"Satu kisah dari banyaknya cerita, itulah persahabatan"
.
.
.
.••|Dear Sheila|••
Persahabatan. Satu kata yang sangat mendominasi cerita remaja setiap orang. Persahabatan melingkupi semuanya, mulai dari cinta, kasih sayang, solidaritas, dan kekompakan serta sebuah lembaran khusus yang begitu berarti jika sudah masuk masa tua nanti.
Sahabat dan cinta. Dua kata yang saling mengeratkan dan juga merenggangkan, sahabat bisa menjadi cinta, namun kadangkala, cinta sulit menjadi sahabat.
Masa remaja tak lepas dari adanya ambisi. Ambisi ingin dibilang hebat, ambisi ingin dibilang cerdas dan lain sebagainya.
Dan..... tak perlu heran, karena masa remaja adalah masa kita untuk mencari jati diri.
Ambisi yang semakin tinggi bisa membuat ego mengendalikan diri, dan keinginan yang besar dapat memecahkan komitmen hidup.
Sheila sedang duduk termenung di balkon kamarnya, ia mengamati indahnya bintang di langit sambil meminum coklat panas. Pertemuan dengan mantan pacar sekaligus mantan sahabat nya satu bulan yang lalu membuat luka lama Sheila kembali terbuka.
Sebenarnya, jika dipikir-pikir. Mana ada mantan sahabat? tentu tidak ada bukan?. Kalau mantan pacar baru ada.
Dia dan Rendi pernah bersahabat bahkan sejak mereka masih kecil, lalu seiring bertambahnya usia, perasaan cinta tumbuh di antara mereka. Saat memasuki bangku SMA Rendi menyatakan perasaannya.
Sungguh memori itu tak pernah bisa dilupakan oleh Sheila. Bagaimana bisa lupa jika dia itu merupakan cinta pertama Sheila.
Bayangkan betapa senangnya rasa cinta yang sudah ia simpan begitu lama pada seseorang akhirnya terbalaskan juga.
Pada saat itu mereka memutuskan untuk membangun hubungan yang lebih dari sekedar sahabat.
Empat bulan berpacaran semua terlihat normal, akan tetapi masuk bulan ke lima hubungan mereka mulai tidak sehat.
Rendi sering mengabaiknnya, ia juga nampak menjaga jarak dengan Sheila. Dan puncaknya adalah ketika Sheila tak sengaja memergoki Rendi yang sedang berciuman di rooftop sekolah.
Rasanya teramat sakit, hatinya seakan hancur dengan kenyataan yang teramat pahit ini.
Sejak saat itu, Sheila menjauh dari Rendi. Bahkan ia sampai pindah sekolah hanya untuk menjauh dari Rendi. Perasaan kecewa, dan sedih tak dapat ia cegah kala itu.
Persahabatan yang sudah terjalin dari kecil hancur begitu saja hanya karena adanya cinta.
Sheila menghela nafas panjang. Ia mengusap pelan pipinya yang telah basah dengan air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR SHEILA
Teen FictionPROSES REVISI ... "Orang yang berada di dekatmu bisa lebih melukaimu" ... cover by pinterest! Editing by me!