8. Kenyamanan

4.2K 298 7
                                    

            “Haah, aku pikir ya, semakin banyak orang maka beban semakin berkurang. Ternyata sama saja,” ujar Jeonghan, ketika ia selesai membereskan ruang tengah. Ia melirik laki-laki yang duduk kaku di single sofa, menunduk. Ia mendengus pelan dan bergegas pergi dari sana.

            Manik Yang Yang memandang kaki Jeonghan yang melangkah pergi, hingga laki-laki cantik itu menghilang di balik dinding. Tangannya mengusap pelan perutnya. Meski Jeonghan berujar menggunakan bahasa Korea, ia bisa menangkap maksud yang ingin di sampaikan laki-laki itu. Entah ia harus bersyukur atau tidak karena sebelum kemari, ia sudah belajar bahasa Korea terlebih dahulu—meski pemahamannya masih pemula.

            Jeonghan tidak menyukai eksistensinya di sana.

            Matanya melirik ke sana ke mari, berharap ada sesuatu yang bisa ia kerjakan agar tidak terlalu merepotkan. Juga, memastikan agar Seungcheol tidak ada di sekitarnya. Laki-laki itu tidak mengijinkannya melakukan banyak kegiatan.

            Pelan-pelan ia bangkit dari duduknya dan berjalan menuju dapur. Tersenyum tipis saat melihat Mingyu dan Seokmin sedang menyiapkan makan malam.

            “Boleh aku membantu?”

            Mingyu dan Seokmin spontan menoleh, terkejut saat menemukan kakak ipar di sana. Masalahnya Yang Yang barusan berbicara menggunakan bahasa Korea.

            “Eoh, Yang-Ge, kamu ingin membantu?” tanya Seokmin.

            “Apa Seungcheol hyung mengijinkan?” tambah Mingyu.

            Yang Yang tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Berbohong. Lagi pula sejak siang laki-laki itu pergi entah ke mana. Mungkin sedang ada jadwal individu.

***

            Berkumpul di antara member seventeen tanpa ada Seungcheol di sana, benar-benar membuat Yang Yang merasa tidak nyaman. Bukannya ia manja atau ingin terus menempel pada suaminya, bukan, namun Seungcheol adalah satu-satunya orang ia percayai di sana.

            “Kenapa dia pergi lama sekali,” gumam Yang Yang, ia meletakkan ponselnya setelah berpikir beberapa saat bahwa mengirim pesan ke laki-laki itu terasa kekanakan. Bagaimanapun Seungcheol akan pulang. Bahkan jika bukan untuknya, ataupun anaknya, laki-laki itu akan pulang demi membernya.

            Matanya memandang langit-langit ruangan dengan kosong. “Kalau aku minta tinggal secara terpisah, apa Seungcheol mau ya?”

            Yang dimaksud oleh laki-laki china itu adalah, ia tidak ingin tinggal di dorm seventeen.

            Tok tok tok

            “Ya?” Yang Yang bangkit dan turun dari ranjang untuk membukakan pintu. Ia tersenyum saat melihat Wonwoo yang berdiri di sana. Dengan senang hati ia menyuruh Wonwoo untuk masuk.

            “Seungcheol hyung belum pulang?” tanya Wonwoo yang dijawab dengan gelengan. “Tumben rapatnya lama.”

            “Ada yang bisa kubantu?”

            Wonwoo tersenyum lucu mendengar Yang Yang berbicara dalam bahasa Korea. Ia dengan santai menarik kursi di depan meja komputer dan duduk berhadapan dengan sang kakak ipar yang duduk di ranjang. “Ge, kebanyakan drama yang kamu mainkan itu tentang game, seperti Love o2o, The Kings Avatar dan You Are My Glory. Di sana Gege jadi masternya. Itu Gege beneran jago main game, ya?”

Endless Love || Seungcheol x Yang YangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang