#38 Dinner

195 54 30
                                    

Yena tersenyum. Ia menghampiri suaminya untuk membenarkan sedikit dasinya. Ia memang sering melakukannya meski selalu berakhir dengan balasan bentakan atau mungkin pukulan. "Apa ada makan malam bersama klien lagi?"

"Apa urusanmu?"

Yena tersenyum kemudian menggeleng. "Apa aku tidak boleh bertanya?"

"Sangat tidak boleh." Seungho menjauhkan tangan Yena dari dasinya. "Sudah kubilang, aku membiarkanmu tetap di sini karena bayi itu. Jadi ... Jangan berpikir aku akan menerimamu dengan senang hati."

Yena tersenyum getir saat lelaki itu berlalu. Satu hal yang membuatnya percaya jika kesempatan itu akan datang adalah karena seburuk apa pun Seungho, suaminya itu tak pernah bermain dengan wanita lain. Makanya, ia berharap bayi itu bisa membuat suaminya mulai mencintainya. Lagi pula, Tzuyu sudah memiliki tambatan hati. Jadi, ia cukup yakin, Seungho bisa berbalik padanya.

"Aigo, kau menendang? Aegi-ya, Eomma juga lapar. Bagaimana jika kita memasak sesuatu lebih dulu? Kau selalu senang jika Eomma memasak 'kan?"

Yena sempat berpikir masa depannya akan begitu hancur. Ternyata tidak sama sekali. Setelah malam itu, ternyata ia mendapat kehidupan baru yang menurutnya tidak terlalu buruk. Memang, secara hukum ia tak diakui sebagai bagian dari keluarga Kim. Namun, ia mendapat fasilitas yang setara dengan keluarga sang suami. Ia memiliki akses ke setiap kartu kredit dan rekening Seungho. Ia juga selalu dikawal meski Seungho mengatakan itu untuk bayinya. Menurutnya, tak masalah, selagi suaminya masih bisa berempati, ia percaya keajaiban akan selalu ada.

💎💎💎

"Oppa ...!" Tzuyu berlari kemudian memberikan pelukan pada lelaki yang baru saja tiba itu. Memang, baru beberapa jam lalu mereka berpisah. Namun, Tzuyu sudah merasa jika rindu itu terus menggebu dalam hatinya. Ia semakin tak sabar, mengenalkan Jungkook sebagai pria yang akan ianikahi pada orang tuanya.

"Aku pikir sesuatu terjadi karena kau tidak kunjung sampai."

Jungkook tersenyum kemudian mengusap halus pucuk kepala gadis itu. "Sedikit macet. Apa aku membuatmu menunggu? Maafkan aku."

Tzuyu melepas pelukannya. Ia menyentuh dahi Jungkook hingga sang kekasih mengernyit heran. Kemudian, gadis itu menggeleng lalu berdesis. "Kau ... Tidak demam. Ada apa dengan hari ini?"

"Ada apa?"

Tzuyu menyenggol lengan lelaki itu dengan senyum tersipu. "Apa ... Kau berubah seperti ini setelah melihatku menggendong bayi?"

Jungkook tertawa menebak terkaan dari Tzuyu. Tidak, ia bukan berubah. Ia hanya mempelajari semua hal yang ada pada komik kesukaan Tzuyu. Ia juga mencontoh bagaimana Tzuyu memperlakukannya. Tak jarang, ia menonton vlog pasangan muda di sela pekerjaannya.

"Kalian mau bermesraan di sini? Astaga, rasa cinta kalian benar-benar tidak bisa dikendalikan sepertinya. Terutama kau, Tzuyu."

Teguran dari Hyeri tentu membuat Tzuyu mencebik. "Makanya, kau harus berkencan."

"Bagaimana aku bisa berkencan? Seharian kau memberikan tugas padaku. Lalu akhir pekan? Itu waktunya aku tidur panjang. Cepat masuk sebelum kalian dimarahi."

"Terima kasih, Hyeri-ssi."

"Aniyo, karena sekarang kau kekasihnya Tzuyu, aku juga akan melayanimu. Tolong hubungi aku jika makan malamnya sudah selesai." Hyeri tersenyum kemudian masuk ke mobil. Ia harus pergi ke supermarket untuk mengisi persediaan bahan makanan di rumahnya.

Can I Love You? [End]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang