#34 Poin Plus

224 56 15
                                    

Bukan sebuah butik mahal atau toko di pusat perbelanjaan. Namun, tempat itu sudah cukup untuk keduanya menciptakan momen manis sembari memilih pakaian yang cocok. Tzuyu sangat tahu, Jungkook akan protes jika diajak ke butik langganannya. Itu sebabnya, ia membiarkan Jungkook memilih tokonya sendiri. Lagi pula, tidak ada salahnya memakai jas dari toko yang lelaki itu pilih.

"Jangan warna ini." Tzuyu meletakkan kembali jas biru yang Jungkook pilih. Ia lantas meraih jas lain dengan warna cokelat lalu memastikan cocok atau tidak pada lelaki itu. Ia kemudian tersenyum sebab menurutnya, warna apa pun akan cocok untuk Jungkook. "Kita pilih warna ini."

Jungkook mengerutkan dahi. Sebab, Tzuyu mengatakan ia bisa memilih warna apa pun. Namun, ujung-ujungnya tetap gadis itu yang memutuskan.

Mengerti akan tatapan Jungkook, Tzuyu segera memasang senyum sebelum mendapat ocehan.

"Warna bajuku seperti itu. Akan bagus jika warnanya sama. Sajangnim, daepyonim." Tzuyu menunjuk dirinya lalu Jungkook. Kemudian, ia terkekeh dan membuat lelaki irit senyum itu ikut tertawa. Di mata orang lain, Jungkook memang terkesan dingin dan irit bicara. Namun, lain hal saat ia bersama Tzuyu. Jika ia tetap seperti itu, Tzuyu akan protes dan marah lagi.

"Tzuyu ...."

"Ucapan adalah do'a. Aku sebenarnya tidak mempermasalahkan apa pekerjaanmu, tapi karena kau terus mengatakan tidak pantas, bagaimana jika aku membuat kau pantas? Dengan mengatakan seperti tadi misalnya." Tzuyu merogoh sakunya sembari bertanya harga dari jas itu. Ia takkan membiarkan Jungkook menggunakan uangnya lagi meski terkadang, lelaki itu akan mengatakan jika seharusnya pria yang membayar. Namun, bagi Tzuyu tidak seperti itu. Selama ia bisa, ia akan membayar apa pun.

"Kamsahamnida." Tzuyu membungkukan tubuh. Ia lantas menarik tangan lelaki itu sebelum melakukan protes. Lagi pula, ia tidak pernah menghitung saldo dalam rekeningnya. Memberikannya sedikit tidak akan membuat ia langsung bangkrut.

"Tzuyu, jangan melakukannya lagi."

Tzuyu melepas genggaman tangannya lalu memilih berjalan mundur agar bisa menatap Jungkook. "Saat dapat gaji pertamamu nanti, kau bisa membayarnya jika mau."

Tzuyu tahu, harga diri Jungkook sebagai seorang pria sejati pasti terluka karena ia terus-menerus membayar banyak hal. Berbeda dari pria yang sebelumnya pernah berkencan dengannya. Bahkan, dengan senang hati mereka menghabiskan uangnya saat Tzuyu memberikan pin dari ATM-nya. Sementara Jungkook, lelaki itu bahkan tidak mau menggunakan uang Tzuyu meski sang kekasih menuliskan semua pin rekeningnya di ponsel Jungkook.

Inilah nilai plus dari Jeon kesayanganku.

"Aku ingin tteobboki, tapi buatanmu. Boleh 'kan?"

Jungkook lebih dulu menatap arlojinya. Ia lantas menggeleng saat jam menunjukkan pukul 5 sore yang artinya Tzuyu harus segera pulang sesuai perjanjian. Namun, ia malah tak tega saat Tzuyu memasang wajah sedihnya. "Aku akan membuatkannya dan mengantarnya ke rumahmu."

"Aku lebih suka melihatmu memasaknya."

"Saat libur, kau bisa melihatku memasak, tapi kali ini tidak bisa. Aku janji akan mengantarnya." Jungkook mengulurkan tangannya. Namun, Tzuyu justru terus menatapnya. "Aku janji, Tzuyu."

"Baiklah. Saat libur."

Jungkook tersenyum lalu mengacak pucuk kepala gadis itu, membuat Tzuyu seketika tersenyum malu lalu memberikan kecupan manis di pipinya. Segera ia berlari saat sang kekasih justru masih terdiam seolah itu kali pertama Tzuyu menciumnya.

Dia memang tidak bisa diprediksi.

💎💎💎

Hyeri meletakkan mangkuk dengan tteobboki hangat di dalamnya. Ia nampak sudah lelah menjadi kurir untuk pasangan yang tengah mabuk cinta itu. Bahkan, ia pernah menembus derasnya hujan hanya untuk membawakan kepiting saus.

"Ini untuk Eonni." Tzuyu memberikan mangkuk lain pada Hyeri sembari tersenyum. "Pacarku juga perhatian padamu."

Hyeri berdecih meski tetap menerimanya. "Baru kali ini. Catat, Tzuyu, baru kali ini."

Tzuyu terkekeh. Ia tahu, Hyeri mungkin kesal karena kini pekerjaannya bertambah. Namun, bukankah semuanya setara? Tzuyu sudah menaikkan gaji Hyeri sebanyak 2 kali lipat. Itu belum termasuk uang yang lain-lain atau biaya tambahan seperti menjadi kurir.

"Eum ... Ini enak. Sangat enak." Tzuyu sebenarnya cukup malu karena kemampuan Jungkook dalam hal memasak cukup luar biasa. Namun, baginya itu tak jadi masalah. Jika Jungkook pandai memasak, maka ia pandai mencari uang. Jadi, mereka saling melengkapi, bukan?

"Ah ya, besok akan banyak kolega Ayahmu yang datang. Jangan abaikan mereka."

"Iya ... Aku mengerti soal itu. Aku akan menemui mereka semua dengan Jungkook Oppa. Kau sudah meletakkan papan namaku dan papan namanya 'kan?"

Hyeri membulatkan mata saat rasa pedas serta asam itu terasa di lidahnya. Ia akui, tteobboki yang Jungkook buat cukup mirip dengan rasa tteobboki yang ada di pasar-pasar. Malah, ini lebih enak. "Kau benar, ini sangat enak."

"Kau belum menjawab pertanyaanku."

"Papan namanya sudah ku letakkan di ruanganmu dan ruangannya. Kau ... Hanya memberikan posisi itu 'kan?"

"Dan saham lima puluh persen."

Jawaban Tzuyu tentu membuat Hyeri tersedak. Sebelumnya, ia cukup tenang karena Tzuyu tak membuat lelaki itu menguras rekeningnya. Namun, yang terjadi saat ini menurutnya begitu parah.

"Hanya setengah. Jadi, setengahnya atas namaku dan setengahnya atas nama Jungkook Oppa. Apa salahnya? Aku akan menikah dengannya."

Hyeri memijat pelan pelipisnya. Itu memang bukan uangnya. Namun, jika nyonya dan tuan Chou bertanya, jawaban apa yang harus ia berikan? Mana mungkin ia mengatakan jika Tzuyu memberikan setengah sahamnya pada Jungkook. Ia juga takkan mungkin berbohong dan menutupinya.

"Tzuyu, kita berdua bisa dalam masalah."

Tzuyu tersenyum. Dengan santai ia meletakkan telunjuk di atas bibirnya. "Eonni, selama tidak ada yang tahu, semuanya akan baik-baik saja. Tolong rahasiakan ini. Aku belum mengenalkan Jungkook Oppa ke keluargaku."

Baiklah, bukan Tzuyu jika tidak membuat masalah.

Hyeri sudah berusaha keras agar rencana terselubung Tzuyu membangun sebuah yayasan tidak terbongkar sampai acara peresmian. Namun, Tzuyu sudah menambah masalah dengan mendaftarkan setengah saham yang ia miliki atas nama Jungkook yang bahkan belum tentu memang menikah dengannya.

"Tenanglah, ini tidak akan bocor pada orang tuaku."

"Aku sudah mengatakannya dari awal, bukan? Jangan berikan apa pun pada kekasihmu."

Tzuyu tersenyum. Menurutnya, Jungkook berbeda dari para mantan kekasihnya. Itu sebabnya, ia tak memberitahu Jungkook soal posisinya di yayasannya termasuk soal saham itu. Lagi pula, baginya tak ada salahnya mendaftarkan saham atas nama Jungkook. Lelaki itu akan menyimpannya dengan baik.

"Kau masih bisa tersenyum saat kepalaku sakit?"

"Eonni, sayangku berbeda dari yang lain. Dia bahkan menulis setiap hal yang kubayar dengan uangku dan mengatakan akan membayarnya. Dia tidak memedulikan harta yang kupunya." Tzuyu menghela napas kemudian tersenyum sebagai jeda. "Dia ingin ... Setiap hal yang kuinginkan, dibayar oleh uang hasil kerja kerasnya. Bukankah dia sangat manis?"

Hyeri meringis saat gadis itu mulai salah tingkah lagi. "Ya ya ya, anggap saja dia memang manis, tapi kau tahu? Mungkin itu hanya bentuk kesan pertama yang ingin dia tunjukkan padamu."

"Tolong hilangkan kebiasaan menjatuhkan khayalanku itu, Eonni."




💎💎💎💎💎

23 Okt 2021

Can I Love You? [End]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang