7. Mistake - 3

1.1K 63 9
                                    


"Hermione," panggilku dari arah meja kerja di kamar kami. Sementara dia sedang bersandar sambil membaca buku di ranjang. Bahkan, sekarang aku sudah terbiasa memanggil nama depannya.

Aku memang masih mengurusi berkas-berkas perusahaan, meski ini sudah pukul 21:00.

"Hmm ...." Dia hanya bergumam tanpa mengalihkan pandangan.

"Kau sudah meminum susumu?"

Dia langsung menatap ke arahku dan tertawa. "Mana mungkin aku bisa meminum 'susuku' sendiri?"

Aku ikut tertawa pelan setelah menyadari pertanyaanku yang sedikit salah.

"Maksudku, apa kau sudah meminum susu ibu hamilmu?" tanyaku mengulang pertanyaan, dengan benar kali ini.

Dia hanya menggeleng pelan, lalu meletakkan buku yang tadi dibaca ke meja di samping ranjang. Aku menghela napas kasar, lalu bangkit dari kursi dan berjalan menghampirinya.

Aku tahu, akhir-akhir ini dia memang sering pura-pura lupa untuk meminum susu agar aku bisa mengambilkan untuknya. Biasanya aku akan bertanya, "Kau mau aku ambilkan?" Dan dia pasti akan mengangguk. Namun, kali ini aku sudah mengerti dan tidak perlu bertanya lagi.

"Aku akan membuatnya dulu sebentar," ucapku yang hendak pergi ke dapur, tetapi dia menahan tanganku.

"Aku ikut." Dia berusaha bangkit dari ranjang dan aku segera membantunya.

Ini sudah 5 bulan sejak kejadian Hermione yang mencoba bunuh diri dengan cara bodohnya itu. Sekarang kandungannya sudah mencapai 7 bulan. Dia semakin berisi, dan errh ... seksi.

Setelah pulang dari St. Mungo, kita mulai membicarakan semuanya secara baik-baik di Manor. Aku sadar bahwa akulah yang melakukan kesalahan, tetapi anak yang dikandung Hermione bukanlah kesalahan! Dia adalah anugrah.

Aku memutuskan kontak dengan Astoria, dan berusaha untuk melupakannya. Aku juga mencoba untuk menerima kehadiran Hermione dengan baik dan belajar untuk ... menyayanginya. Demi anaknya, maksudku demi anakku, argh ... baiklah maksudku demi anak kami. Demi buah cinta kami, meski dulu aku 'melakukannya' tanpa cinta, ups ....

Kami sudah berhubungan baik sejak saat itu. Kami bahkan sudah tidur bersama, maksudku benar-benar tidur. Dia sudah mulai menyiapkan sarapan, dan pakaianku sebelum aku berangkat kerja. Mulai membantuku memasang dasi, bertanya tentang pekerjaanku di kantor, bahkan mulai memberikan nasihat dan pendapatnya untukku.

Aku juga mulai merubah sikapku, mulai membantunya menyiapkan kebutuhan perempuan, mulai mengajaknya jalan-jalan saat akhir pekan, mulai mengingatkannya untuk makan dan minum susu, bahkan mungkin hampir setiap hari aku bertanya, "Bagaimana harimu? Apa kau bosan di Manor? Apa kau ingin jalan-jalan?" Aku takut dia bosan dan malah kabur lagi dari Manor. Tunggu, apa secara tidak langsung aku bilang kalau aku takut dia pergi dari Manor?

Kami menuruni tangga berdampingan dengan tanganku yang merangkul pinggangnya. Hey, aku takut dia terjatuh dan terjadi apa-apa dengan bayi kami, bukan karena hal lain!

"Apa aku harus membuat lift agar kau tidak usah naik-turun tangga?" tanyaku saat kami selesai menuruni anak tangga.

Dia tersenyum dan menggeleng.

"Tidak usah," ucapnya.

"Aku takut kau terjatuh jika tidak ada aku."

"Draco, aku hanya naik-turun tangga, bukan naik-turun gunung ataupun menara astronomi!"

Benar sekali ucapannya itu, kenapa aku sangat berlebihan. Hm ... mendengar ucapannya, aku jadi teringat pernah berpikir untuk lompat dari menara astronomi kalau aku melanjutkan tahun ke tujuhku di Hogwarts. Nyatanya, aku tetap melanjutkan tahun ke tujuh dan tidak melakukan ide gilaku itu.

Dramione OneshotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang