Actioner • White Zone

18 0 0
                                    

Bedah Buku
"White Zone"
Karya Nortonclassic

Bedah Buku"White Zone"Karya Nortonclassic

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sinopsis

The Panca, kelompok yang isinya lima keluarga konglomerat terkaya di Indonesia ini berperan penting dalam tatanan politik dan ekonomi negara. Tenggara—kakak dari Asoka ternyata punya hubungan dan terpaksa ikut terlibat dengan The Panca, menjadikannya bertemu dengan Nala yang ternyata bukanlah orang biasa.

Review

1. Cerita ini menjanjikan, sumpah.

Baru satu chapter dan udah banyak hal kejadian di mana-mana, tapi pembawaannya gak tergesa-gesa. Kita juga diberikan pemaparan masa lalu Asoka dan Tenggara. Belum lagi kita ketemu tokoh unik yang benar-benar ikonik, Cipet yang ngondeknya bikin suasana jadi gak kerasa tegang-tegang banget meski chapter diawali dengan masa lalu yang membuat kepala saya bertanya-tanya. Kek... kita yang tadi fokus sama masa lalu Asoka pun langsung teralihkan ke si Cipet. Kemudian, kita juga dapat gambaran keseharian dan keadaan tokoh kita tanpa narasi, diungkapkan oleh karakter lain, dan itu bagus banget asli. Alur maju mundurnya lumayan natural, dari flashback di kepala Asoka yang sedang melamun itu termasuk sesuatu yang sering digunakan dalam cerita tapi eksekusinya cukup bagus.

Menariknya sih cerita ini tuh kalau gambar benar-benar diresapi, anda tidak bakal paham karakternya pada ngapain... karena semuanya itu pake show, gak sebatas tell. Gaya kepenulisannya lumayan mantap juga, nilai plus yang membuktikan mengapa ceritanya bisa terbawa dengan cukup baik.

Rasanya kek baca novel terjemahan dari luar negeri.... tapi penamaan karakternya dan berbagai unsur serta latar masih di indonesia, tapi pembawaan dan gaya penulisannya itu serasa baca novel terjemahan.

Karena baru baca di awal-awal bagian saja, aku sejauh ini belum menemukan banyak kekurangan dari cerita White Zone. Tapi mungkin karena awal-awal disuguhi banyak sekali karakter, aku menjadi bingung untuk menghafal siapa A, siapa B, ini dia ngapain. Tapi ini wajar, seiring berjalannya waktu juga bakal paham yakan~ Dan... Gak mungkin kan cerita 1 chapter cuman penuh 2 orang aja, dunia milik berdua? Haha, kecuali emang kek lagi scene dimana tidak ada siapapun selain dua orang yang sedang by one main basket malam-malam.

Duh jadi ngelantur, tapi emang, ini cerita cukup menarik buat jadi bahan bacaan yang menjurus berat dan mengajak berpikir. Bagi penggemar aksi + novel terjemahan luar, mungkin bakal merasa cocok sama cerita ini~

Semangat selalu Kak Ocee, semoga bisa terus sukses dalam menulis cerita ini dan yang lainnya, mudahan bisa lekas tamat juga ceritanya biar sekalian aku binge rea—ekhm hehehehe~

-Mez Actioner @mezzuo

2. Jujur sebenernya susah banget nyari kekurangan dalam cerita ini di part-part pertama.
Sumpah ini pembukaannya aja buat penasaran banget karena pembawaannya yang super menarik. Gaya bahasanya bagus dan penulisannya udah flawless menurutku. Saking bingungnya, sepertinya aku Cuma bakal komentar ke bagian pembukaan yang ditulis menggunakan bahasa Inggris, disitu terdapat kesalahan tapi enggak banyak kok. Sisanya udah kece abis, semangat terus!!

-Hana Actioner @HanaHaggerty

3. Dari segi penulisan, Cerita ini sangat mudah di pahami untuk pembaca, penulisannya rapi.
Cerita ini sangat menarik, karena menyajikan suatu teka teki di awalnya yang sulit untuk ditebak. Menurut saya pribadi, saya kurang mendapatkan rasa dari cerita in. Mungkin karena saya baru membaca beberapa part. Dan ada beberapa kejadian yang membuat saya bingung, mungkin itu saja dari saya apabila ada salah nya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Sekian dan Terima kasih.
-May Actioner @MayRodhifah

4. EYD yang digunakan pada dua bab awal ini tidak ada kesalahan apapun.
Penggunaan tanda miring pada kata asing pun juga benar. Bahasa yang digunakan pada cerita ini dominannya bahasa baku.
Pada bagian prolog, menceritakan Nala dan Ibunya di sebuah latar waktu September 2002. Namun, di bagian bab 1 menceritakan tentang Asoka dan menyinggung sedikit tentang ketidaktahuan Asoka pada pekerjaan kakaknya. Bisa dibilang nantinya Kakak Asoka – Tenggara – memiliki sebuah hubungan dengan The Panca. Mungkin apabila pembaca hanya membaca dua bab awal seperti saya, pasti akan kebingungan.
Cerita ini menceritakan dengan alur yang tidak terlalu terburu – buru sehingga membuat pembaca memiliki waktu untuk memahami setiap kejadiannya. Narasi yang dominan digunakan membuat pembaca lebih paham tentang alur dari cerita ini. Alur cerita yang digunakan serta pemilihan temanya bisa dibilang out of the box dan jarang sekali digunakan penulis.

Pada bagian awal, tidak terlalu menceritakan The Panca secara gamblang. Pembaca diajak untuk menikmati alur, menebak apa yang akan terjadi, dan hal apa yang akan berkesinambungan di bab berikutnya. Satu kata untuk cerita ini yakni keren! Walaupun bahasanya harus dipahami berulang – ulang, cerita ini tetap membuat pembaca ketagihan.
Mungkin segitu aja reviewnya, hehe. Maaf jika ada kesalahan dalam mereview! Thank u!
-Tiara Actioner @taranaw

Salam manis,
Tim Actioner

Recensio BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang