"Dari semua buku yang sudah Papa baca, hanya satu cara yang bisa kamu tempuh"
Mendengar itu, aku langsung bersemangat. Ternyata aku masih bisa hidup sebagai Dark Warrior normal.
"Suamiku," kata ibuku menginterupsi ayahku.
"Cepat kunci buku Quenitor itu. Hampir saja kau melupakannya"
"Ah iya! Baiklah kalau begitu."
Ketika aku ingin mendekat ke ayahku, ibuku malah mencegatku dan menarikku ke belakang dan berbisik
"Jangan ganggu konsentrasi ayahmu nak, ini mantra yang cukup kuat, berbahaya jika salah mengucapkannya"
Karena ibuku sudah berkata begitu, aku langsung mundur dan berdiri di sebelah ibuku yang juga menjauhkan dirinya dari ayah.
Ayahku langsung membuka buku itu dan membolak balik halamannya. Dan sampai akhirnya dia berhenti satu halaman, lalu dia menarik nafasnya dalam-dalam dan menyebutkan sebuah mantra
Aku tidak tau apa yang sedang di sebutnya, kedengaran aneh tapi memberikan sebuah atmosfir yang sangat kuat di ruangan ini.
Tak lama, dari buku itu keluar cahaya putih dan kekuatan besar seolah-olah keluar dari buku itu. Suara ayahku makin kencang, dan entah kenapa suasana ini sangat keren. Ternyata beginilah kehidupan yang biasanya di jalani oleh ayah dan ibuku.
Akhirnya ayahku menyelesaikan tugasnya dan menutup buku itu. Ada secercah senyuman nampak di wajahnya. Menandakan sebuah kepuasan.
"Untunglah buku itu belum di buka sama sekali. Sepertinya ketika mereka ingin membukanya, pelindung buku itu bereaksi walau hanya sebentar, Apalagi yang menyentuh buku itu bukan kaum kita. Jadi mereka pasti agak kesulitan. Syukurlah belum terlambat"
"Ayah, sebenarnya itu buku apa? Sampai-sampai ada orang yang mencuri buku itu"
Ayahku mengambil tempat untuk duduk, lalu di ikuti ibuku. Aku juga ikut duduk dan kami sekarang berkumpul bersama.
Jarang sekali suasana ini terjadi, apalagi sikap mereka berubah drastis.
"Itu buku yang berisi mantra, cara-cara untuk menghilangkan suatu kutukan dalam kaum Dark Warrior, dan sebagainya. Buku itulah yang kami baca untuk mencari bagaimana cara untuk menghilangkan kutukan Dieon"
"Lalu kenapa ada kaum lain yang ingin mencurinya? Sedangkan buku itu hanya berguna untuk kaum kita?"
"Karena ada seseorang yang ingin membelokkan kutukan dan sebagainya. Kami khawatir orang-orang itu menginginkan kekuatan mu, membelokkan kutukanmu. Dimana kau harusnya mengabdi kepada Alferdoxs, malah mengabdi kepada kerajaan lain."
"Yang kami takutkan, kau akan dijadikan alat oleh kerajaan lain untuk menghancurkan Kerajaan mu sendiri." Kata ibuku melanjutkannya.
Segitu kuatnya diriku? Keren, tapi sungguh tidak adil. Kenapa aku harus mengabdi kepada Raja yang tidak ku kenal dan harus menyiksa kaumku?
"Lalu kalian bilang kalau kalian menjagaku selama ini. Apa saja yang kalian lakukan Ma, Pa?"
Mereka berdua bertatapan dan tersenyum. Lalu ibuku angkat bicara.
"Kami selalu membuat semua hal aneh yang seharusnya ada di kehidupan mu, jadi tidak terlihat. Dari kecil, di makanan mu kami berikan beberapa tetes ramuan agar kekuatan mu tersimpan dalam-dalam dan tidak terlihat oleh kaum lain yang tinggal di kehidupan manusia."
"Kalau kau hanya seorang Dark Warrior biasa, kami tidak akan menyembunyikan nya dengan cara seperti itu. Kami akan mengajarkan mu bagaimana cara untuk menyembunyikannya. Tapi karena kau adalah Dieon, kami takut kau tidak bisa menyembunyikan kekuatanmu dengan baik." Sambung ayahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Live In The Shadows
FantasyTimothy Xaverius Dieon. Yah, itu lah nama ku, sadarkah kau ada kata "die" disitu? kukira itu hanya nama biasa tanpa arti penting, ternyata tidak... orang tua ku memberikan nama itu dengan maksud tertentu... dan mereka berkata , di usiaku yang ke 18...