67. Denganmu

99K 7.9K 1.1K
                                    

"RA!"

Suara teriakan nyaring itu berasal dari lantai atas. Tepatnya dikamar Lera, suara itu selalu muncul ketika bayi besarnya bangun dan dia tak ada disampingnya.

Lera yang berada dilantai bawah dengan Eva dan Farhan pun terlonjak kaget. "Astaghfirullah Ra. Itu pak Dito kenapa?" tanya Eva.

Lera menghela nafas kecil. "Akhir-akhir ini dia sering gitu,, setiap kali dia bangun dan gue ngga ada disampingnya pasti nyariin." Ia beranjak dari duduknya. "Gue keatas dulu"

Eva dan Farhan sama-sama mengangguk, kemudian saling menatap satu sama lain. "Lo tau apa yang ada dipikiran gue kan Va?"

Eva mengangguk, bibirnya sedikit terbuka. "Ngga abis pikir kalo pak Dito bisa kaya gitu sama istrinya" Farhan mengangguk, menyetujui ucapan Eva.

"Padahal kalo gue liat pak Dito waktu kerja di lapangan nih ya, diatuh keren. Cool, berwibawa, jaga image, ehh taunya kalo dirumah ama bininya semua hilang gitu aje" ucap Farhan.

Tak lama suara derap langkah dari tangga terdengar, Lera turun dengan Dito yang masih muka bantal. Rambutnya yang tak karuan, kaus serta celana training panjangnya yang kucel, sungguh itu seperti--madman?.

Dito menatap sengit kedua manusia didepannya.

Farhan menyerngit. "Pagi pak" sapa Farhan sembari tersenyum.

Dito tak peduli, ia mengikuti Lera dan duduk disampingnya. Kedua tangannya terulur untuk memeluk Lera dari samping, menyembunyikan wajahnya diceruk leher Lera yang tertutup rambut.

Ia tak peduli ada siapa didepannya, salah sendiri datang pagi-pagi kerumah orang. Jika kalian risih silahkan pergi, saya tidak peduli siapa anda! Ini rumah saya! Jadi suka-suka saya mau ngapain aja. Kira-kira seperti itulah jalan fikir Dito.

Lera mengusap punggung tangan Dito yang melingkar diperutnya. "Jangan gini... Engga enak sama mereka" ucap Lera pelan.

Dito menggelengkan kepalanya.

Saat Lera hendak membuka suara, Eva lebih dulu menyelanya untuk berbicara. "Udah nggapapa kok Ra, santai aja. Lagian salah kita juga main kerumah lo pagi-pagi hehehe,, maap ya"

Lera mengangguk cepat. "Iya nggapapa, ngga usah minta maaf. Lagian gue malah seneng kalo kalian ada disini, gue jadi ada temennya"

Eva dan Farhan sama-sama mengangguk. "Ehh betewe pak Dito, kok bapak hari ini engga kerja pak? Perasaan ini bukan hari libur" ucap Farhan.

Dito tak menjawab, ia asik memejamkan matanya. "Emm hari ini dia masuk agak siang" ucap Lera.

Farhan mengangguk-anggukkan kepalanya. Kemudian tiga sahabat dengan lambang sehidup semati itu saling bertukar cerita. Entah menceritakan kegiatan di fakultas masing-masing, atau menceritakan bagaimana rasa sepi yang Eva rasakan karna Lera akan lulus lebih cepat.

Hingga beberapa menit kemudian, Dito menjadikan bahu Lera sebagai penopang dagunya. Matanya yang masih menahan kantuk kini menatap Eva dan Farhan secara bergantian.

"Hari ini hujan ngga ya Ra?" tanya Dito tiba-tiba pada Lera.

"Umm? Kayanya engga, soalnya cerah banget pagi ini. Tapi ngga tau kalo nanti sore ujan" sahut Lera.

Dito manggut-manggut, ia kembali menatap Eva dan Farhan. "Kalian mau denger cerita saya ngga?" tanya Dito pada Eva dan Farhan.

Keduanya menyerngit. "Cerita? Cerita apa pak?" tanya Eva.

Dito bersemirk, ia mengurai pelukannya. Kemudian tangannya beralih menyingkirkan anak rambut Lera yang menjuntai. "Mau denger juga ngga Ra?"

Lera mengangkat sebelah alisnya. "Jadi gini..."

Jodohku Polgan [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang