#24 Warm

245 62 7
                                    

"Dia Yena, Choi Yena. Dia sepupuku."

Tzuyu menggaruk tengkuknya sebab merasa begitu bodoh. Bagaimana tidak? Ia marah dengan alasan tak jelas. Lalu, ia juga memilih tak mempercayai ucapan Hyeri. Padahal, sang asisten sudah mengatakan berkali-kali, Jungkook memiliki sepupu perempuan. Namun, ia malah keras kepala, mengatakan jika gadis yang bersama Jungkook malam itu bukan Yena.

Gadis dengan poni dan rambut diikat satu itu tersenyum. Ia mengulurkan tangan untuk kemudian memperkenalkan diri. "Aku Yena. Senang bertemu denganmu."

"Aku juga senang bertemu denganmu. Kau mau menerimaku sebagai kakak ipar 'kan? Atau mungkin ... Adik ipar? Aku memberitahumu lebih awal agar kau tidak terkejut."

Jungkook yang tengah minum, segera tersedak. Pasalnya, mulut Tzuyu seperti tak punya filter dan akan bicara sesuka hati. Bahkan, tanpa rasa malu Tzuyu meminta restu pada Yena.

Astaga ... Mulutnya sungguh tidak bisa diprediksi akan mengeluarkan kalimat apa.

Yena terkekeh setelah mendengar kalimat yang keluar dari Tzuyu. Namun, ia akui Tzuyu adalah gadis pertama yang berani mengatakan hal seperti itu. Biasanya, gadis-gadis yang mengejar Jungkook, hanya berani mendekatinya di luar. Bukan terang-terangan seperti Tzuyu. Tetapi, ia tahu Tzuyu yang sebenarnya. Ia takut kisah cinta mereka berdua justru berujung tragis karena perbedaan yang ada. Meski begitu, ia berharap semuanya akan baik-baik saja.

"Kau pandai bergurau ternyata."

Tzuyu memasang wajah serius. "Itu sungguhan."

Jungkook menahan tawa saat mendengar jawaban Tzuyu. Ia sudah menduga Tzuyu akan menjawab demikian. Apalagi, Tzuyu bisa terang-terangan menyatakan perasaan padanya secara langsung. Padahal, biasanya para gadis akan malu-malu. Namun, Tzuyu justru terang-terangan mengatakannya.

"Aku senang karena ada yang ikut merayakannya."

"Sebentar lagi aku akan jadi bagian dari keluarga kalian. Jadi, aku sedang berlatih," jelas Tzuyu. Ia membuka tutup mika dari kue yang ia beli. "Aku membelinya. Jujur, awalnya bukan untukmu, tapi karena kau calon adik ipar, aku akan memberikannya. Boleh aku menukarnya dengan Jungkook Oppa?"

"Tzuyu-ssi, kau sungguh lucu." Yena sungguh tak bisa menahan tawa. Bukan apa-apa, gadis itu benar-benar tak ragu mengatakan hal apa pun. Termasuk dengan santai mengatakan hal-hal yang bisa dibilang cukup memalukan untuk dikatakan.

"Aku tidak sedang bergurau. Itu kenyataannya. Aku ini cukup ... Realistis."

"Tzuyu-ssi, lebih baik kau makan saja dibanding terus bicara," ujar Jungkook.

"Apa gunanya Tuhan menciptakan mulut jika tidak digunakan? Aku memanfaatkan pemberian Tuhan dengan baik." Tzuyu bicara sembari membalik piringnya. Lalu, dengan mandiri memotong kue dan meletakkannya. Ia seolah lupa jika beberapa saat lalu ia mengatakan akan memberikan kue itu pada Yena. Namun, kali ini ia justru berniat menikmatinya sendirian.

"Bukankah kau baru saja memberikannya?"

"Yena, aku sudah sangat lapar. Jadi ... Tidak apa-apa 'kan?" cicit Tzuyu. Bahkan, suara keroncongan perutnya juga terdengar setelah ia bertanya. "Maaf, cacing di perutku memang selalu melakukan paduan suara jika tidak ada makanan."

Tzuyu mengatakannya dengan wajah datar. Padahal, Yena juga Jungkook sudah tak bisa lagi menahan tawanya karena tingkah gadis itu.

Tzuyu-ya, kau menghidupkan suasana rumah ini, sungguh. Rasanya begitu hangat.

💎💎💎

Seohyun memperhatikan penampilan Tzuyu dari ujung rambut hingga ujung kaki. Ia meringis kemudian memutar tubuh puterinya yang justru memasang senyum sumringah. "Tzuyu, apa kau menyebutnya sebagai pakaian?"

Tzuyu memutar malas matanya sembari mengikat rambutnya. Ia merasa pakaiannya tak salah. Ia menggunakan hoodie dan celana olahraga. Apa yang salah? Lagi pula, hari ini ia akan olahraga dengan anak-anak. Lalu, ia akan membantu Jungkook berkebun. "Apa salahnya menggunakan ini?"

Seohyun memijat pelan pelipisnya. Selama ini Tzuyu selalu tampil modis. Namun, kali ini ia merasa selera berpakaian puterinya malah memburuk. "Cepat ganti! Astaga, Eomma terlalu sibuk sampai lupa membawamu ke acara peragaan busana. Apa kita harus berbelanja?"

Tzuyu berdecak. Lagi, sang ibu begitu menuntut kesempurnaan dari apa pun yang ada dalam dirinya. Ia ingin sekali protes. Namun, ia sangat menyayangi ibunya. Ia sudah membentak sang ibu karena perjodohan itu. Sekarang ia tak mau menyakiti hati ibunya lagi.

"Tzuyu ... Kau mendengar Eomma?"

"Iya, aku akan menggantinya." Dengan malas Tzuyu kembali menaiki anak tangga. Ia lupa jika di hadapan ibunya, ia harus sesempurna mungkin sebagai pewaris tunggal seluruh harta yang dimiliki keluarga Chou. Namun, Tzuyu merasa jika ia lebih nyaman berada di tengah anak-anak itu, tertawa dengan alasan sederhana, dan tak memikirkan soal perbedaan kasta yang ada di antara mereka.

Tzuyu tahu, sekeras apa pun ia menutupi fakta, orang-orang bisa dengan mudah mengenalinya. Apalagi, tak jarang ia masuk dalam portal berita online atas pencapaiannya. Namun, Tzuyu merasa tinggal di istana mewah itu membuatnya begitu kesepian. Ia hanya bisa bertukar pikiran dengan Hyeri.

Tzuyu meraih kemeja serta rok rempel selutut. Ia akan kembali menjadi Chou Tzuyu untuk sementara dan berubah begitu menginjakkan kaki ke permukiman itu. Namun, ia segera menghentikan langkah saat ponselnya berdering. Ia mengerutkan dahi saat nama Jisoo muncul.

"Ada apa, Eonni?"

"Tzuyu-ya, mianhae, kita tidak jadi berolahraga. Aku mendadak dapat telepon untuk les privat. Tidak apa-apa 'kan?"

Tzuyu menghela napas. Padahal, ia sudah sangat bersemangat karena yakin akan bermain banyak permainan tradisional yang tak pernah ia mainkan. Namun, ia harus menelan semua keinginannya karena Jisoo harus pergi.

"Jika mau, kau bisa mengajak mereka."

"Aku tidak tahu permainan tradisional, Eonni."

Dari seberang sana terdengar kekehan. Jisoo lupa jika Tzuyu memang tak pernah tahu soal permainan tradisional. "Baiklah, aku akan meminta Jungkook menemanimu. Dia pasti tahu permainan-perminan tradisional."

"Sungguh?"

"Iya, aku akan bicara dengannya."

"Baiklah."

Tzuyu melompat kegirangan. Pasalnya, dengan begini ia bisa lebih dekat dengan Jungkook. Setelah beberapa hari mereka jauh karena kesalah pahaman, Tzuyu akan memulai lagi perjuangannya. Ia anggap, jarak yang terjadi kemarin adalah bentuk istirahat untuknya.

Hyeri melipat tangan dengan wajah dingin. "Benar 'kan? Tzuyu, inilah sisi burukmu. Kau mudah percaya."

Tzuyu memutar malas matanya. "Jangan mengajakku berdebat. Aku sudah terlambat. Lagi pula, aku memang merasa Yena yang di foto dengan Yena yang kutemui kemarin berbeda."

"Waktumu tinggal empat hari. Ada kemajuan?"

Tzuyu tersenyum kemudian mengangguk. Memang tidak bisa menjadi kepastian jika lelaki itu mulai membuka hati. Namun, sekarang Jungkook terasa lebih hangat. Bahkan, tak ragu untuk tersenyum atau tertawa di hadapannya. Bagi Tzuyu, itu sudah lebih dari cukup.

"Ada atau tidak?"

"Sedikit. Aku akan menggunakan waktu yang tersisa dengan baik. Eonni percaya padaku 'kan? Lagi pula, aku tidak mau menikah dengan Seungho Oppa. Jadi, aku akan melakukan apa pun agar tidak perlu menerima perjodohan itu."

Tapi, Tzuyu, mungkin jika kau bersama Jungkook, akan ada masalah lain yang muncul.


💎💎💎💎💎

19 Okt 2021

Can I Love You? [End]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang