Jangan lupa tabur'kan bintang sebelum membaca💫 dan kalau mau komen juga dipersilahkan dengan segala hormat😊
Mohon koreksinya jika ada yang typo.
Happy reading🍒
_____________________"Mbak Hana?"
"Ay—Ayla? Kamu—" Hana tak bisa melanjutkan kalimatnya ketika seorang gadis yang sudah dianggap adik kandungnya itu nyata berada di hadapannya.
"Ya Allah... ternyata beneran Mbak," lontaran kalimat leganya dengan binar mata bahagia ketika yang didapati gadis itu benar-benar man—ah, tidak! Tidak ada yang namanya mantan kakak ipar, jika ada'pun Ayla akan tetap menganggap Hana—bahka —seperti kakak kandungnya sendiri.
"Aku kira tadi orang yang mirip mbak, soalnya aku liatnya dari samping--eh, ternyata beneran mbak loh, ya Allah mbak aku kangen banget sama mbak." Setelah kalimat itu terucap dari bibirnya, Ayla lekas mendekap Hana.
Hana sedikit tersentak karena pelukan Ayla yang tiba-tiba, dia bisa merasakan ketulusan Ayla ketika mendapati tatapan kelegaan gadis itu tadi saat bertemu dengan dirinya, tak dapat dipungkiri Hana'pun merasa demikian tetapi ada rasa was-was yang juga meliputi perempuan itu.
"Mama..." Hana tersadar atas kehadiran Ica ketika gadis kecil itu bergelayut di pinggangnya sembari melingkarkan kedua tangan mungilnya di sana. Oh tidak! Jika begini—
Ayla yang merasakan gerakan kecil dari sosok yang tidak disadarinya sedari tadi, seketika melepas dekapannya dari Hana. Irisnya segera bertatapan dengan sejoli milik gadis mungil di dekatnya.
"Mbak?" Sebelah alisnya terangkat, meminta penjelasan ketika irisnya kembali pada Hana.
Hana bisa melihat pendar mata Ayla yang seakan bertanya siapakah sosok gadis mungil yang memanggilnya dengan sebutan 'mama' tersebut. Hana yang tidak tau harus memberi jawaban apa, dia mencoba memikirkan bagaiamana caranya agar Ayla tidak mengetahui status Ica karena kemungkinan terbesar jika hal itu diketahui olehnya, lelaki yang beberapa tahun ini dia hindari keberadaannya akan menemukan mereka dan tidak kecil kemungkinan bahwa, Ica akan diba—
"Mbak, udah nikah lagi?" Ayla bertanya hati-hati.
Hana sedikit tersentak dengan pertanyaan itu, Ia tak menyangka Ayla akan bertanya seperti itu. Ya Allah bagaimana dia dapat mengungkapkan kebenaran ini? Harus kah dia jujur atau berbohong?
"Owh.. mm—mbak—"
"Mama... tante tu syapa?" cicit gadis kecil itu malu-malu seraya mendongak menatap Hana sembari menempelkan dirinya pada pinggang Hana. Hana tau itu adalah reaksi Ica ketika terkadang putrinya bertemu dengan orang yang belum dikenalnya.
"Mbak, maaf tapi kalau dilihat-lihat wajahnya mirip banget—''
"Buk, tempenya jadi dibungkus?"
Ucapan Ayla terpotong oleh wanita paruh baya di depan mereka. Hana merasa sedikit lebih lega. Diambilnya tempe tersebut setelah membayarnya, diapun tidak bisa berpikir apa lagi untuk membeli lauk lainnya, dia akan membuat nasi goreng dengan telur dan tempe goreng saja pagi ini.
"Mm... Ay, maaf mbak harus buru-buru." Hana segera pamit pergi setelah menggendong Ica dengan terburu-buru. Beberapa kali dia masih mendengar Ayla memanggil namanya.
Maafin mbak, Ayla.
****
Hana seharian penuh diliputi rasa kegelisahan atas kejadian tadi pagi di pasar ketika Ia bertemu dengan Ayla. Kenapa gadis itu bisa berada di sini? Padahal dia sudah menjarakkan dirinya dari Jakarta, kota di mana dirinya berhasil ditorehkan luka oleh seseorang yang amat dihindarinya sampai saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Baru
Romanceketika Hana telah menata perasaannya kembali dan tak pernah berharap apa-apa lagi pada seseorang yg telah memporak-porandakan hatinya, Hana pikir, jika Ia bertemu lagi dengannya semuanya akan baik-baik saja. Nyatanya? Hatinya kembali diacak-acak ket...