9. Kantin

335 31 22
                                    

"Ha, dah sampai!" seru Yaya dengan wajah berseri-seri seraya merentangkan kedua tangannya dan menampilkan tasnya yang menggantung di siku tangan kiri. Kini mereka sudah sampai di depan kantin Universitas Himalaya.

Boboiboy, Gopal, dan Fang mengalihkan perhatiannya pada kantin yang ada di depan mereka. Seketika mata mereka membulat sempurna, terpana dengan pemandangan yang ada di depan mereka. Bahkan ketiganya tak segan-segan membuka mulut menganga, termasuk Fang.

"Waaah!" seru ketiganya dengan mata berbinar-binar.

"Wuih, besarnya kantin ni!" komentar Gopal kala melihat kantin yang ada di depannya ini memiliki ukuran yang sangat luas.

"Ha'ah. Mewah pula macam restoran bintang lima!" sahut Boboiboy dengan semangat.

Boboiboy berkata seperti itu, karena ia melihat beberapa tv tergantung di sana, setiap meja makan yang terdiri dari enam kursi, bahkan tempat masak yang bagus, etalase jajanan yang rapi, alas yang berubin, dan tak lupa kantinnya yang sangat bersih dan sejuk dikarenakan AC.

Fang tidak memberikan komentar apa pun karena ia masih terpana dengan keindahan kantinnya. Ia melongo sampai kacamatannya melonggar di batang hidungnya, namun Fang segera membenarkan kacamatanya, menutup mulutnya yang sedikit terbuka, menyilangkan tangan di dada, lalu memasang wajah dingin dan bersikap cool kembali kala mendengar teriakan dari beberapa gadis.

"Kyaaa! Siapa tu?! Handsome sangat, la!" pekik gadis itu dengan antusias kala melihat Fang, sedangkan Fang hanya melirik sekilas.

"Yang pakai topi dino pun handsome, lah!" sahut gadis lainnya yang ada di sebelah gadis tadi. Ia menunjuk-nunjukkan tangannya mengarah pada laki-laki yang ia maksud. Siapa lagi kalau bukan Boboiboy.

Boboiboy, Yaya, Gopal yang tak sengaja mendengar pekikkan mereka, langsung menolehkan kepala ke arah sumber suara. Sedangkan Fang hanya diam menatap ke depan dengan senyuman bangga karena akhirnya dia kembali populer. Memangnya sebelumnya sudah tak populer lagi, ya? Ah, tak tahu!

Boboiboy menggaruk tenguknya yang tak gatal dan tersenyum kikuk pada gadis-gadis itu, sedangkan gadis-gadis itu melambaikan tangannya pada Boboiboy dengan antusias.

"Agaknya mereka ni dari Universiti Pulau Rintis, ye?" ujar gadis yang menunjuk Boboiboy tadi.

"Haah. Aku baru nampak mereka kat sini," sahut gadis yang satunya sambil sesekali curi pandang pada Fang.

Yaya menyipitkan matanya tajam mengarah pada kedua gadis itu. "Ish, diorang ni, macam tak pernah tengok laki-laki handsome je!" kesal Yaya. Entah apa yang membuatnya kesal sehingga Yaya berkata seperti itu.

Boboiboy sedikit terkejut dengan respons Yaya. Ia menatap sahabat lawan jenisnya itu. Kenapa Yaya kesal? Apa karena dia tak suka gadis-gadis itu menyapa Boboiboy dan Fang? Atau apa? Pertanyaan itu terus berputar di otak Boboiboy hingga akhirnya tiba-tiba Boboiboy tersenyum tidak jelas. Bisa dikatakan Boboiboy kegeeran.

"Buang tebiat, kot," ujar Gopal dengan malas.

"Kau jealous ke?" goda Fang pada Gopal yang tak diteriaki para gadis.

"Ceh, aku mana ada jealous!"

Yaya memutar bola matanya malas. Ingin rasanya ia segera menyeret Fang dari tempat itu sebelum Fang menggila karena kepopulerannya.

Yaya pun terheran-heran, bagaimana bisa seorang Ying si Anak Cerdas bisa berpacaran dengan Fang yang gila popularitas ini.

"Haih, dahlah tu! Baik kita masuk kat kantin ni. Jom!" ajak Yaya yang dibalas anggukan semangat oleh Boboiboy dan Gopal. Yaya pun membalikkan badannya.

Rentang Masa (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang