Jangan lupa vote and comen sesuai batasan jangan yang bikin author nda badmood 💗
oOo
Ruby mendengus kecil, bibir berbentuk hati itu tak henti hentinya menggerutu di sepanjang koridor sekolah. Berjalan sedikit kesulitan seraya membawa tumpukan kertas untuk rapat osis. Kini, rasanya tangannya pegal menahan berat tumpukan kertas. Nasib nasib jadi anggota osis ya gini jadi babu guru, sial!
"Loh Ruby! gue kira siapa? hampir aja gue teriak! kertasnya bisa jalan sendiri!" canda Rafael menahan tawanya.
"Sialan, lo kalo mau ketawa ketawa aja deh ga usah lo tahan gitu!" dengus Ruby kesal membuat Rafael terkekeh.
"Haha habisnya lo lucu, masak orang sama kertasnya. Tinggian kertasnya ketimbang orangnya!" ucap Rafael.
"Sialan, gue ga sependek itu ya!" sahut Ruby tak terima.
" Iya dah, lo tinggi!" ngalah Rafael.
" Sini kertasnya!"
" Ga usah, gue bisa sendiri kok!" tolak Ruby menggeleng.
" Gapapa, sini gue bantu!" ucap Rafael seraya mengambil setengah tumpukan kertas yang ada di tangan Ruby.
" Mau di bawa kemana?"
" Siniin bukunya, El!" pintah Ruby merasa tak enak hati seraya ingin mengambilnya kembali.
" Biar gue bantu, lo tinggal bilang aja mau dibawa kemana kertasnya." ucap Rafael memaksa.
"Aduh El mending ga usah deh!" tolak Ruby. Bukan, bukannya menolak Rafael membantunnya. Tapi Ruby hanya ingin menyelamatkan Rafael dari amukan Mariel.
Bugh!" Brengsek! lo paham ga sih artinya tolakan. Dia bilang ga usah, ya ga usah anjing! lo ga usah maksa, sialan!" ucap Mariel geram seraya melayangkan bogeman mental ke arah Rafael dan membuat sang empu tersungkur.
Bugh!
Bugh!
Pukulan bertubi tubi Mariel layangkan pada Rafael. Pukulan itu seolah olah tidak memberikan waktu pada lawannya untuk mengelak, menghindar ataupun membalasnya.
" Jangan sentuh milik gue, bajingan!" desis Mariel tajam seraya menarik kerah seragam milik Rafael, menghempasnya kasar.
Ruby hanya terdiam menyaksikan dengan tubuh gemetaran, raut wajah gelisah ketakutan terukir. Kilasan memori masalalu berputar, seolah olah memaksanya keluar. Ruby menggeleng ribut seraya menutup kedua telinganya.
" Arghh Enggak! hiks ... nggak!"
Mariel menghentikan aksinya, ia menoleh ke arah Ruby yang berteriak.
Spotan ia menghampirinya." Ruby," Panggilnya sendu sekaligus khawatir.
"Enggak! j-jangan mendekat hiks... Pergi... pergi! Ruby ga suka cowok kasar, cowok jahat. Suka main tangan!" ucap Ruby seraya memundurkan langkahnya.
" Enggak! Hiks... dia cowok jahat. Ruby ga mau! Arghh!" ucap Ruby kacau sambil menjambak rambutnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARIEL : BAYI BESARKU!
Novela JuvenilGimana rasanya punya cowok serasa punya bayi? manja ga ketolong! Mariel Lintang Semesta, cowok tampan berwajah datar. Mariel bisa cuek, dingin, datar, manja, terkadang bersikap Childish di depan gadisnya dan liar di belakangnya. Siang bertingkah sep...