Mohon koreksinya jika ada yang typo😊
Happy reading! 🍒
_____________"Mama."
Hana yang sedang sibuk menata sarapan pagi untuk dirinya dan putri kecilnya menoleh. Ica, putri kecilnya yang berumur 4 tahun baru saja bangun dari tidur nyenyaknya.
"Kenapa sayang?"
Hana mendekati putrinya yang sibuk mengucek-ngucek mata bulatnya, dengan gemas menggendongnya dan menghujani ciuman di wajahnya.
"Hiiii Ica bau belum mandi." Berpura-pura menutup hidungnya.
"Ihh mama tu yang gendong-gendong Ica, Ica kan belum mau dekat sama olang kalo belum mandi," ucap anak itu dengan cadelnya. Dan Hana tambah gemas dibuatnya hingga menambahkan beberapa kali ciuman di wajahnya sampai putri kecilnya menjerit karena kegelian. Mereka'pun tertawa bersama.
Kehidupan baru yang dijalani Hana saat ini benar-benar membuat dirinya bahagia, putri kecilnya saat ini adalah segalanya bagi dirinya. Ia tak ingin siapapun yang merusak hari-hari dan momen-momen kebahagian dirinya bersama princess kesayangannya. Walau terkadang melihat wajah Ica mengingatkan akan seseorang yang telah lama ia lupakan--ah! Tidak, Hana tak ingin membahasnya. Biarkan di hidup barunya ini hanya diisi dengan Ica dan orang-orang terdekat--yang Ia sayangi.
Setelah menghabiskan sarapan pagi, seperti aktivitas biasanya--setelah lima tahun berlalu dari hidup lamanya--Hana bersiap-siap mengunjungi toko rotinya. Ketika Ia memasuki kamarnya kembali untuk mengambil MacBook-nya, Hana dikejutkan oleh putri kecilnya.
"Ya ampun, sayang?! Ica mandi bedak atau gimana, nak?" Ucap Hana seraya tergelak melihat kelakuan putrinya dengan wajah dipenuhi bedak bayi yang belepotan, tak hanya wajah, rambut dan bajunya yang berwarna pink pastel'pun kini menjadi putih, lantai yang warna dasar marmernya coklat seketika menjadi putih.
"Aduh princess mama ada-ada aja" kembali terkekeh, Hana meraih bedak di tangan Ica. "Ca, Ica habis kena hujan salju ya?" Kali ini Hana terkekeh geli sambil membersihkan wajah putrinya, mengganti baju serta mendandaninya kembali.
Sang putri kecil hanya menerima apa yang diperlakukan ibunya, toh dia tidak tau kenapa ibunya tertawa melihat dirinya memakai bedak, seharusnya mama Hana senag melihatnya bisa melakukan sesuatu untuk dirinya sendiri dengan mandiri, tapi kenapa mamanya malah menertawakannya? Memangnya ada yang lucu? Ica'pun tidak tau.
****
Setelah bercerai dengan suaminya, Hana membanting tulang merintis apa yang bisa Ia lakukan, sebelum Ica lahir, Hana masih belum seberada ini, Ia memulai dari nol. Yang dia punya hanya uang pemberian mantan suaminya setelah membagi harta gono gini.
Pada awalnya, Hana tak ingin menerimanya, toh tak ada satupun dari miliknya maupun jerih payahnya dari uang mantan suami yang dia berikan. Mantan suaminya pun menwarkan rumah untuknya dengan sukarela, tetapi Hana tak ingin menerima yang bukan miliknya walaupun selama pernikahan mereka, rumah itu hadiah dari mantan suaminya yang mengatas namakan dirinya, tetapi Hana menolak, hingga akhirnya Ia menerima uang pemberiannya. Dengan uang tersebut Hana memulai hidup barunya.
Mencari kontrakan paling murah, membuat usaha kecil-kecilan. Awalnya Hana yang suka membuat kue dan menyerahkan kepada fika--tetangganya--untuk dicicipi sebagai tamu, dan tak terduga tetangganya itu terkejut dengan rasa kue yang luar biasa yang dibuat olehnya. Hingga Hana menitipkan kue-kue dan roti-roti yang dia buat di kantin sekolah terdekat di tempat tinggalnya. Lama kelamaan usaha Hana'pun cukup laris, hingga dia memutuskan untuk membuka usaha toko kue di rumahnya. Dia membeli dua meja etalase dari hasil yang ia dapatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Baru
Romanceketika Hana telah menata perasaannya kembali dan tak pernah berharap apa-apa lagi pada seseorang yg telah memporak-porandakan hatinya, Hana pikir, jika Ia bertemu lagi dengannya semuanya akan baik-baik saja. Nyatanya? Hatinya kembali diacak-acak ket...