chapter 2

2K 131 2
                                    

Hari ini adalah hari paling ambigu di hidup Jimin dan dia harus mengucapkan kata selamat tinggal untuk kata aman nyaman atau bahkan kata tenang untuk hidup yang lama, hidup yang berubah 360° dari biasanya.
Sejak membuka mataku pagi ini, nyeri di belakang dan bokong adalah hal yang paling ia tidak mengerti, di Tamba banyaknya kiss Mark di tubuh seakan membuat pertanyaan besar dalam benaknya.

60 menit yang lalu.......

Jimin membuka matanya secara perlahan untuk menyamakan cahaya yang berbeda di ruangan tempatnya berada.
Seketika ia refleks mendudukkan badan saat menyadari ruangan itu bukan ruangan miliknya.

"Shit!!! bagaimana aku bisa disini?" Pertanyaan pertama yang keluar dari mulut Jimin meski tidak tau ia harus bertanya pada siapa.

Jimin buru-buru turun dari tempat tidur dan memenggut baju yang tergeletak di lantai secara seberangnya dan mengenakannya.

"Akhh sial kenapa bagian belakangku begitu sakit? Ha aku pasti sudah gila" Jimin terus mengutuk dirinya.

"Tunggu ini bukan bajuku, dimana bajuku?" Setelah sukses mengenakan kaos dan celana panjang dia kembali tersadar kalau itu bukan barangnya.

Ia lagi-lagi mencari bajunya sampai suara pintu di buka dari dalam kamar mandi membuyar niatnya mencari baju yang ia sendiri tidak yakin baju apa yang ia kenakan semalam, karena Jimin lupa warna baju yang ia kenakan dan apa yang terjadi semalam.

Jimin lebih memilih berlari keluar apertemen dari pada menunggu penghuni kamar tempat ia menginap, karena jujur Jimin tidak tau harus berkata apa.
Jimin tidak mengerti apa yang terjadi padanya dan apa yang harus dia tanyakan? Ha!
Memikirkannya saja membuat kepala pusing.

Disinilah dia sekarang, dalam ruangan kerja meringis kesakitan.
Karena Dalam kamus besar park jimin, tidak kata santai, karena meskipun klinik ini adalah miliknya, jimin memiliki tangung jawab membayar gaji karyawan yang sudah di anggap keluarga.

"Jiminaa kamu ingin kopi?" Sapa Sora yang lebih tua dari jimin yang biasa jimin panggil nuna yang bertugas sebagai repsionis. Sora membuka sedikit pintu menampilkan kepalanya.

Jimin memang meminta Sora memanggil tanpa embel-embel dokter, Karena akan lebih nyaman seperti itu katanya.

"Aku ingin seperti biasa Nuna" jawab jimin seadanya berusaha menetralkan ekpresinya.

"Oke, tunggu sebentar, oh ia Nuna juga membawakan kamu sarapan, Nuna akan membawanya dengan Kopimu"

"Terimakasih nuna" jimin tersenyum tulus

Sora memang biasa memberikan Jimin sarapan, saat jimin menolak dia akan memaksa karena menurutnya jimin adalah adiknya dan sudah sewajarnya Sora memperhatikan seperti itu.

Sora meninggalkan jimin dan kembali ke pentri untuk membuatkan kopi, Karena masih pagi jadi nggak mungkin ada pelanggaran datang.

Ah aku lupa memperkenalkan namanya, oke jadi namanya adalah park jimin usianya saat ini 25 tahun dan dia adalah dokter hewan.

Tak ada yang istimewa dari hidupnya, dia adalah manusia introvert yang hanya bergaul dengan orang-orang yang ia kenal dekat, walaupun dia adalah dokter tapi dia menghindari interaksi terlalu berlebihan dengan pelanggan hanya akan menanyakan sesuatu yang berhubungan dengan hewan walaupun tak jarang pelanggan meninggalkan klinik karena jimin terlalu dingin.
Tapi menurutnya itu adalah dua hal yang berbeda kenapa harus di kaitkan?

Jimin tidak mengerti tapi yang jelas itu adalah pilihan mereka.
Perlu di garis bawahi pelanggan yang meninggalkan kliniknya adalah mereka yang tidak di respon perasaannya dalam kata lain adalah di tolak.

Karena banyak dari pelanggan hanya menjadikan peliharaan mereka sebagai alasan untuk datang ke klinik.
Jimin capek dan secara tegas mengingatkan dan setelah itu mereka tidak akan datang lagi.
Kejadian itu terus berulang hingga kini.
Walaupun setelah itu dia akan di marahin Sora tapi tetap saja Jimin tidak berubah kebiasaannya.



Bipolar (Jikook) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang