dead?

45 8 5
                                    


Dorr

"NOOOOO"

Sebuah peluru meluncur tepat sasaran. Ya, dia mati.
Dolores mati.

End.

ga canda

Kakinya lemas, benar-benar lemas melihat wanita yang ia cintai kini tergeletak tak bernyawa.

Baru saja dia ingin membalas, tapi sayangnya Handler sudah pergi meninggalkan mereka berdua dijalanan yang sepi. Kini salah satu dari mereka sudah tak bernyawa.

Five memeluk wanitanya, meletakkan kepala Dolores dipangkuannya.
Ia tak kuasa menahan tangis.

"Dolores..tidak, k- kau pasti masih hidup" ucap Five dengan nada sendu

Dia berdiri membopong tubuh tak bernyawa itu untuk kembali kerumahnya, berharap ia masih bisa diselamatkan.

blinkk

Tidak sampai satu detik, Five sudah sampai di rumahnya. Tentu saja dia menggunakan kekuatan teleportasinya.

"ALLISON, VANYA, LUTHER, DIEGO, KLAUS" teriak Five

"GUYS PLEASE" lanjutnya ketika menyadari belum ada yang menghampiri mereka berdua.

"TOLONG JANGAN TERIAK-TERIAK, APA KAU INI G-" sahut Allison tak kalah nyaring, namun ucapannya terhenti dikala melihat Dolores bersimbah darah.

"Oh my god. WHAT THE HELL JUST HAPPENED" lanjutnya.

Tanpa menunggu balasan, Allison langsung mencoba mengecek keadaan Dolores.

"NO WAY" Ucap Diego yang juga datang karena panggilan Five.

"Ya tuhan kenapa kalian semua tidak bisa diam" ucap Klaus yang baru saja sampai di ruang tidur Five. Diiringi Luther dan Vanya.

Vanya yang melihat itu pun langsung membantu Allison mengecek keadaan Dolores

"No time to explain" jawab Five masih dengan wajah sedihnya.

"Is she.." ucap Luther menggantung

"Dead?" Lanjut Klaus

"Noooo. Dia tidak boleh mati" Ucap Five

"Ya, dia tidak boleh mati" ucap Diego mengulangi perkataan Five.

"Belum aja gue perjuangin, udah meningsoy aja dia" batin Diego, ngga dong ga gitu.

"Five" panggil Allison dengan nada lirih.

"Diaa.." lanjutnya

"DOLORES NOOO" teriak Five seaakan mengerti apa yang akan dikatakan Allison.

Five menangis tersedu-sedu, sampai yang lain hampir menangis juga melihat pemandangan didepannya. Apalagi melihat pak tua, Five menangis sampai seperti itu.

Dia pasti sangat merasa kehilangan.
Bagaimana tidak, wanita itu satu-satunya orang yang menemaninya dalam kesepian selama berpuluh-puluh tahun.

Yang selalu dibawa kemanapun Five pergi, walau awalnya tak merespon. Tapi dengan adanya manekin Dolores, Five bisa menenangkan pikirannya.

"Aku akan mengeluarkan pelurunya dan membersihkan darah yang bercecer dimana-mana" Ucap Allison

"Aku akan membantumu" ucap Vanya kepada Allison.

Mereka (para laki-laki) keluar dari ruangan, membiarkan Allison dan Vanya membersihkan tubuh Dolores.

Luther menepuk-nepuk pundak Five sebagai pengganti "sabar ya". Five hanya bisa diam.

"Aku akan mengurus pemakamannya"
Ucap Diego

"Jangan! Aku akan menggunakan kekuatanku untuk memutar waktu" sela Five

"Five.. Five!" Ucap Luther menahan Five yang sudah mulai mengumpulkan kekuatannya itu.

"Apa kau tidak ingat hah? Terakhir kali kau mencoba kembali ke masalalu, kau melompat terlalu jauh"
Jelas Luther

"Dan jika itu terjadi, bisa saja kau mengubah suatu kejadian dimasa lalu yang bisa sangat berdampak ke depannya. Bisa saja Dolores tidak berubah menjadi manusia dan dia akan tetap menjadi manekin selamanya." Lanjut Luther.

"Setidaknya dia tidak akan mati" jawab Five dengan nada lirih.

"What the hell did you say?!" Ucap Diego marah.

"Iya dia tidak akan mati, tapi apakah kau berfikir? Dolores sudah menunggu lama untuk mendapat kesempatan kembali menjadi manusia. Dan sekarang dengan entengnya kau bilang begitu!" Lanjutnya.

"Yeah, kau tidak pernah se egois ini Five" sahut Klaus.

Five hanya bisa diam, apa yang dibicarakan ketiga saudaranya itu memang benar, dia tidak boleh egois seperti ini. Dia harus kembali berfikir.

"Wait.. Klaus! Apa Dolores ada disini?" Tanya Five sadar jika salah satu saudaranya bisa melihat arwah.

"I don't know" jawab Klaus santai.

"How did y- "

"Shut up shut up shut up. Aku tidak bisa melihat hantu untuk saat ini, biarkan pikiranku jernih terlebih dahulu dan aku akan memanggilnya untukmu. Jika bisa" jawab Klaus memotong ucapan Five.

"Huftt...Dasar idiot" ucap Five kesal

"oh okay aku tidak akan membantumu" ucap Klaus merajuk

Five tak memperdulikan ucapan Klaus, dia langsung berjalan menuruni anak tangga.

"BIARKAN DOLORES DI RUANGKU UNTUK SAAT INI. AKU AKAN MENGAWETKANNYA" teriak Five dari lantai satu.

Di sisi lain

"Hey..you oke?" Ucap seorang gadis

Dia yang mendengar itu pun membuka matanya. Melihat langit kota yang cerah, dan melihat seorang gadis di sebelahnya, orang yang membangunkannya.

"Yeah. T- tapi, dimana aku?"

"Ehh.. Dallas, USA" jawab gadi itu kebingungan dengan pertanyaan wanita didepannya.

"Apa kau ingat namamu?" Tanya gadis itu

"Dolores" jawabnya

****

hmm kayanya diubah dulu deh konsep ceritanya. Gatau kemaren malem kipikiran aja gitu. Ntar bakalan balik lagi ko konsepnya

Biar ceritanya lanjut juga si, ga mati. Soalnya ga tau mau kasih konflik apa hshsh yaudah deh kek gini aja.

Makasih banyak buat kalian yang masih tetep baca walaupun ga nyambung

Makasih juga buat yang ngasih vote makasih buat yang mengekspresikan perasaan kalian pas baca cerita ini lewat komentar.

see ya

Dolores (TUA SPOILER ALERT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang