NightMare

8.1K 82 2
                                    

Gaun pengantinku kini hilang bagaikan sekumpulan awan putih dilangit biru
yang seolah menelan gaun pengantinku.
Gaun pengantinku menjadi indah dilangit, mereka(gaun pengantin, dan awan)
terlihat bersatu dilangit biru, seolah sedang mendekap langit denga warna putih yang indah.
Aku harap mimpiku ini akan membawaku kepelaminan yang indah bersama orang yang telah ditakdirkan untuku. 

@@##NIGHTMARE@@##

Aku terus saja berlari menembus kabut yang begitu tebal, aku tidak tahu kenapa aku harus berlari
dan lari dari apa? Siapa yang mengejarku? Baju pengantinku terkoyak-koyak akibat ranting-ranting pohon mawar yang sudah kering, seolah ranting itu adalah cakaran makhluk buas yang mencengkramku. 

Aku terus saja menembus kabut tebal yang telah melingkupi diriku, bukan hanya diriku, tapi diseluruh daerah dan aku tak bisa melihat dan aku juga tidak kalau aku sudah berlari sangatlah jauh dan berada diujung hutan.  

Keringat telah membasahiku, seluruh tubuhku penuh dengan bulir keringat. Aku berhenti untuk mengoyak gaun pengantinku yang sudah terlihat lusuh dan tercabik-cabik sampai keatas pahaku, karena gaunku begitu panjang dan susah untuk berlari.  

Kini aku merasa ringan kembali, dan aku merasa bulu kudukku meremang dan aku pun berlari lagi dan terus menuju kedepan kabut yang semakin tebal. 

Merasa pelarianku tak berunjung, aku berhenti disebuah kapel kumuh, dan aku tidak tahu 
mengapa aku bisa tahu atau melihat kalau didepan ku terlihat bagaikan kapel.
Aku pun terus melaju kedepan dan akhirnya aku pun sampai.

Ketika aku masuk kedalam ruangan, ruangan itu begitu terang dan begitu hangatnya
orang-orang duduk dengan khidmatnya dan seorang memperlai pria sedang menatapku sambil 
tersenyum seolah menyambut diriku.
Aku melangkah melewati barisan kursi panjang itu dan menuju kearah pria asing itu. 

Aku ingin mengatakan kalau mereka salah dan aku juga salah tempat.
Ketika aku sampai pria itu berkata
" Mana gaun pengantinmu, sayang?" dan aku melihat kearah tubuhku.. 

aku pun terkejut pada saat aku berlari tadi aku masih memakai gaunku, tapi kini
yang aku pakai adalah pakaian lusuh, tapi buka gaun pengatin tapi gaun rumahan yang telah dimakan usia. 
Aku menjadi panik, dan wajah-wajah disekitarku seakan mencemoohku, dan aku berpaling kepada pria itu dan wajahnya seakan menudingku.
Bersamaan dengan itu aku menjerit...

Aku merasakan ada setitik air menitik jatuh kewajahku dan juga aku telah sadar kalau aku juga menjerit.

The Lost Of Wedding GownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang