Untitled.

38 5 5
                                    

Ini berawal dari candaan, cocokologi seorang teman yang melibatkan kasih sayang. Berakhir keprihatinan. Dia yang kukira awalnya bercanda yang nyatanya memang bercanda. Chatting, kebahagiaan. Karena aku bahagia. Nggak tau deh kalo kamu.

Kita emang berantem terus, tapi aku suka. Aku suka ketika kamu dan aku mulai berdebat.

"Nggak gitu mbak!"

"Loh gimana sih mas nya!"

Sebuah kata favoritku. Apalagi ketika kamu menyebut namaku.

"Nggak gitu Hann.."

Panggilan seperti mantra sihir yang ketika kamu ucapkan gadis keras kepala ini berubah menjadi putri cinderella yang seakan akan ingin bertemu dengan pangerannya di pesta. Sampai ketika kamu bertanya kepadaku dengan pertanyaan yang sama sekali nggak bisa aku jawab.

"Kamu lagi suka sama siapa?.. kamu cerita saja ke aku, aku akan membuat rahasia besar ini tetap tersimpan di peti besi besar dengan seribu gemboknya."

"Kamu nggak akan kenal." jawabku.

Kamu terus menebak orang itu tanpa jeda yang bagimu itu menyenangkan padahal bagiku tidak.

"Gimana kalau aku suka sama kamu?" celetukku.

"Kalau kamu suka denganku, berarti aku burung yang membuatkanmu rumah lalu ku tinggal terbang karena aku sudah punya rumah untuk ditinggali." iya itu kamu.

"Kamu nggak akan kenal." karena kita nggak bisa mengenal diri kita sendiri.

Dan akhirnya cinderella itu tidak bisa mengajak dansa pangerannya, karena jam dua belas malam sudah lebih dulu berbunyi untuk menyadarkan.

Untitled. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang