5. Sebuah Hadiah Kehancuran Dari AFO

40 11 13
                                    

Besok paginya, mereka memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Dengan tambahan Midoriya dan Eren tentunya.

"Lu yakin bakal ikut, Titan-san?" Tanya Hinata gak ada akhlak.

"Iya cebol," setelah di katai begitu, Hinata langsung ngamuk.

"Yeu! Dasar Titan penghancur dunia!"

"Cebol Oren!" Balas Eren.

Dua otoko itu terus menerus berantem. Perjalanan itu di warnai dengan keberisikan mereka berdua.

Midoriya menatap Hinata sembari memegang buku 'Shueisha'. Dia sedang membaca buku tentang asal muasal dari negeri yang mereka tinggali saat ini.

"Kabarnya Shueisha dibuat oleh seorang penyihir yang bernama Yami," celetuk Kageyama tiba-tiba.

"Masa sih?"

"Lah, lu gak baca bagian 'pendahulu Shueisha'?" Midoriya tertawa. Pasalnya dia belum baca bab itu karena halamannya sempat gak di buka alias terselip. Midoriya ini adalah jenis anak yang kalau baca buku harus di longkap-longkap.

Pemuda bersurai hijau itu langsung membuka halaman judul yang di beri tahu Kageyama. Ternyata benar, dia kelupaan.

"Aish. Bener-bener ya,"

Hinata dan Eren malah ketiduran di atas kuda. Untungnya di giring sama Midoriya. Kalau nggak, bisa habis itu berdua.

"Yah, yang mau berpetualang malah tidur di atas kuda," Kageyama menatap Hinata datar. Bagaimana tidak, yang ngajak malah tidur. Padahal baru sekitar jam 9 kalau di zaman modern.

🏰

"Hinata ..."

Di dalam mimpi, Hinata bertemu dengan burung mitologi yang sering di sebut dengan Phoenix.

"Kau siapa?" desah Hinata.

Burung api itu mendekati tubuh Hinata. Lalu mengucapkan beberapa kata yang membuat Hinata terheran-heran.

"Aku adalah keberanianmu sejak dulu. Namaku Phoenix. Batu merah yang kau pegang itu adalah sumber kekuatan mu," jelas burung api itu.

"Batu merah?" Hinata mencoba mengingat, "ah, yang dikasih si Bokuto itu gak sih?"

"Kau benar. Bokuto sebenarnya adalah tangan kanan Kuroko Tetsuya, seorang pertapa dari gunung Seirin."

"Baiklah, ini baru perjalanan mu yang sesungguhnya. Nikmati dengan senang ya!" Burung itu kemudian menyelimuti tubuh Hinata sehingga pemuda bersurai oranye itu tidak melihat apa-apa dan hanya menutup matanya.

🏰

"Hin. Bangun Hin. Udah sampai ini," panggil seseorang.

Hinata membuka perlahan matanya, "dimana aku?" Tanyanya yang masih setengah sadar.

"Ini di kerajaan UA. Tempat asalku," jawab suara tersebut yang ternyata adalah Midoriya.

"Udah nyampe?! Cepet amat!"

"LU KAN TADI MOLOR DASAR JERUK CEBOL!" sarkas Kageyama.

Hinata menatap Kageyama tidak suka. Kemudian ia memutuskan untuk turun dari kudanya Midoriya. Eren juga melakukan hal yang sama.

Mereka sampai di Kerajaan di mana Midoriya tinggal. Cukup tenang, namun banyak warga yang memiliki quirk aneh. Misalkan saja, manipulasi bangunan.

The Shounen Quest (ALTERNATE UNIVERSE: The Crossover Academia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang