Winwin menarik nafas nya. Matanya menutup pelan. Lagi dan lagi, bayangan suara itu muncul.
"SERA, INI BELUM TERLAMBAT! KAMU MASIH BISA MEMBATALKAN SEMUA INI"
'greb'
Yiyang dengan cepat menangkap Winwin yang hampir limbung. membuat yang di tangkap segera menegakkan tubuhnya sebisa nya.
"Fandra, Kamu gapapa?"
Yiyang bertanya dengan raut wajah terkejut. Tangannya bergerak cepat ke arah tas Winwin; mencari sebuah botol obat yang langsung di berikan kepada pemilik nya.
"Aku oke, don't worry."
Winwin memegangi dada nya. Nafasnya memburu, membuat Yiyang semakin khawatir.
"Minum dulu, ayo" dirinya membawa Winwin ke arah bangku yang ada. Kemudian membuka kan sebotol air mineral dan langsung di berikan kepada sang kekasih.
"Makasih, Syana." Winwin tersenyum kecil, kemudian dengan segera meminum obat itu. Selesai dengan obat itu, dirinya berdiri, yang di balas tatapan ragu dari Yiyang.
"Kamu gapapa lagi kan?"
Winwin mengangguk,
"Aku mau ke toilet dulu, tunggu bentar ya"
Yiyang tersenyum. Membuat Winwin menyunggingkan senyum yang sama. Kemudian kakinya segera berlalu ke arah toilet.
"CK galang! Baru sampai dari Jepang juga, jangan aneh aneh deh!"
Terdengar suara tertawa terbahak-bahak.
"Ututu, gitu aja marah. Tenang aja kali."
Winwin memandang ke arah suara.
"G-gamungkin." Winwin bersegera melangkahkan kakinya dengan cepat, kakinya melangkah masuk kedalam toilet itu, kemudian membasuh wajah nya kasar.
'kriet'
Orang yang tadi ia hindari tadi masuk kedalam toilet yang sama. Kemudian segera menuntaskan apa yang menjadi tujuannya.
Winwin diam. Wajahnya ia basuh berkali kali, mencoba membantah apa yang dilihat nya. Sedangkan pria tersebut mendekat ke arah wastafel, ingin mencuci tangan nya. Tiba tiba suara ringtone handphone terdengar, membuat Winwin refleks menoleh,
"Halo? Ck iya iya astaga. Nanti malam juga kan acaranya? Santai aja kali. Nanti sore aku cat rambut aku jadi hitam. Puas?"
Suara itu. Orang itu. Bahkan pandangan mereka bertemu.
"Shit" Winwin spontan membuang muka. Dirinya bersegera melangkah kan kaki nya keluar, membuat pria tersebut; Galang Yuta Alandra mengernyitkan keningnya.
"Bentar, itu... Asera?"
Tiba tiba, suara deringan ponsel menghancurkan lamunannya.
"Iya?"
"LAMA BANGET?"
Yuta terkekeh kecil seraya berjalan keluar dari toilet,
"Gasabaran amat sih."
•••
"Dia udah flight."
"Asli?"
"Iya, you must go hard. Gua ga kasih info apa apa karena ini emang konsekuensi lu buat nunggu ketidakpastian. Tapi kalau lu berjuang lebih kuat, who knows?"
Yuta terkekeh, matanya menutup dan bibirnya tersenyum singkat.
"Thanks. I'll do my best. Gua pergi dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rewrite The Story | Yuwin
Romance[Sequel of Jakarta - Yuwin.] Kata orang, waktu adalah obat terbaik dari sakit hati. Namun, karena waktu jugalah seseorang bisa berubah. Asera sudah secukupnya yakin. Ia bisa melupakan wajah itu. Namun galang lebih yakin, bahwa ia bisa membuktikan c...