6

1K 226 112
                                    

Selamat malammmm.

Yang sebelumnya emang belum 100,tapi aku up karna merasa bersalah sama kalian.

Enjoyy



"Eomma, aku pulang" sapa Jennie membuka pintu rumahnya.

Ibu Jennie yang sedang berada di meja makan dengan secangkir kopi itu dengan cepat berjalan keluar. Memeluk anak kesayangannya itu dengan erat.

"Bagaimana kondisimu?"

"Aku baik baik saja, eomma tidak perlu khawatir." balas Jennie dengan cengirannya.

"Annyeonghaseyo eommonim." sapa Jaehyun begitu ibu Jennie menatapnya.

"Oh, annyeong. Kau ikut kemari?"

"Ne, aku minta maaf jika kehadiranku mengganggu."

"Ah, tidak." ujarnya mengibaskan tangan di depan wajah.

"Silahkan duduk dulu, kalian mau minum apa?"

"Tidak usah eommonim, tidak usah repot repot." jawab Jaehyun

"Santai saja, anggap aku sebagai ibumu sendiri. Kopi mau?"

"Ah ne, terimakasih."

Jennie yang melihat semua interaksi itu tersenyum tertahan. Dia berjalan dan mengambil duduk di sebelah Jaehyun.

"Kau gugup?"

"Of course, jika aku mengajakmu untuk bertemu dengan keluargaku, kamu pasti akan merasakan hal yang sama."

Jennie terkekeh kecil mendengarnya. Tak lama kemudian, ibu Jennie datang dengan secangkir kopi.

"Terimakasih, maaf sudah merepotkan." ujar Jaehyun.

"Tidak, tidak masalah."

"Bagaimana denganku?" protes Jennie

"Di kulkas ada banyak minuman kesukaanmu, ambil saja."

Jennie tersenyum lebar, dengan segara ia bangkit dari duduknya menuju area dapur. Meninggalkan Jaehyun dengan kegugupannya bersama sang ibu.

"Silahkan, diminum."

"Ne, terimakasih."

Ibu Jennie tersenyum tipis, beliau sangat memahami bagaimana perasaan Jaehyun saat ini. Perasaan yang ia alami saat masih muda.

"Boleh aku menanyakan sesuatu?"

"Tentu saja, tidak usah merasa sungkan." jawab Jaehyun memperbaiki posisi duduknya.

Ibu Jennie tersenyum hangat,"Boleh aku tau, kenapa kau memacari Jennie?"

Jaehyun terdiam sejenak tidak menyangka akan mendapatkan pertanyaan seperti itu,"Aku tidak tau pasti."

"Jennie bagaikan obat dan rumah bagiku. Di saat aku merasa lelah, sedih, dan down dia selalu ada di sana. Dengan senyum manisnya."

"Dia benar benar membuatku nyaman berada di sekitarnya. She treat me like a baby." jawab Jaehyun tersenyum sendiri.

"Mau bagaimanapun kami bertengkar, rumahku tetap di sana. Aku tidak bisa mampir ke rumah orang lain sebelum kembali. Ibaratnya, aku tidak bisa meninggalkan rumah dalam jangka waktu lama karna sedang memasak sesuatu." katanya lagi dengan sedikit kekehan di akhirnya.

"She is precious for me. Of course, she is more precious for you but, dia benar benar sangat berharga bagiku." tutupnya.

Ibu Jennie terdiam, dengan tenang dia mengulurkan tangannya untuk meraih kopinya sendiri.

RUNNING LOVE {II}✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang