Cuplikan mulmed di atas mungkin bisa mewakili part ini.
☄️☄️Sebaik apa pun Yusra di mata Ardan, tetap saja hal itu tidak akan sama di mata Faye atau Panji. Karena menurut Panji, Yusra telah merenggut semua kebahagian yang mulai damai, hingga perlahan kembali panas dengan perselisihan.
Jika memori ingatan diputar kembali, ada bercak noda seperti benang kusut yang sulit diperbaiki. Bercak yang sama, seperti saat sebelum Ardan lahir. Ketidak percayaan yang lagi-lagi menjadi perdebatan antara dua orang. Bagi Aries Yusra dan Alsha sangatlah berbeda, tetapi rasa nyaman yang sesungguhnya hanya ada pada Alsha. Wanita yang dulu pernah digugat, namun berhasil rujuk karena satu alasan dengan kesempatan.
"Gis, tolong lihat gue sebentar aja, kita ngobrol baik-baik sama Bang Panji soal keputusan Lo ini," ucap Pitter. Sejak tahu kalau Yola masuk rumah sakit, Ardan merasa kalau kekacauan yang terjadi di hari itu adalah atas kesalahannya. Bahkan Faye yang masih di rumah sakit pun, ia berpikir itu karena ulahnya.
Ardan menunduk, cowok itu tidak bisa mendengar hal buruk terjadi dengan saudara-saudaranya.
"Gue mau bilang apa? Mereka semua dapat masalah terus-terusan karena gue masih di sana. Gue nggak mau jadi parasit Pit, nggak mau. Gue nggak pernah mau dilahirkan kalau akhirnya Papa gue sendiri nggak pernah mau nerima keberadaan gue. Jangankan deket, bahkan dari sebelum gue lahir pun, gue nggak pernah punya tempat di hati Papa, gue siapa? Gue bisa apa? Gue nggak bisa jadi apa yang Papa mau," katanya. Tetes air mata yang coba dipertahankannya perlahan mulai turun.
"Lo lupa? Nggak perlu jadi orang lain, cukup jadi diri sendiri aja. Kalau jarak emang jadi masalah, kenapa Lo harus mikirin orang yang nggak mikirin Lo sama sekali, Gis? Ingat, ya. Gue, Mama, sama Papa gue nggak pernah tuh ngeluh kalau Lo lagi nginep berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan Lo nggak mau pulang aja, gue sama keluarga gue nggak pernah ngerasa keberatan. Asal Lo tahu, gue sama papa dan mama gue, nggak pernah sedikit pun ngerasa direpotin. Justru kita seneng kalau Lo ada di rumah, rumah jadi keliatan ramai, padahal penghuninya cuma secuil."
Ardan mendongak, ia tidak mengerti tentang pola pikir Pitter, sejak kecil hingga sekarang lelaki yang berlutut di depannya masih tetap sama. Tak pernah mengeluh jika dirinya sudah banyak merepotkan orang lain.
"Liat gue sekarang, apa pernah gue bilang gue capek? Sejak hari itu, gue nggak pernah bilang kalau gue capek ngurusin Lo. Ditambah Faye, dan bentar lagi Abang Lo punya anak, gue seneng kita bisa sedeket sekarang walau gue tahu kita nggak punya hubungan darah. Lo orang yang kuat Gis, sejauh ini Lo masih tetap jadi Algis yang gue kenal. Orang tahu kalau Lo Ardan, tapi buat gue, Lo tetap Algis kecil yang manja."
Ardan terkekeh, kemudian menyentil kening Pitter karena telah mengatai dirinya manja. Sejak kapan Ardan manja? Ia hanya memiliki prinsip yang sederhana, yang pertama; dirinya hanya akan meminta jika dia ingin. Yang kedua; ia akan ngambek seharian jika ditinggalkan sendirian.
"Nah, gitu dong senyum. Ya, walau ada korban tindak kekerasan dikit, tapi nggak masalah," keluh Pitter. Ardan tertawa, sebelum anak itu mengutarakan sedikit perasaan gelisah yang datang tiba-tiba.
"Lebay! Mana ada korban mukanya jelek kayak lo?" Protes Ardan yang selalu membuat Pitter kesal.
"Gis, jangan mulai cari gara-gara. Biar jelek gue punya gebetan manis, Lo nggak tahu aja," ucap Pitter. Ardan hanya mencemingkan matanya, mencari kebenaran yang coba ia selidiki dari Pitter. Ardan memang tidak menemukan kebohongan di sana, hanya saja ia ingin membuat Pitter kesal.
"Belekan dih! Jorok!"
"Eh, masa ? Ah bohong Lo!"
Dengan panik Pitter langsung membersihkan matanya, mengetahui Ardan sedang mengerjai dirinya, ia pun mencubit pipi Ardan dengan begitu gemas, sampai si pemilik mengaduh kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANCHOR ✅
Genç Kurgu(Revisi) Faye Orion Ardanu. Si Bungsu dengan segala hal yang menarik perhatian orang banyak. Faye hanya perlu berkata tapi sulit untuk melakukannya. Dia hanya perlu merasakan tanpa peduli akibatnya. Besar bersama dua orang Kakak yang luar biasa, set...