10. Keputusan Bruce (2)

111 5 6
                                    

Tiga puluh menit kemudian....

Di sisi lain....

Suri menghela nafas karena pagi tadi ia tidak bertemu dengan Rocco. Entah dia datang terlambat atau sudah berangkat lebih dulu. Tanpa Suri sadari, senyum sumringah tersungging di bibirnya. Ia berharap selamanya ia tidak diganggu Rocco karena ia ingin menjalani kehidupan SMP dengan tenang.

Tetapi, harapan hanya tinggal harapan. Kebahagiaan Suri hanya berlangsung sebentar saja. Tanpa sengaja ia berpapasan dengan Rocco di depan Perpustakaan. Mereka saling pandang dan Suri pun terpana, namun itu hanya berlangsung sebentar saja. Setelah sadar dari keterkejutannya. Ia berjalan mundur dengan cepat karena Rocco berlari ke arahnya.

"Suuurrriiii.....!!!!!"
"Kyaaaaaaa!!!!!"

Mereka pun kembali kejar-kejaran. Namun, siapa sangka keberuntungan berpihak kepada Rocco. Ia berhasil menangkap Suri dengan cara memegang tangannya. Suri berhenti berlari dan ia menoleh ke belakang. Kedua matanya tampak horor karena ia panik dan ketakutan.

"Lepaskan tanganku!"
"...."
"Aku bilang lepaskan!"
"...."

"Kau tuli atau bagaimana?! Aku bilang lepas....!!!!" teriak Suri sembari memberikan usaha untuk melawannya dengan cara melepas tangannya. Namun, usahanya tidak berhasil. Rocco tidak melepaskan tangannya dan malah ia mempererat cengkeramannya.

"Arrrghhh!!!!!" Suri berteriak kesakitan namun Rocco diam saja, tidak bergeming apalagi bersuara, menanggapi ucapan dan teriakan Suri.

Rocco menyeret Suri ke belakang Perpustakaan yang sepi karena jarang dilewati oleh siswa dan siswi. Sesampainya di sana, Rocco lepas pegangan tangannya lalu ia mencekik Suri dan mengangkatnya ke udara.

"Ahhkk, Ro...ccc...."
"Jauhi siswa berambut ungu itu!"
"Hhhkkk...."

"Jauhi siswa berambut ungu yang kau tabrak itu dan jadilah pacarku! Dengan begitu aku pastikan Ibu tidak akan mengganggumu karena aku akan membuat pengecualian untukmu karena yang dia incar sesungguhnya hanya anak bernama Kyle!"
"Kkhhk...."

"Ayo jawab! Kau bisa menjawab ya walau sedang dicekik!"
"Hkkk...."

"Kalau kau menolak maka akan kubunuh kau sekarang juga! Ibu pasti senang karena musuhnya telah berkurang satu!" ucap Rocco sembari menyeringai karena ia berpikir rencananya akan berhasil bila Suri menolak permintaannya.

Sementara itu, Suri hanya diam sembari menangis karena ia ketakutan. Ia takut ia akan mati. Ia takut karena ia sedang disakiti oleh Rocco. Dalam hati ia berdoa agar ada yang mau menyelamatkannya siapapun itu.

'Siapapun, tolong aku....'

Sementara itu di tempat lain tidak jauh dari Perpustakaan, tampak seorang siswa berambut ungu sedang berjalan dalam diam. Rupanya, ia adalah Bruce. Tanpa ia sadari ia menghela nafas dan setelahnya, ia malah gusar. Untuk menghilangkan perasaan aneh di hatinya (perasaan gusar), ia memilih untuk kembali ke kelas dengan cara berjalan lurus melewati Perpustakaan. Tetapi, ketika melewatinya, ia mendengar sebuah suara yang tidak asing di telinganya. Ia pun sadar siapa pemilik suara itu dan mendengar ucapannya, ia pun terkejut. Ia buru-buru berlari ke arah sumber suara karena bila didengar dari ucapannya, si pemilik suara terdengar sedang mengancam seseorang dan ia tidak bisa membiarkan itu terjadi.

Sesampainya di tempat yaitu belakang Perpustakaan, Bruce dibuat terpana dengan kejadian yang terjadi di depannya. Tampak olehnya seorang siswi berambut cokelat kuncir kuda sepinggang sedang dicekik oleh Rocco yang masih saja menyeringai.

'Ibu ingin membantu Hera. Tetapi, ibu tidak tahu bagaimana caranya....'

Melihat kejadian di depannya membuat darahnya mendidih. Dengan tatapan tajam ia berjalan ke arah Rocco namun dari arah yang berbeda. Bukannya berjalan lurus, ia malah bergerak ke arah kanan lalu ia berlari, melompat, dan menendang Rocco sehingga Rocco tersungkur ke belakang sementara pegangannya pada Suri terlepas.

Five Loves for My Son Season 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang