Busan. Kota pelabuhan terbesar di Korea. Aktivitas pelabuhan yang sangat padat, tak menjamin bahwa tak pernah ada penyelundupan di Kota ini. Beberapa, Hanya beberapa. Karena mereka percaya kota ini patuh aturan.Arena balapan yang besar ini terletak diantara Pantai Haeundae dan juga taman Dongbaek. Tak ada yang akan mengira bahwa di kota Busan yang indah ini terletak pusat balapan ilegal yang sangat terkenal.
Tertutup pohon-pohon dan juga dedaunan. Sangat rapat namun tak mengurangi cahaya yang memasukinya.
Tepat pada pukul satu tadi, peluru dilepaskan ke langit. Pertanda Balapan ini telah dimulai. Hampir tiga puluh menit berlalu saat ini.
Terhitung, Haechan dan juga Sanha sudah hampir menyelesaikan ke lima putarannya.
Ini cukup mudah untuk Haechan yang mungkin terbilang nekad, dirinya hanya pernah memakai motor beberapa kali, itu saja saat ia menjadi petugas delivery order. Dan ketika menggunakan motor kembali, dirinya malah harus mengalahkan seorang pembalap yang profesional.
Tapi, sejauh ini ia belum mengalami kesulitan sama sekali.
Beralih pada Sanha, entah dirinya terlalu percaya diri akan menang dari pemuda berkulit gelap ini atau memang dirinya akan menang itu membuatnya menjadi besar kepala. Namun sekarang, dirinya sedikit mengakui kehebatan dari pemuda satu ini, ia kewalahan mengimbangi kecepatan yang diberikan oleh Haechan.
Ayolah! Bagaimana bisa pemuda itu tak mengurangi kecepatan pada tikungan?! Itu-terlihat epic. Walau dirinya benci mengakui, tapi pemuda ini keren. Tetap saja. Ia tidak boleh kalah darinya!!
Tak akan pernah kalah dari siapapun, itu prinsipnya!
Tinggal melewati satu tikungan lagi, mereka akan mencapai garis finish. Motor milik Sanha sudah tertinggal beberapa km jauh darinya, entahlah dia tak peduli pada Sanha. Yang penting ia menyelesaikan tugasnya dengan benar dan ia akan mendapat imbalan yang setimpal dari si Huang menyebalkan itu.
Ciittt!!!!!
Haechan menghentikan motornya kala ia berhasil melewati garis finish, dirinya bisa mendengar suara sorakan dibalik helm nya.
Jaemin berlari kecil menghampirinya. "Luar biasa! Yak! Kau ini sebenarnya pembalap atau apa heh? Aku tak melihat kau mengurangi kecepatan sedari tadi."
Haechan melepas helm nya, ia merapihkan rambutnya. "28 menit pas. Aku sudah menduga ini akan selesai di menit ke dua puluh delapan."
"Yak! Bagaimana bisa kau mengendarai motor tanpa menurunkan kecepatan heh?! Kau curang!"
Haechan dan Jaemin sontak menoleh pada Sanha yang baru turun dari motornya, wajah pemuda itu terlihat memerah karena kesal. Haechan tersenyum. "Tak ada aturan tak boleh mengurangi kecepatan dalam balapan kan? Tindakan curang apa yang kulakukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Blood and Direction || Lee Haechan
Mystery / ThrillerYang ada dipikiranku hanyalah kemana aku melangkah, aku tak punya pertanyaan lain selain itu. Jadi jangan membuatku berfikir dengan menanyakan akan jadi apa aku kedepannya nanti, itu tak akan ada gunanya. Pulang untuk Pergi, dan Pergi untuk Pulang. ...