Part 66 = Cinta, Obsesi, dan Ambisi

4.4K 677 54
                                    

ASSALAMUALAIKUM DAN SELAMAT MALAM

APA KEGIATAN MALMING KALIAN

NONTON BARENG PACAR

BACA WATTPAD

MENGHALU

ATAU NUNGGUIN CERITAKU WKWK



SEBELUM KALIAN BACA INI BACA YANG PART 65 DULU KARENA MUNGKIN BANYAK YANG NGGAK TAU KALAU AKU UDAH UP KEMARIN



GUYS MENURUT KALIAN KALAU CERITA INI DIJADIKAN BUKU APA KALIAN MAU BELI?? SOALNYA AKU AGAK TRAUMA MENERBITKAN BUKU
SILAKAN KOMEN



OK KALAU ADA YANG TYPO, MOHON MAAF
































💚HAPPY READING💚








































Ratu menatap wanita di depannya dengan tatapan dalam. Dirinya merasa pernah melihat wajah wanita itu, tapi ia sendiri lupa kapan dan dimana. Mita berdiri di depan Ava seraya merentangkan tangannya bermaksud agar Ava tidak melepaskan timah panas itu ke arah suaminya. Mita tidak ingin orang yang dicintainya terluka walaupun ia sendiri sering dilukai. Baginya asal suaminya bahagia maka ia pun akan bahagia meskipun tubuhnya selalu menjadi sasaran kekejaman suaminya. Terlihat seperti tindakan bodoh, tapi itulah efek dari cinta yang kadang justru membuat orang yang mengalaminya berbuat di luar nalar.

Ava sendiri memandang datar Mita seolah-olah menyuruh Mita untuk menyingkir. Tetapi, memang dasarnya Mita keras kepala jadilah ia menggeleng yang membuat Ava menghela napas kasar.

"Menyingkirlah tante," pinta Ava.

"Tidak akan! Ini diluar rencana kita, Ava," jawab Mita.

"Anda siapa?" tanya Ratu yang membuat semuanya menatapnya.

"Jangan beritahu dia," larang Aslan saat melihat Rudy hendak membuka suara.

"Dia Bundamu. Bunda yang selama ini kamu cari," jawab Rudy tanpa mempedulikan larangan Aslan.

"Apa! Bu—bunda," ucap Ratu kaku.

"Pah, bener wanita itu Bunda?" tanya Ratu pada Aslan.

"Bukan! Kamu tidak punya Bunda. Kamu hanya punya Papah, Ratu," ucap Aslan yang membuat hati Mita sakit.

"Aku yang mengandung dan melahirkannya, Mas. Apa aku tidak pantas mendengar anakku memanggilku Bunda?" tanya Mita menatap Aslan penuh luka.

"Wanita murahan sepertimu tidak pantas dipanggil Bunda. Hanya Hafiza yang pantas. Hanya dia yang pantas dipanggil Bunda," ucap Aslan yang membuat Tama kembali emosi dan dengan langkah cepat ia menendang Aslan hingga tersungkur.

"Lo harusnya bersyukur goblok. Mita begitu mencintai orang bejat kaya lo! Tapi lo dibutakan sama obsesi lo sendiri," ucap Tama hendak meninju Aslan namun langsung ditahan oleh Mita.

"Jangan Tama, aku mohon. Kamu tidak lihat Mas Aslan sudah terluka," ucap Mita terisak.

"Lo juga terluka Mita! Bahkan luka dia belum sebanding dengan luka lo selama ini," ucap Tama kesal.

Di Rebutin Dosen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang