10-D. Proses Pendekatan

3.3K 376 6
                                    

ITU YANG SILENT READERS KENAPA DIEM? YA, SAYA TAU KALO KALIAN LAGI SARIAWAN JADI NGGAK KOMEN.

***

Pendaratan jet Kyler berhasil mendarat dibandara pribadi Kyler's kota New York, Amerika Serikat.

Smith membawa tubuh putranya ke dalam tempat tidur. Terlihat disana, dokter Max telah berada didalam kamar tidur Darrel dengan perlengkapan alat medis yang telah disiapkan sebelumnya.

"Setelah perjuangan mencari, akhirnya kau berhasil menemukan putra ku." Max tersenyum jail sembari memakaikan sarung tangan berwarna putih. Tidak taukah jika Smith tengah menatap tajam ke arahnya.

"Ucapkan sekali lagi Max!" Titah Smith terlihat marah. Setelah berhasil merebahkan tubuh putranya diranjang king size bersprai putih polos.

Max terkekeh tanpa dosa. "Iya, putraku." Balasnya beralih menatap wajah sohibnya dengan menggerakan kedua alisnya naik-turun. Sekedar menggoda.

Memang dasarnya Max, tipikal pria humoris dan supel kepada siapa saja.

Smith tanpa aba-aba memberikan tendangan ke pantat Max yang tertutup jas kedokteran berwarna putih itu menggunakan tenaga dalam.

Max mendelik sebal, "awas saja jika pantat ku yang sexy ini mengalami kelecetan akibat ulah tendangan mu." Max mewanti tegas sambil mengngusap pantatnya akibat tendangan sohib terlaknatnya itu yang tak main-main.

"Kau seorang ayah yang tidak suka bercanda kawan." Max merangkul bahu Smith dari samping.

"Tidak usah berbasa-basi. Cepat periksa putraku! Terlewat sejengkal saja, aku pastikan suntikan kematian akan mengenai tubuh cacingngan mu itu." Max segera melepas rangkulnya. Terlihat dongkol dengan penghinaan atau pujian terhadap bentuk tubuhnya itu.

Sialan sekali pria tua itu.

"Sudahlah terserah kau saja." Max memiringkan tubuh Darrel agar proses pemeriksaanya lebih mudah.

Disela-sela membuka kain kasa yang telah berlumuran darah. Max terkejut kala pandangan matanya mendapati bekas jahitan asal dibelakang tengkuk Darrel. Baru saja Max akan membuka mulut tiba-tiba,

Brak..

Baik Smith dan Max sontak kaget dengan dobrakan pintu secara tiba-tiba. Sepasang mata dari kedua insan tersebut menoleh ke ambang pintu, memastikan siapa pelaku yang berani melakukannya.

Baru saja Smith mengeluarkan pistol revolver disaku jasnya, nampaklah seorang pria dewasa seumuran Max, 29 tahun memakai pakaian serba hitam dengan wajah sebagian yang tertutup masker hitam.

"Hanya seorang pengecut saja yang menampakan wajah asli dengan cara menyamar." Smith menodongkan pistolnya siap melepaskan satu peluru mengarah langsung ke tubuh pria yang berpakaian serba hitam. Tidak jauh dari jaungkauannya.

Orang itu tersenyum tipis dibalik masker. Tangannya beralih membuka penyamarannya agar terlihat lebih jelas dan tidak dicurigai penyusup.

Smith terkejut kala mengamati siapa tamu spesialnya. "Selamat datang brader." Smith terlihat antusias. Terjadilah pelukan singkat dari dua sejoli yang jarang bertemu itu.

Max berdehem keras disana." Disini terdapat manusia hidup yang menyaksikan keromantisan kalian."

Orang itu terkekeh menghampiri Max yang terlihat dongkol akibat terabaikan.

Nasib

"Kurasa jabatan mu sebagai dokter mulai naik tingkatan." Celoteh orang itu memberikan pelukan selamat datang sembari menepuk punggung Max disela-sela pelukan mereka.

KAVAMIRO DARREL (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang