Tujuh

399 41 0
                                    

Baiklah, permainan jungkat-jungkit berulang
Aku hanya mencoba untuk mengakhirinya
Baiklah, permainan jungkat-jungkit yang membosankan
Seseorang harus turun di sini

Jangan perhatikan siapa yang turun
Hanya saja, jangan menyeretnya sesukamu
Mari kita akhiri sekarang apakah kita harus turun atau tidak
permainan jungkat-jungkit berulang

"Ini demonya?"

"Bagus hyung"

Ucap nam joon dan hoseok secara bergantian.

"Judulnya apa?"

Yoongi lantas menekan tombol save dan menghadap kedua temannya "seesaw?"

"Ide bagus" seru nam joon.

Paragraf Tujuh : Jungkat Jungkit

Seperti kegiatan biasanya Gebi menyelesaikan kerja hari ini dengan membereskan make up. Setelahnya dia akan kembali merangkap menjadi asisten yoongi. Membuatkannya kopi dan tentu saja melakukan apa yang dia perintah.

Gadis mendegus karena tak kunjung bertemu dengan yoongi setelah berkeliling di kantor. Beberapa menit yang lalu dia melihat jimin di lorong. Seharusnya dia juga menemukan yoongi kan?

"Taehyung ssi"

Laki laki bermasker hitam itu menoleh ke arah gebi yang mendekatinya.

"Oh ela ssi?"

"Iya, kamu tau dimana min yoongi?"

"Hyung? Oh tadi bersama nam joon hyung. Sepertinya membeli kopi di lantai bawah"

"Baiklah terima kasih"

"Ada apa mencarinya? Bukankah tugasmu hari ini selesai?"

"Aku harus mengantar kopi dan menyampaikan beberapa pesan"

Taehyung menarik maskernya turun. Untuk menampakkan wajahnya yang tampan di hadapan gebi.

"Apa kopimu seenak itu? Sampai jimin dan hyung memujimu?" Rayu taehyung dengan senyum andalannya. Sementara gebi hanya bisa tersenyum ragu karena menurutnya kopi buatan dia sendiri tidak seenak yang di ucapkan.

"Kau mau coba?"

"Boleh"

Gebi menyerahkan kopi yang akan dia berikan pada yoongi pada taehyung. Urusan yoongi dia bisa membuatnya kembali nanti.

"Kau bisa buat lagi kan?"

"Tentu"

Taehyung tersenyum manis menghadap kopi yang baru saja dia minum. Seketika menatap heran pada gebi yang masih setia menunggu komentar darinya.

"Kopinya lebih enak dari pada buatan barista disini, pantas saja yoongi hyung suka"

"Kau juga suka?"

"Tentu saja, lain kali buatkan aku juga"

Gebi tertawa.

"Aku harus segera kembali"

"Tunggu, aku ingat ucapan yoongi hyung beberapa hari lalu. Apa kau menyetujui tugas tambahan darinya?"

Gadis itu mengangguk.

Taehyung tersenyum "ide yang tidak terlalu buruk, lain kali kita bicara lagi ya?"

"Kali ini ide yang bagus"

Lantas pria itu tertawa. Banyak tawa dalam pertemuan singkat ini.

Gebi memutuskan untuk segera membuat kopi dan menyerahkan pada yoongi. Sementara taehyung memilih mencari jimin untuk diajak bermain game disela istirahat mereka.

...

"Mulai sekarang, pakai apartemenku" yoongi menyerahkan card kunci pada gebi. Gadis itu masih mencerna apa yang tengah terjadi. Bahkan dia baru saja keluar dari ruangan yoongi untuk membeli makanan yang pria itu suruh. Tiba tiba? Menyuruhnya menempati apartemen yang besar itu?

"Tugasmu hanya membereskan selayaknya tempat tinggalmu"

"Tapi kenapa?"

"Aku jarang menempatinya, percumah buang buang uang"

"Kau juga tak repot jika pulang lebih dari jam 11, itu fasilitasku untukmu"

Gebi mengangguk dan mengambil card dari tangan yoongi.

"090393"

Kali ini gadis itu paham dengan maksud yoongi. Dia juga harus menghafalnya agar bisa masuk.

"Kau mau dengar demo lagunya?"

"Sudah jadi?" Gebi sekarang tersenyum gembira. Seakan menanti lagu yang tengah atasannya garap.

Sebuah melodi terdengar dengan suara yoongi yang menyatu disana. Saat gebi tersenyum menikmati musik demo itu, yoongi memilih melirik gadis itu dengan senyum tipis.

"Seesaw! Sepertinya judul itu bagus"

Yoongi tertawa "aku sudah lebih dulu memakai judul itu"

"Benarkah?"

Yoongi hanya menatap gebi yang malu "kau masij ingat kalimat tentang jungkat jungkitmu? Ide bagus untuk mengabadikannya jadi lagu, aku akan tulis namamu di sini"

"Namaku?"

"Kau mau nickname? Apa yang bagus untuk gadia cantik sepertimu?"

Gebi kembali tersenyum malu sambil menatap yoongi yang semakin lama semakin menggoda.

"G-biela?"

"G?" Heran yoongi.

"Kau tau nama ku sebenarnya itu gebiela. G-biela ide yang bagus kan?"

"Bagus dan ribet"

Gebi tertawa.

"Jarang sekali aku melihatmu tertawa hyung"

Gebi dan yoongi menoleh ke belakang. Menatap jungkook yang tiba tiba sudah ada disana"

"Aku sudah bilang berapa kali untuk memencet bel atau mengetuk pintu, jung" kesal yoongi.

Jungkook hanya tertawa geli, sambil menyerahkan paper bag berisi roti keju kesukaan yoongi.

"Aku dan jimin hyung baru saja keluar membeli ini, taehyung hyung marah marah karena bingung mencari jimin jadi menyuruhku pergi" kesalnya meletakkan paperbag di meja lantas duduk santai di sofa.

"Lalu kenapa kesini?"

"Mencari ketenangan"

"Dasar"

"Em, kalian ingin minum sesuatu? Aku akan buatkan"

"Aku ingin coba kopimu nuna!"

"Ck" desis yoongi.

Gebi melangkah keluar meninggalkan kedua manusia itu.

"Kau menyukainya hyung?"

"Kau gila?"

"Aku mengingatkan saja"

"Mengingatkan apa? Dikontrak kita sejak awal tidak pernah melarang kita untuk menjalin hubungan kan?"

"Aihh kau benar menyukainya?"

"Memangnya apa hubungannya dengan kau?"

"Ya tidak ada, tapi sebaiknya jangan hyung"

"Jangan banyak bicara, kau membuatku tidak lagi mau meneruskan kerjaku hari ini"

"Halah kau ini mengeles saja hyung"

𝘔𝘢𝘢𝘧, 𝘚𝘢𝘺𝘢 𝘮𝘶𝘴𝘭𝘪𝘮 - Min Yoongi (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang