Shani Indira Natio, gadis muda yang sudah menjabat sebagai CEO disebuah perusahaan bernama NATIO CORP. Perusahaan yang sudah memiliki beberapa cabang di dalam maupun luar negeri.
Saat ini shani sedang duduk di kursi kebesarannya, dengan setumpuk dokumen yang memenuhi meja kerjanya.
Wajahnya tak berekspresi sedikitpun, matanya meneliti satu persatu lembar perlembar dokumen yang memang harus di cek.
Memisahkan antara kanan dan kiri, yang baik dan yang buruk, yang shani tandatangani dan yang tidak, hal hal seperti ini sangat shani perhatikan, tidak igin jika menemukan sedikit saja kesalahan.
Shani sudah selesai dengan sutumpuk dokumen yang telah selesai di periksanya, tangannya memencet tombol tombol telpon.
Eli kamu panggilkan indah bagian keuangan adel bagian pembelanjaan dan olla bagian teknisi keruangan saya sekarang
Baik boss
5 menit berlalu orang yang shani panggil sudah berdiri dihadapannya, dengan pandangan yang menatap shani takut takut.
" indah! Laporan keuangan yang kamu buat kurang spasi di bagian keterangan, adel! Nota yang kamu kasih ini terlalu banyak, jadikan satu jika berbelanja di satu tempat dan olla! Kabel yang kamu pasang di ruang IT itu tidak lurus! " ucap shani dingin, sebenarnya itu bukan masalah besar semuanya bisa diperbaiki, tapi ini adalah shani, gadis yang selalu ingin memberikan yang terbaik.
" maaf, untuk kabel akan segera saya perbaiki "
" untuk laporan keuangan akan saya cek Kembali Bersama tim "
" dan untuk nota serta bon akan saya gabungkan "
Ucap ketiga pegawai itu, wajahnya bahkan sudah pucat pasi mendengar bossnya yang mempermasalahkan hal hal seperti ini
Ceklek
Pintu ruangan terbuka, masuk seorang gadis bertubuh tinggi, chika atau yessica tamara gadis yang menjabat sebagai asisten shani Indira natio, gadis bermata coklat dengan gummy smile itu berjalan mendekat.
" kalian boleh Kembali bekerja " ucap chika dengan lembut tak lupa senyum yang diberikan kepada mereka.
" baik, terimakasih kami permisi " ucap indah lalu mereka bertiga pergi meninggalkan ruangan luas bersuhu dingin ini.
" ada apa chik ? "
" di lobi ada gadis yang mau ketemu sama ci shani "
" siapa ? "
" ngga tau, katanya mau ambil ponsel sama tas punya dia "
Shani membulatkan matanya " badannya kecil ? "
" iya bener "
" rambutnya pendek ? "
" iya bener "
" ada gingsulnya ? "
Chika lagi lagi mengangguk dan membenarkan ucapan shani
" dimana anaknya ? "
" didepan lagi nunggu "
" oke thanks " ucap shani lalu segera berlari membawa tas yang memang sudah shani simpan di meja kerjanya , yang membuat chika heran adalah, wajah shani yang terlihat sedikit berbeda ah tidak sangat berbeda, shani si CEO dingin itu tersenyum, walau tipis tapi bukankah itu suatu anugerah untuk chika ? setidaknya hari ini chika bisa pulang cepat.
Sementara shani berlari membuat heran para pegawai, shani yang biasanya selalu tenang dalam melakukan apapun kini terlihat sangat terburu buru sekali.
Netranya menangkap sosok yang sedang duduk sambil menunduk " hay " panggil shani Ketika sudah berada di hadapan gadis bertubuh mungil itu
" hay, lama banget "
" maaf yah, saya ngga tau kamu mau dateng hari ini "
" iya ngga apa apa. Nih aku balikin " gracia mengembalikan black card dan uang pecahan 75 ribu rupiah itu ke shani.
" kamu ngga pake ? "
" di pake ko, Cuma 25 ribu, solanya bingung juga mau beli apa, mau beli siomay pake uang 100 an katanya ngga ada kembaliannya pake kartu katanya mesin geseknya ngga punya "
Shani tersenyum dan mengambil kartu miliknya " oke saya ambil "
" makasih yah "
" iya, mau saya antar pulang ? "
" ngga ngerepotin ? "
" ngga "
" aku boleh ambil tas sama ponsel ku ? "
" ah iya nih " shani memberikan tas dan ponsel yang sejak tadi ia genggam. Lalu netranya mencari sosok adik kecil yang selalu membantunya dalam mengurus perusahaan. Zee natio adik dari shani Indira natio.
" zee" panggil shani Ketika melihat zee, sedangkan si empunya nama langsung mendekat kearah shani.
" iya ci ada apa ? "
" pinjem mobil "
Zee mengambil kunci mobil yang berada di saku celananya lalu memberikannya kepada shani. " nah "
" saya pake yah " zee mengangguk lalu pergi meninggalkan shani dan gracia
Shani menggenggam lengan gracia, mengajaknya berjalan beriringan menuju mobil milik zee yang akan dipakainya untuk mengantar gracia pulang kerumahnya.
Sementara riuh langsung terdengar Ketika siluet kedua insan itu sudah pergi menjauh, hilang tertelan dan hanya rumor yang tertinggal.
Betapa indahnya senyum seorang shani
Kulkas 12 pintu seketika menghangat hanya karena tatapan teduh milik gracia.
.
.
.
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Untitle | Greshan
Short Storyterimakasih sudah hadir walau tidak menyembuhkan setidaknya sedikit mengobati.