang