Reyhan POV
Terkadang aku berfikir, betapa menyenangkan jika hidup bersama kucing-kucing ku di sebuah rumah minimalis bersih di bawah kaki Gunung. Merasakan ketentraman suasana alam, udara bersih serta suara kicauan burung yang indah."Silahkan seporsi mie ayamnya sudah siap, selamat menikmati.." suara gadis muda yang merupakan anak pemilik kedai tersebut membuyarkan lamunanku.
"Menurutku, pernikahan adalah penyakit paling menyakitkan yang pernah ada. Pernikahan adalah sebuah penyiksaan tiada akhir." ujar ku sambil menuangkan saus sambal kedalam mangkuk mie ku. Saat ini aku berada di kedai mie yang selalu menjadi langganan ku.
Aku sadar wanita paruh baya pemilik kedai itu beserta anak gadisnya terlihat tak tertarik dengan ocehan ku, namun sebenarnya mereka mendengarkan kalimat-kalimat yang terus aku diucapkan.
"Aku ingat masa ketika aku baru saja menikahi istriku, kami pergi ke toko swalayan bersama, saat itu istriku mengambil keripik kentang, awalnya aku kira itu keripik kentang biasa namun setelah aku membaca rasa keripik kentang yang ia ambil adalah salty egg, saat itulah aku berfikir pasti kami tak akan cocok. Saat aku ingin minum susu putih, ia malah membuka sebotol susu coklat. Kami telah menikah selama dua tahun, tapi aku sama sekali tak bisa mengingat satu saat pun kami berdua akur. Dan lagi, istriku tumbuh besar di sebuah pedesaan, aku kira hidup di pedesaan membuatnya disiplin dan terbiasa tepat waktu, tapi kenyataannya kapan pun kami pergi ke bioskop, dia sering kali terlambat." Ujarku yang bercerita tentang kehidupan pernikahanku.
.
.
.
Akibat sore tadi hujan deras; hawa menjadi sangat dingin, jalanan yang basah pun juga dipenuhi oleh kubangan-kubangan air kecil.
Sepanjang jalan, aku berjalan kaki dengan hati-hati jangan sampai sepatuku tercelup kedalam kubangan-kubangan air itu, karena akan sangat merepotkan jika berjalan dengan sepatu yang basah. Hujan tadi sore membuat lapar melanda perut, sepulang bekerja aku memutuskan untuk menikmati seporsi mie ayam di Kedai makanan langganan ku untuk mengisi perutku sekaligus menghangatkan tubuh, setelah itu baru pulang ke rumah.
Aku hanyalah seorang pekerja lapangan di sebuah perusahaan vending machine. Apartemen yang aku tinggali berasama istriku juga kecil dan sempit, namun walaupun begitu segala kebutuhan keluarga kecil kami selalu tercukupi.
"Eh Kak Anita, Selamat malam" sapa ku pada wanita yang menjadi pekerja di toko laundry milikku bersama istri. Toko laundry tersebut sehari-hari dikelola oleh istriku, tempatnya berada persis di bawah lantai kamar apartemen kami.
"Eh Reyhan, Selamat malam juga, baru pulang kerja ya? Tuh Maya sudah berada di atas." Kak Anita menjawab sapaanku dengan ramah.
"Benarkah?"
"Iya, segeralah masuk hawa semakin dingin"
Mendengar jawaban Kak Anita, Aku pun lalu bergegas masuk gedung apartement yang sudah aku tempati lima tahun lamanya, bahkan sebelum aku menikah.
KAMU SEDANG MEMBACA
More Than a Ex-Married Couple
FanficReyhan seorang pria yang selalu menginginkan perceraian dengan istrinya. Bukan tanpa alasan, dirinya sudah tak tahan dengan ketidak-cocokan antara dirinya dan istrinya. Ditambah lagi Reyhan dipertemukan lagi dengan mantan kekasihnya semasa sekolah d...