12

1.6K 271 142
                                    

KOKO STAN, U READY?

18+

-- ര ----- ര --

“Agh...”

“Ahh... Ashh...”

“Inupi...”

“Heh, jancuk.”

(Y/n) mengerutkan alisnya saat Koko malah mempercepat gerakan pinggulnya.

Sakit, ih.

“Jangan sebut-sebut Inupi, sayangghh...” ucap Koko dengan sedikit desahan.

Mata pria itu merem melek keenakan. Tangannya tak mau diam, remas sana-sini.

(Y/n) hanya mendongak kendati lelah mendesah, ia pasrah membiarkan Koko melanjutkan aktivitas malam mereka.

Eum, aktivitas malam. Sebenarnya, sebelum ini Koko dan (Y/n) memainkan satu game yang mana, orang yang kalah harus menghabiskan satu kaleng bir.

Dan Koko kalah hampir di setiap babak.

Akhirnya di sinilah mereka, dibawah pengaruh alkohol, keduanya melakukan hal plus-plus.

Entah sudah berapa kali (Y/n) mencapai klimaksnya, sang Kekasih terus menggenjot sampai dirinya sendiri merasa puas.

Wanita? Ya, wanita. (Y/n) itu wanita tapi saya tutup-tutupi dengan embel-embel gadis.

Dapat dirasakan (Y/n), milik Koko membesar di dalam sana. Siap mengeluarkan cairan kentalnya.

“Keluarin di luar, Koko... Agh...”

Koko terkekeh di sela-sela kegiatannya. Badannya berkeringat dengan wajah memerah.

“Nghh.... Ahh.....”

Sayang, rahim (Y/n) malah menghangat setelah pria itu menghentak keras masuk ke dalam.

Oanjing.

Koko ambruk di atas (Y/n), menindih nya lalu menenggelamkan wajahnya di ceruk leher sang Kekasih.

(Y/n) berdecak di dalam hati, “Koko, nanti beliin nanas muda.”

“Buat apa, sih?”

“Biar gak ada anak kamu di dalem.”

“Hm...”

Hening kemudian melanda. Tak ada percakapan akibat Koko yang mulai terlelap di atas (Y/n).

(Y/n) sendiri malah asik bengong mikirin-

“Akane...”

Tuh 'kan, baru juga dipikirin, langsung kejadian.

Ngigauan Koko tadi benar-benar terdengar jelas di telinga (Y/n).

Bikin hati panas tapi 'kan udah biasa.

Giliran (Y/n) nyebut-nyebut Inupi, gak boleh.

Ia menghela nafas, tangannya bergerak menjauhkan Koko dari atas tubuhnya.

Setelah berhasil menyingkirkan kekasihnya, wanita itu turun dari ranjang- sakit! Selangkangannya sakit.

(Y/n) meringis pelan, “Bringas banget, sih...” gumamnya.

Ia berjalan perlahan menuju kamar mandi berniat membersihkan diri.

“(Y/n)?”

Hm?

(Y/n) sedikit membalikkan badannya. Koko terbangun. “Apa?”

Koko mengerutkan alisnya, “Akane mana?”

(Y/n) terdiam mendengar itu. Koko ini kenapa?

“Dari tadi cuma ada aku.”

Koko sedikit menggaruk tengkuknya, “Jadi, tadi aku sex sama kamu, bukan sama Akane?”

ANJING...

(Y/n) menarik nafas dalam-dalam. Hatinya dongkol mendengar Akane, Akane, dan Akane.

Dipikir gak sakit hati?

Sakit, kak.

“Akanenya kamu ada di dalem tanah, yang di sini cuma aku.”

Tepat setelah itu, (Y/n) masuk ke dalam kamar mandi kamar dan menutup pintunya dengan kuat hingga menimbulkan bunyi kencang.

Koko menggeleng-geleng, mencoba melihat sekitar dengan baik. Pandangannya kabur dan berbayang, kepalanya pusing.

Jadi, tadi (Y/n)?

Kenapa Koko melihat Akane?

Lagipula, Akane di dalam tanah katanya?

Kurang ajar.

Tapi bener, Koko.

Akane di dalam tanah, yang selalu dengan pria itu hanya (Y/n).

Cepat-cepat sadar, deh.

“Wanita itu perlu dihukum...”

-- ര ----- ര --

Typo? Gomen

𝐈'𝐌 𝐍𝐎𝐓 𝐇𝐄𝐑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang