Mobil Suho berhenti tepat di depan rumah sederhana milik Irene. Dikepalanya banyak sekali pertanyaan yang sangat ingin ia lontarkan pada wanita ini. Apakah selama ini Irene bahagia?
"Makasih, Mas Suho." Irene melepaskan seatbelt nya, dan hendak membuka pintu mobil tanpa menoleh sedikitpun pada pria di sampingnya.
Irene turun, diikuti Suho yang ikutan turun dan menghampiri wanita itu.
Tangan Suho terulur menggenggam lengan Irene, membuat wanita itu berbalik menghadap wajah Suho.
Suho mengelus puncak kepala Irene lembut.
Mereka sama-sama terdiam dalam keheningan malam ini. Netra keduanya saling beradu tatap, wangi petrikor yang menusuk hidung mereka masing-masing menjadi saksi bahwa cinta mereka belum usai namun tidak dengan hubungan.
"Jangan tinggalkan saya lagi, Irene."
"Kita sudah selesai, Mas."
Satu pelukan keduanya, sukses menumpahkan segala kerinduan yang menghantui mereka selama ini.
Suho bergeming sesaat.
Irene tak melontarkan sepatah katapun setelah itu. Kakinya membawanya masuk kedalam rumah, tanpa sedikit menoleh kebelakang.
🍉🍉🍉🍉🍉
Yeri terbangun dan mengerjapkan matanya. Dia baru ingat kalau sekarang Yeri ada di apartemen Yuta. Gadis itu langsung beranjak dari tidurnya dan berniat untuk mandi. Mandinya 5 menit doang, tapi bengongnya setengah jam. Dari luar kamar mandi Yuta udah gedor-gedor pintu. Maklum, kamar mandinya cuma ada satu.
Setelah membersihkan badannya dan meminjam setelan kaos milik Yuta, dia berjalan menuju dapur. Membuka kulkas, dan menemukan banyak bahan makanan. Ada sayuran, ikan, daging, padahal disini Yuta tinggal sendiri gak perlu stok bahan mentah sebanyak ini.
Yeri mengambil 2 butir telur dan beberapa sayuran, yang akan dibuatkan omelet untuk sarapan mereka berdua.
Padahal Yeri udah mandi, tapi masih aja ngantuk. Ya karena, pas malem dia gak bisa tidur, banyak pertanyaan yang muncul diotaknya tentang Ayahnya dan Bunda Irene.
"Masak apa?" tanya Yuta datang sambio mengeringkan rambutnya.
"Omelet." Singkat Yeri.
"Gak sekolah lo?"
"Males ah, sehari aja bolos boleh kali."
"Serah, yang bego elu!"
Yeri mendengus sebal.
"Eh Yer, tadi Om Suho nelpon gue."
"Apa katanya?"
"Jagain Yeri. Padahal lo udah gede ya kan, ngapain harus gue jagain segala sih."
Yeri meletakkan sepiring nasi goreng diatas meja. "Dahlah makan dulu,"
"Berdua nih?"
"Hemat cucian." Ujarnya sambil memberikan sendok pada Yuta.
Hening sesaat, mereka menyantap sarapan.
"Kira-kira Om Suho sama Mbak Irene ada hubungan apa ya?"
Yeri menghentikan aktivitasnya dan mengangkat bahu tanda ia tidak tahu.
"Atau jangan-jangan Mbak Irene itu cinta pertama ayah lo,"
"Ya baguslah." Singkat Yeri.
"Lo pilih Tante Jes atau Mbak Irene?"
"Masih aja nanya, gue pilih bunda Irene lah."
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDZONE || Markri ✔️
Hayran KurguMark yang menyimpan rasa pada sahabatnya sendiri.