Akibat pulang cepatnya Johnny, membuatnya harus mengerjakan berkas-berkas yang sebelumnya belum selesai Ia periksa untuk di kerjakan kembali di ruang kerja mansionnya.
Johnny memijit dahinya sambil menutup mata. Ia kesal. Pasalnya banyak pekerjaan yang bagi Johnny tidak sesuai dengan apa yang di inginkannya. Termasuk usahanya dalam mencari tau siapa dalang yang akhir-akhir ini sering menyerangnya yang masih belum di ketahui.
Awalnya Johnny kira ini hanya serangan kecil dari kelompok-kelompok kecil, tapi setelah menelisik lebih jauh. Tak mungkin jika hanya kelompok kecil tetapi tidak bisa di jangkau oleh Johnny. Bukannya sombong tetapi memang seharusnya Johnny sangat mudah mengetahui dalang-dalang dari penyerang-penyerangnya. Para anggota Elite yang biasanya selalu bisa mendapatnya info apapun sekarang juga masih berusaha mencari tau.
Johnny menghela nafasnya kasar. Hal tersebut mengundang tatapan mata Yuta yang duduk di sofa ruang kerja Johnny. Tentu, Yuta sebagai anggota Elite dan orang terdekat Johnny sangat merasakan aura mencekam dari Boss nya tersebut.
"Apa kau ingin aku memanggil seseorang untuk menemani mu malam ini Boss?"
"Hm." Hanya jawaban itu saja yang bisa Yuta dengar tapi Yuta sudah mengerti maksud Boss nya.
"Baiklah, aku akan keluar dulu kalau begitu Boss" tak ada balasan dari Johnny, Yuta pun akhirnya langsung keluar dari ruang kerja Johnny.
Malam tiba, waktunya untuk makan malam. Seperti biasa semuanya telah berkumpul di meja makan. Jaehyun yang makan dengan lahap karena ada makanan kesukaannya, Mark yang memakan nasinya tapi sambil terus melirik ke arah semangka yang berada di tengah meja, dan para anggota Elite yang juga sedang asik dengan makanan mereka. Tak terkecuali dengan Jeno yang duduk di antara Doyoung dan Taeyong yang makan dengan senyum bulan sabitnya.
Semuanya berjalan lancar sampai suara ketukan kaki yang cukup kencang memasuki pendengaran mereka semua yang ada di ruang makan. Suara ketukan kaki tersebut semakin dekat sampai akhirnya seseorang yang di sangka pelakunya menampakkan dirinya. High heels merah yang tinggi serta dress yang melekat di tubuhnya membuat kedua bongkahan sintal terlihat sangat jelas di pandangan semua orang.
Dengan gaya angkuh wanita tersebut berjalan dengan muka semenggoda mungkin mendekati di mana Johnny berada.
"Halo tampan" wanita tersebut mendudukkan dirinya di pangkuan Johnny dan memberikan kecupan di bibir Johnny. Johnny tak bergeming di tempatnya. Tidak menolak, tidak juga menerima.
Berbeda dengan Jaehyun yang duduk di sebelah Johnny yang langsung terdiam kaku di tempatnya. Jaehyun melihat semua adegan tersebut dan ada rasa sesuatu di dadanya yang membuat Jaehyun merasa sedih dan kesal. Jaehyun menggigit bibir dalamnya dan menundukkan kepalanya.
Tak jauh beda dengan Jaehyun. Mark yang juga di sebelah Johnny mengerutkan alisnya dan mengerucutkan bibirnya. Mark tak suka wanita yang ada di pangkuan Johnny. Baginya wanita tersebut terlihat seperti wanita-wanita jahat yang suka ada di televisi yang sang papa larang untuk di tonton.
Semua anggota Elite juga hanya diam, sudah biasa dengan adegan tersebut.
"Emm Jeje udah selesai makan... Jeje akan ke kamar duluan. Permisi"
Semua anggota Elite langsung melebarkan mata mereka melihat Jaehyun yang keluar dari ruang makan. Mereka lupa eksistensi Jaehyun, tetapi mereka semua juga tidak bisa melakukan apapun. Jadi, para anggota Elite hanya menatap Jaehyun dengan kasihan. Johnny pun hanya melirik sekilas ke arah Jaehyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIREFLIES
Fanfiction⚠️PLEASE BANGET JANGAN BACA KALO GAK SUKA!⚠️ Aku cuma penulis abal-abal yang baru mulai nyoba nulis di wp. Siapa yang tidak tau Johnny sang ketua port mafia yang paling sadis di dunia gelap? Tentu, semua orang yang berada di dunia gelap itupun tau b...