Hari Senin ditambah suara Alicia ternyata mampu membuat Nandra kesal. Sejak berangkat sekolah tadi pagi, Alicia tak hentinya membuntuti Nandra. Dimulai dari Alicia yang ikut berbaris di barisan kelasnya ketika upacara, ikut duduk di samping Nandra ketika di kantin, bahkan sekarang gadis menyebalkan itu ikut masuk ke dalam uks laki-laki.
Bahkan sampai Nandra berteriak supaya Alicia pergi, gadis itu tetap keras kepala dan tidak mau menurut. Alicia tidak mau diam, dia selalu mengocehkan apa yang dia lihat, yang sudah pasti ocehan Alicia tidak ada yang masuk ke dalam telinga Nandra.
"Ndra! Lo dengerin ngga sih?" Alicia berteriak, Nandra tidur di atas ranjang uks dengan masih menggunakan sepatu, sedangkan Alicia duduk di tepi ranjang sebelah ranjang Nandra yang berjarak sekitar setengah meter.
"Ndra? Lo beneran tidur?" Alicia berdiri, hendak mencari tahu apa laki-laki di depannya ini benar-benar tidur.
Ketika Alicia menyentuh pipi Nandra dengan telunjuknya, mata Nandra terbuka dan laki-laki itu bangun dari atas ranjang.
"Mau kemana?" Pertanyaan Alicia hanya hilang di telan angin. Sejak pagi, Nandra tidak menjawab satupun ocehan Alicia, kecuali ketika di kantin laki-laki itu meneriaki Alicia untuk pergi. Setelah itu dan Alicia tetap membatu, Nandra memilih kembali mendiaminya.
Nandra pikir, pasti nanti kalau Alicia sudah bosan dan lelah dia akan pergi sendiri. Tapi ternyata, gadis itu masih bertahan menghadapi diamnya sampai sekarang.
"Punya mulut tuh dipake, bisu beneran bau tau rasa."
Nandra yang sudah berada di depan pintu berhenti, lalu membalikkan badan, Nandra kesal, tapi ia sedang tidak ingin marah-marah.
Melihat Nandra yang membalikkan badan Alicia kembali bertanya, menanyakan pertanyaan yang sama.
"Mau kemana Nandra ganteng?"
Nandra menaikan satu alis, tidak menyukai panggilan Alicia.
"Mau kemana?" Alicia bertanya lagi.
"Toilet, jangan ikuti gue," Nandra menjawab sekaligus memperingati.
Alicia hendak turun dari ranjang dan ikut keluar, tapi Nandra sudah keluar lebih dulu lalu menutup pintu, tidak lupa menguncinya dari luar.
"Ndra! Jangan bilang lo ngunciin gue?"
Pintu diketuk-ketuk dari luar, sementara Nandra menyimpan kuncinya di dalam saku.
"Ndra? Gila lo, bukain nggak?"
Alicia mulai menggedor pintu secara brutal, dan menarik engsel pintu secara kasar, tindakannya tidak berhasil dan berakhir percuma.
"Ndra, jangan bercanda dong!"
"Siapa yang lagi bercanda?"
"Ndraa!" Panggil Alicia memelas.
"Gue janji ngga ngikutin lo lagi deh, bukain dong."
KAMU SEDANG MEMBACA
Melukis Paras
Novela JuvenilAku tidak sedang melukis kanvas, melainkan paras, untuk dicintai kamu, dan untuk mencintai kamu. Judul awal: Butterf(lie)