“Sekian sosialisasi dari kami, jika ada yang ingin di tanyakan bisa langsung menghubungi saya, kak Rio atau pun Salma.” ucap Alana tegas namun tidak meninggalkan senyum di bibirnya.
“Hufttt… masih ada 1 kelas lagi ya?” tanya Salma saat keluar dari kelas X MIPA 4.
“Iya nih kelas terakhir untuk hari ini, yuk semangat yuk” ucap Rio si ketua OSIS sambil tersenyum manis.
“Saya sih masih kuat kak…tapi coba deh liat ka Alana, udah lemes banget tuh kasian” jawab Salma sambil melirik Alana yang fokus memegang data perlombaan di tangannya.
“Ehh... Gapapa kok, lagian juga ini kan yang terakhkir" ucap Alana sambil tersenyum membuat lesung di pipi nya terlihat jelas dan manis. Sebenernya tenaga Alana hari ini sudah hampir habis karena dari pagi Alana dan anak-anak OSIS lainnya harus melakukan sosialisasi dan Alana harus berbicara saat masuk ke kelas-kelas.
Alana Liora Gentari. Alana merupakan gadis cantik dan berprestasi, Alana banyak mengikuti Olimpiade dan lomba akademik maupun non akademik yang membuat dirinya cukup terkenal di sekolah. Selain itu, prestasi nya juga membuat Alana menjabat sebagai wakil ketua OSIS di SMA PATRIOT. Alana terkenal dengan paras nya yang tidak terlalu tinggi dan lesung pipi nya yang menjadikan Alana terlihat sangat manis saat tersenyum, jangan lupakan sifat-sifat Alana yang terbilang ramah namun terkenal galak diantara kalangan adik kelas nya. Padahal kenyataan nya, Alana sangat baik apalagi kepada orang-orang terdekat nya.
Alana, Rio, dan anggota OSIS lain nya memasuki kelas X MIPA 5 yang sedang berisik-berisik nya, sepertinya kelas ini sedang tidak ada guru atau biasa yang kita sebut sebagai free class.
Tidak seperti sebelum-sebelum nya, biasanya saat anggota OSIS memasuki kelas, semua siswa akan hening. Sedangkan kelas ini, OSIS masuk saja sepertinya tidak ada yang sadar. Kondisi kelas pun sudah tidak beraturan dengan bangku yang tergeletak di mana-mana serta para siswa yang sibuk dengan dunia nya masing-masing, ada yang sedang bernyanyi, tidur, ghibah, bahkan mabar mobile legend.
“ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH” teriak Rio lantang membuat semua siswa tersadar dan dengan cepat kembali ke bangku nya masing-masing.
“Walaikumsalam warohmatullahi wabarakatuh” ucap siswa dan siswi kompak bersamaan.
“Berdirinya kami disini, kami ingin mengumumkan perihal lomba antar kelas yang diadakan untuk memperingati hari kemerdekaan Indonesia dan untuk mengingat jasa para pahlawan yang akan di laksanakan pada minggu depan, tepat pada tanggal 17 Agustus 2021.” ucap Rio fokus menjelaskan.
Alana juga fokus mendengarkan penjelasan Rio tapi ada seseorang yang membuat fokus Alana dari tadi terganggu, yaitu seorang siswa duduk di pojok dan sibuk tertawa bersama teman-temannya tanpa menghargai Rio yang sedang berbicara di depan.
“Dan untuk lomba apa saja yang akan diadakan, akan dijelaskan oleh kak Alana…kepada kak Alana saya per silahkan” ucap Rio sambil memundurkan langkah nya sedikit.
“Untuk lomba yang akan diadakan yaitu, balap karung, makan kerupuk, tarik tambang, estafet tepung, vokal, pidato bertema 17 Agustus, puisi-“
“Lah?! Ini gaada futsal ni? Garing amat lomba nya” teriak seseorang memotong suara Alana, pemilik suara itu adalah laki-laki yang tadi sibuk tertawa dengan teman-teman nya, entah sejak kapan dia memperhatikan penjelasan di depan. Alana pun tidak mengetahui nya.
“Puisi, basket, volly, bulutangkis, tari dan futsal” lanjut Alana sambil menatap tajam ke arah laki-laki itu.
“Kami sangat berharap adik-adik semua mau ikut serta berpartisipasi meramaikan lomba ini karena untuk masing-masing lomba harus ada perwakilan kelas-” ujar Alana.
“Wajib banget ikut gitu?” ucap seseorang laki-laki dengan nada dibuat-buat.
Yap, dugaan kalian benar. Laki-laki itu adalah dia yang berada di pojok dan kini sedang berdiri menatap Alana sambil tersenyum dengan wajah konyol.
Dengan tidak sabar Alana menghampiri laki laki di pojok itu dengan tatapan tajam sambil meremas kertas yang ada di genggamannya.
“Saya belum selesai bicara, bisa duduk?” bicara Alana serius sambil menatap mata laki-laki di hadapannya yang membuat Alana harus sedikit mendongak karena tinggi laki-laki itu.
“Ya kan gue nanya, emang salah?” jawab laki-laki itu tidak mau kalah.
“Bisa duduk BARRA NARENDRA?” ucap Alana sambil sedikit menaikan intonasi suaranya.
“Lah kok lo tau nama gue sih?!” tanya lelaki yang diketahui bernama Barra itu sambil terkejut.
“Ga penting” ucap Alana tidak menggubris pertanyaan Barra karena Alana merasa saat ini menjadi pusat perhatian kelas dan memilih kembali ke depan untuk melanjutkan sosialisasi nya.
“Untuk informasi selanjutnya dan untuk pendaftaran lomba kalian bisa langsung konfirmasikan kepada Salma selaku sekertaris OSIS” ucap Alana sambil tersenyum paksa dan mempersilahkan Salma untuk mencatat siswa siswi yang ingin mendaftar.
Merasa tidak enak dan pusing Alana pun izin keluar kelas untuk menenangkan emosi nya dan mencari angin di balkon depan kelas.
“Astagaaa ngapain si tadi gue ngeladenin orang kaya gitu, ga penting banget sumpah yang ada malah bikin emosi sendiri” gumam Alana sambil memukul kecil dahinya dengan berkas yang ia pegang, masih dengan posisi berkas di dahinya Alena menutup matanya dan menikmati angin yang berhembus di area sekolah nya.
Tiba-tiba seseorang mengetuk berkas yang ada di depan wajah Alana dengan pulpen.
“Apasih?!” bentak Alana sambil membuka mata nya dan menjauhkan berkas yang ia pegang dari wajahnya. Terlihat lah seorang laki-laki dengan senyum manis dan postur tubuh tegap dan tinggi yang lumayan jauh di atas Alena, jangan lupakan alis tebal nya yang menambah kesan manis pada wajahnya.
Alena diam beberapa saat menatap laki-laki di hadapannya yang beberapa saat lalu berdebat dengannya, siapa lagi kalau bukan Barra.
“Gue tau gue ganteng, tapi natap nya ga usah lama-lama juga kali” ucap Barra sambil tersenyum manis.
“Ga jelas lo! Mau ngapain lagi si? Belom puas nanya nya?” ucap Alena sambil menjauh dari Barra kesal.
“Ehhh santai dong, kok gitu aja marah?” jawab Barra sambil menghentikan langkah Alena.
"Ya terus lo mau apa?” tanya Alena sambil menatap mata Barra serius.
“Hmm, kok lo tau nama gue?” tanya Barra lagi serius.
“Astagaaa” ucap Alena sedikit berteriak geram.
“Lo ga buta kan?” tanya Alena menatap mata Barra serius di ikuti oleh gelengan Barra.
“Baca nama lo disini!” ucap Alena sambil menunjuk nametag seragam di sebelah kanan Barra.
Kemudian Alana berlalu meninggalkan Barra yang merutuki kebodohan diri nya karena bertanya hal sepele yang bahkan harusnya Barra sadar akan jawabannya.
“Bodoh bangettt si bar…..malu-maluin harga diri lo di depan cewe aja. Tapi dia marah nya lucu” ucap Barra sambil menatap langkah Alena yang semakin menjauh.
TBC
Follow Instagram:@keyladwinka_
KAMU SEDANG MEMBACA
ALBAR
Teen FictionCinta pertama? Kata beberapa orang cinta pertama itu cinta yang paling sulit di lupakan atau bahkan cinta yang paling berkesan. Alana mendapatkan cinta pertama dari sosok yang tidak ia sangka, yaitu adik kelas nya sendiri. Cinta yang tidak Alana dap...