"Tzuyu, makan pelan-pelan," tegur Seohyun. Ia tak mau jika puterinya tersedak nanti. Namun, Tzuyu sudah terlalu terlambat untuk datang ke peresmian itu. Tidak lucu jika semua undangan sudah datang sementara ia belum.
"Dia terlalu bersemangat membuka perusahaan barunya," ujar Gunho. Ia memang tersenyum. Namun, otaknya terus bekerja, memikirkan alasan lain yang membuat puterinya begitu terburu-buru.
Soal mata-mata, Gunho masih belum menemukannya. Wajar, ia baru meminta sang asisten mencarinya kemarin. Meskipun bisa saja ia bekerja sama dengan Hyeri, rasanya akan mustahil asisten puterinya itu mau. Apalagi, ia tahu sesetia apa gadis itu pada puterinya.
"Aku berangkat. Sampai jumpa di lokasi nanti." Tzuyu meraih tas tangannya. Ia lantas berlari agar tak membuat Jungkook menunggu lebih lama. Apalagi, ia sudah mengatakan mereka akan berangkat bersama.
Tzuyu lebih dulu memperbaiki penampilannya sebelum masuk ke mobil. Ia sibuk tersenyum, membayangkan bagaimana kerennya Jungkook dengan jas senada dengan pakaian formal miliknya. "Ayo, Eonni."
"Aku melupakan sesuatu." Hyeri memberikan sebatang cokelat dengan pita ungu sebagai penghias. "Makan dulu yang manis. Itu akan membuat harimu baik."
"Kau masih mempercayai takhayul seperti itu?" Meski sedikit protes, Tzuyu tetap tersenyum kemudian menyantap cokelat yang Hyeri berikan padanya. Mungkin ... Ada benarnya makanan manis itu setidaknya bisa memperbaiki suasana hatinya meski sementara. Ia harus bersiap. Apalagi, ia yakin Seungho akan datang.
"Kenapa aku malah merasa sedang menjemput mempelai pria?"
"Ah Eonni ... Keumanhae." Tzuyu tersenyum malu sembari mendorong pelan lengan Hyeri. Memang belum terjadi untuk saat ini. Namun, ia harap itu akan secepatnya terjadi. Walaupun terkadang Jungkook menghindari topik ke arah pernikahan, Tzuyu tetap optimis suatu hari mereka memang akan menikah. Toh, baginya tak masalah meski lelaki itu bukan konglomerat. Selama ia punya uang sendiri, ia takkan memandang sebanyak apa harta Jungkook.
💎💎💎
Tzuyu tersenyum saat Jungkook sesekali protes karena matanya ditutup. Ia memilih tak memedulikan protes yang keluar dari kekasihnya. Sebab, ia sudah menyiapkan sebuah kejutan besar yang mungkin akan membuat Jungkook sangat terkejut.
Kali ini Jungkook menghirup aroma lavender saat Tzuyu membuka pintu. "Kau ... Membawaku ke ruanganmu?"
"Jeon daepyo, diamlah. Aku tidak menculikmu. Jadi, tenang saja." Tzuyu tersenyum, menarik lelaki itu masuk lebih dalam ke ruangan dengan nuansa hitam putih itu. Ia kemudian meminta kekasihnya duduk di kursi hitam itu. Ia belum mau membukakan tutup mata itu dan memilih memotretnya lebih dulu.
Jeon daepyo kesayanganku.
Tzuyu kembali meletakkan ponselnya di tas setelah puas mengambil foto kekasihnya. Lalu, ia membuka penutup mata itu agar Jungkook bisa melihat ruang kerjanya. "Selamat datang, Jeon daepyo."
Jungkook masih bingung. Ia mengerjapkan beberapa kali matanya sebab dengan tiba-tiba penutup mata itu dibuka. Atensinya kemudian tertuju pada sebuah papan nama yang ada di atas meja. Ia menoleh pada Tzuyu, meminta penjelasan dari gadis itu.
"Ini ruanganmu, Jeon daepyo. Aku tidak bisa melakukan semuanya sendiri. Kau harus membantuku." Tzuyu berjalan kemudian menyentuh papan nama itu. Ia meraihnya, tersenyum lalu menyeka sedikit debu yang menempel di sana dengan langan bajunya. "Bukankah kau sangat cocok? Dengan begitu kita bisa berkencan di kantor."
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Love You? [End]✅
FanfictionAn original Wattpad story by shine_Janie. Read on WATTPAD SITE! Cinta memang selalu datang dan pergi semaunya. Bahkan ia juga bisa berlabuh di situasi dan kondisi yang benar-benar tak memungkinkan. Seperti yang dirasakan Jeon Jungkook. Ia tak menya...