Lim menghentikan langkahnya, saat mereka sampai di bandara pribadi di Jepang. Pria itu berdiri kaku, matanya memerah dan tangannya gemetar. Telepon darurat dari Korea barusan benar-benar telah menampar jiwanya.
"Lim? Apa lagi?"
"H-hyung..." Suara Lim bergetar.
Chaeyoung menaikkan sebelah alisnya.
"Ibu Suri..."
DUAAARR!
Sebuah bunyi ledakan membuat kalimat Lim terputus. Di ujung gedung bandara, menara pengendali roboh, seiring bom yang menghancurkannya. Beberapa karyawan dibawah berteriak. Lim bergerak cepat kearah Chaeyoung.
"AMANKAN YANG MULIA RAJA!"
Chaeyoung menatap tak percaya situasinya kali ini. Ia hanya diam, dan mengikuti langkah para pengawalnya yang memberi barikade, membuatnya aman melewati bandara. Beberapa mobil polisi dan ambulans datang. Salah seorang diantaranya, menemui Chaeyoung.
"Yang Mulia, syukurlah anda baik-baik saja."
"Apa yang terjadi? Maksudku.." Chaeyoung memandang tak percaya menara pengendali itu. "..bagaimana bisa?"
Kepala polisi itu meneguk ludah. Menatap takut-takut pada Chaeyoung.
"Yang Mulia, sebenarnya..."
.
..
"Bom?! Apa maksudmu?!"
Jennie melebarkan matanya saat Jeonghan membawa kabar yang baru diketahuinya. Mata yang tadi sembab penuh airmata berubah penuh rasa kekhawatiran.
"Benar, Yang Mulia. Tuan Lim baru saja memberi tahu sekretaris kerajaan. Tapi untunglah, Yang Mulia Raja berhasil di evakuasi dengan selamat."
Jennie menghela nafas lega dan memejamkan matanya. Setetes airmata jatuh menuruni pipi mandunya, saat Ia terduduk lemah di tepi tempat tidurnya.
"Apa yang sedang terjadi, Jeonghan? Ada apa ini?"
Jennie kembali tergugu dalam tangisnya. Jeonghan menatapnya iba, air mata hampir jatuh dari sudut matanya.
"Yang Mulia.."
Sebuah ketukan diluar pintu kamar Jennie membuat Jeonghan menoleh. Pelayan itu berbalik dan berjalan, membuka pintu dan kembali terheran, melihat seorang pelayan yang kini membungkuk padanya.
"Ada apa?"
"Pihak kejaksaan ingin bertemu Yang Mulia Ratu."
"Apa?" Jeonghan menatap heran pelayan itu. "Tidak bisa sembarangan. Jika pihak kejaksaan sudah selesai memeriksa, antar mereka keluar."
"Sayangnya tidak bisa begitu, nona."
Seorang pria dengan suara berat, muncul dari koridor luar istana. Ia ditemani pria lainnya, yang memakai jas hitam dan lambang neraca di dada mereka. Lambang kejaksaan.
"Yang Mulia Ratu.." Pria itu memulai kalimatnya, saat sudah berada di hadapan Jeonghan. "..adalah satu-satunya saksi di TKP, kami memerlukan kesaksiannya."
Jeonghan meninggikan dagunya, bersikap resmi. "Tentu saja, tapi semua perlu prosedur. Yang Mulia Raja tidak ada di tempat. Prosedur tidak bisa dijalankan tanpa persetujuan pihak tertinggi kerajaan."
Pria itu berkedip, menatap Jeonghan tanpa ekspresi. Ketukan sepatu terdengar dari dalam kamar, dan sosok Jennie muncul diantara mereka. Ketiga pria itu membungkuk hormat.
Jennie menatap Jeonghan bingung. "Ada apa ini?"
"Yang Mulia, mohon tunggulah di dalam, kami sedang—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Red String (Chaennie 🔞) [END]
RomanceGxG futa Topsé 🔞⚠️ area Kata orang, setiap jari manusia terdapat benang merah. Yang akan menuntun mereka pada cinta sejati. Lalu, kemanakah benang merah di jari Raja Park Chaeyoung dan Kim Jennie akan menuntun mereka? #Chaennie #Topsé #Modern-Monar...