#3 Mimpi Buruk

34 9 7
                                    

            Dongho sedikit mengejang dan berkeringat dalam tidurnya. Kepalanya dengan konstan menghadap ke kanan dan ke kiri. Lalu sedetik kemudian matanya mengerjap. Ia bangun dan langsung berlari mencari Minhyun, tidak peduli dengan nafasnya yang terpenggal.

          "Minhyun?"

         "MINHYUN?!"

          Dongho berlari memasuki kamar Minhyun dan tidak ada siapapun di dalamnya. Nafasnya hampir terhenti. Saat ia hendak menjatuhkan tubuhnya, Minhyun terlihat keluar dari kamar mandi dengan kaos dan celana panjang, pertanda dia selesai mandi. Tanpa sadar, Dongho langsung berlari ke arah Minhyun dan memeluknya dengan erat.

           Minhyun sedikit membelalak, tidak percaya bahwa Dongho akan memeluknya secara tiba-tiba. Kedua tangannya ragu, haruskah dia memeluk Dongho juga? Bagaimana jika Dongho akan pergi jika dia memeluknya kembali? Di sisi lain, dia benar-benar merindukan pelukan Dongho. Dan dia ingin Dongho selalu memeluknya kapanpun.

          'Dongho?'

          Dongho semakin mengencangkan kedua tangannya di punggung Minhyun. Nafasnya masih belum stabil dan matanya terpejam.

           Minhyun tidak peduli lagi. Dia hanya akan memeluk kembali. Pelan tapi pasti, satu tangannya mendarat di tengkuk Dongho dan satu lainnya berada di pinggang Dongho.

           'Mimpi buruk?'

           "Aku bermimpi hari di saat kamu meninggalkanku pergi" , ucap Dongho dalam hati.

           'Tidak apa-apa, itu hanya mimpi', tangannya sedikit menepuk kepala Dongho.

           "Aku harap, tapi kamu benar-benar pergi",  balas Dongho dalam hati lagi.

           Dongho masih berpura-pura terkejut akan mimpinya, agar bisa memeluk Minhyun sedikit lebih lama. Dia tau ini egois dan tidak benar, tapi dia sangat merindukan tubuh Minhyun. Dia juga merindukan kasih sayang Minhyun.

           Begitupun Minhyun yang dengan senang hati akan memeluk Dongho sebanyak yang Dongho mau. Karena Minhyun juga merindukan tubuh Dongho. Minhyun benar-benar merindukan saat dimana dia akan selalu memeluk Dongho dan menghujaninya dengan kecupan yang manis.

           Sudah 5 menit dan Dongho akhirnya melepas pelukan itu. Menganggapnya akan terlihat murahan jika ia terus-terusan berpura-pura karena Minhyun tidak sebodoh itu. Dengan sedikit aktingnya, Dongo pura-pura sedikit melompat dan melepaskan kedua tangannya lalu mundur.

           "Uh.. um.. maaf..."

           'Masih terkejut?'

           "Sedikit, maaf karena lancang"

            Dongho mengatakannya dengan kedua matanya yang tidak bisa menatap Minhyun. Bola matanya bergerak kekanan dan kekiri dan ia sedikit menggigit bibirnya.

           'Dongho.. itu tidak lancang, kamu bisa memelukku sebanyak yang kamu mau'

           'Kamu tau itu'

          "Tidak, maaf.."

           'Dongho, bagaimana jika ki—'

            "Aku akan menyiapkan sarapan"

            Dongho menghindar lagi. Tidak, dia tidak akan menangis didepan Minhyun. Dia tidak akan mengemis dan menunjukkan sisi lemahnya kepada Minhyun.





your ocean ; minbaekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang