Domestic Moralui Drabble.

120 18 3
                                    

Rintik hujan membasahi perkarangan mansion Moriarty. Si bungsu menilik dari balik kaca jendela ruang kamarnya yang telah berembun. Kereta yang membawa kedua kakaknya tampaknya harus menghadapi hujan. Awan gelap dikala malam hari membuatnya sedikit takut, namun ia mencoba setenang mungkin. Louis menganggap dirinya telah dewasa, dan dia dapat ditinggal sendiri oleh kedua kakaknya.

Sambil menyesap teh panas untuk menghangatkan tubuh, ia mulai memilih diantara tumpukan buku yang ada di rak. Setelah memilih satu diantara banyaknya buku, Louis meletakkan tehnya yang masih hangat diatas nakas sebelah kasurnya.

Louis duduk bersandar di kasurnya, membaca buku sambil mendengarkan bunyi rintik hujan dan detik jarum jam yang saling bersahutan. Halaman ke halaman selanjutnya terus ia buka, semakin jauh ia membaca semakin asik ia rasa, tenggelam dalam tulisan yang tercurah di kertas putih itu.

“LOUIS!”

Suara itu mengagetkan Louis. Ia langsung melempar bukunya kepada pemilik suara yang sudah masuk kedalam kamarnya tanpa mengetuk pintu.

“Kok aku dilempar sih?!”

“Ngagetin!” Ketus Louis kesal.

Louis-pun melangkahkan kakinya turun dari kasur, meraih buku yang telah terjatuh setelah mendarat mulus dikepala pria jangkung dengan surai hitam pekat dengan nama Sebastian Moran itu. Louis kemudian menepuk-nepuk cover bukunya sambil melirik tajam ke arah Moran.

“Kenapa sih? Moodnya lagi gak bagus karena hujan ya? Hm?”

“Gak.. Bukunya jadi rusak”

“Kenapa kamu Cuma perduli sama buku? Kepala aku gak penting?”

“Enggak”

“Yakin? Nanti kalo kepala aku ketembak kamu jangan nangis ya?”

“…..”

“Iya iya sayang jangan makin ngambek”

Moran meraih tangan kekasihnya yang tampak makin kesal. Namun Louis langsung menepis tangan Moran lalu kembali duduk ke kasurnya, membuka bukunya dan tak memperdulikan Moran yang masih berdiri disana.

“Kenapa sih? Kamu sedih gak diajak pergi William sama Albert?”

Louis hanya menggelengkan kepalanya sambil terus asik membalik lembaran buku di tangannya. “Jadi kenapa??” tanya Moran lagi yang kemudian mendaratkan bokongnya ke kasur, duduk di depan Louis yang bersandar. “Berisik! Louis tuh lagi asik baca, terus kamu masuk pake acara teriak, aku kaget” “Oh… haha” Moran lantas langsung menarik tangan Louis, mendekap Louis di pelukannya, dan dengan lembut ia mengusap surai pirang keemasan Louis. “Maaf ya… haha, nanti diulangin lagi”

/BUG/

Louis langsung menyikut perut Moran hingga ia mengerang kesakitan.

I love You Game || Moralui  - Moran X Louis ||  Moriarty the Patriot || 16+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang