Tiga hari adalah waktu yang terkesan cukup lama bagi cowok raven itu setelah kejadian salah satu junior menyebalkan yang pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun dan memasang raut wajah yang sendu. Levi masih ingat dengan jelas, bagaimana Elissa yang hanya berujar pamit permisi lalu setelahnya langsung pergi, ia juga bukan tipe orang yang terlalu memperdulikan hal sekecil ini, namun rasa bersalahnya jauh lebih besar daripada ketidakpeduliannya. Levi membuang nafas, kepalanya menoleh ke luar jendela kelasnya melihat siswa-siswi kelas X SC 1 sedang melaksanakan pelajaran penjas di halaman depan.
Iris biru gelap keabu-abuan miliknya menatap seseorang yang tampak ceria, gadis itu hanya duduk di lapangan dengan Mikasa dan Sasha serta ada beberapa gadis lagi yang tidak ia ketahui namanya. Di sana, Elissa hanya tertawa yang mungkin penyebabnya adalah lelucon yang selalu dikeluarkan oleh Sasha. Sedangkan siswa laki-laki ada sebagian yang bermain sepakbola dan ada sebagian lagi yang bermain voli di lapangan yang berbeda.
“Apa yang kau lihat, Levi?”
Levi menolehkan kepalanya, melihat Hange yang langsung mengambil posisi duduk di sebelahnya. Tidak biasanya gadis berkacamata itu datang dengan penuh kedamaian dikarenakan Hange akan selalu menggebrak meja kalau datang menghampiri.
“Gak ada, cuma ngeliat bocah-bocah itu,” jawab Levi yang menunjuk sekumpulan remaja dengan dagunya.
Hange ikut menoleh ke arah yang ditunjuk teman semasa kecilnya itu. “Kelasnya Eren ya,” gumamnya setengah bertanya, dibalas anggukan kepala dari Levi.
“Karena sebentar lagi akan ada acara festival, guru-guru gak ada yang mengajar kita. Anak kelas 12 pun udah sibuk latihan untuk pertunjukan drama kolosal mereka, jadi jangan membuang waktu di sini dan ayo kita latihan. Mike sudah menunggu di ruang musik,” jelas Hange menggebu-gebu. Setelah lama tidak tampil, Hange merasa bahwa ia harus latihan totalitas agar tidak mengecewakan penonton nantinya.
“Aku gak bertenaga untuk pergi ke manapun,” tolak Levi.
Hange langsung menarik tangan Levi, dan Levi sama sekali tidak memberontak. Hange mengernyitkan alisnya, ada yang aneh dengan temannya hari ini.
“Mou Levi, acaranya tinggal 3 minggu lagi dan kau malah bermalas-malasan di sini? Ada apa denganmu? Biasanya kau yang paling sibuk menyuruh latihan kalau ada acara apapun,”
Levi menggeleng, bibirnya mengerucut dan pipinya menggembung. Hange meloncat kaget, ekspresi Levi mirip seperti anak kecil yang tengah merajuk. “Aku vokalisnya. Apa kau mau aku kehabisan suara saat tampil nanti, hah? Kau gitaris dan Mike drummernya, kalian hanya perlu memainkan alat-alat itu sedangkan aku harus berteriak kalau misalkan ada nada tinggi. Apa kau gak memikirkan kesehatan tenggorokanku, hah?”
Jeda sejenak, Levi mengambil nafas dalam sebelum melanjutkan kalimatnya. “Kau gak mau mengecewakan penonton 'kan? Jadi biarkan aku berdiam diri di sini. Apa kau mau aku merusak penampilan nanti dengan gak bisa bernyanyi? Apa kau sudah memikirkan itu sebelumnya? Enggak, 'kan? Jadi pergilah atau aku akan menendangmu!”
Antara terkejut dan terkesima, Hange dengan mata membulat sempurna berbinar-binarnya mendekatkan wajahnya ke Levi. Lalu tidak lama setelahnya senyuman Hange mengembang lebar sampai mendekati telinganya. Levi bergidik, spontan menjauhkan wajah Hange darinya.
“Woooaaaah! Aku gak menyangka bahwa teman cebolku ini ternyata bisa banyak bicara juga! Wah, wah, wah! Kurasa pangeran es udah gak cocok lagi sebagai gelarmu! Levi! Aku gak tau apa penyebab sehingga kau jadi begini tapi aku senang karena kau gak sedingin sebelumnya. Baiklah! Kau diam saja di sini aku akan menghampiri Mike di ruang musik, kami akan latihan,”
Setelahnya Hange langsung berlari melenggang pergi tidak peduli dengan badan besar Erwin yang baru saja ditabraknya hingga cowok pirang itu terjungkal ke belakang. Dan teriakan maaf terdengar menggelar di koridor, Erwin mengusap-usapnya bokongnya yang terasa nyeri lalu memunguti kertas yang berhamburan di lantai dibantu oleh Nanaba yang kebetulan posisi gadis itu dekat dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back to The Past ✓
Hayran Kurgu[Book Three] [Complete] Lanjutan dari Dandelion. Disarankan baca Dandelion terlebih dahulu sebelum baca ini. Erhardt dan Elissa sudah tumbuh dewasa, dan gara-gara sebuah buku mereka melintasi waktu kembali lagi ke zaman orangtua mereka saat masih mu...