Part 2

4.6K 85 0
                                    

Jia mencium bibir Zee, Zee menangis dan tidak membalas ciuman Jia. Jia tidak marah, dia yakin Zee akan mengikuti alurnya. Dan benar saja, lama-kelamaan Zee membalas ciuman Jia.

Zee merutuki dirinya sendiri karena terbuai dan mengikuti alur yang Jia buat, dia menangis dan kembali berusaha untuk menolak setiap perbuatan Jia.

"euummm,"

Desahan keluar dari mulut Zee membuat Jia senang sedangkan tangan Jia sudah meremas kedua payudara Zee membuat Zee meringis kesakitan dan mendesah kenikmatan.

Setelah puas di bibir, Jia turun ke leher dan membuat tanda kepemilikannya. Jia tidak peduli Zee menikmati sentuhannya sambil menangis karena dia yakin Zee akan menikmati permainan ini.

Puas di leher, Jia menghisap puting susu Zee sedangkan dua jari kanannya sudah masuk ke lubang vagina Zee. Zee terus menahan desahan membuat Jia tersenyum miring, dia ingin melihat seberapa kuat Zee menahan.

Jia memaikan jarinya dengan sangat cepat membuat Zee melayang-layang dan tidak kuat menahan desahan tersebut, Jia tahu Zee tidak akan menolak sentuhan dia.

"Aahhhhhh eeennnaakkk kkkkkaaaaakkkkk,"

Desahan keluar begitu saja, Zee lagi-lagi merutuki dirinya yang menolak tapi menikmati sentuhan Jia. Setelah menyusu, Jia turun tepat di depan vagina Zee lalu menjilati vagina Zee yang sudah basah dengan sangat cepat.

"Zzzzeeee tttiiidddaaakk ttaaahhaann aaaahhhh,"

"Zzzzeeee mmmaaauuu kkeellluuuaaarr,"

Zee orgasme, Jia membiarkan saja setelah dirasa pemanasan sudah. Lalu dia mengarahkan juniornya ke vagina Zee. Vagina Zee yang belum pernah dimasuki tentu saja merasakan kesakitan yang luar biasa saat junior Jia menerobos masuk.

"Arrgghhhh ssaaakkkiitt hiks kkkkkaaaaakkkkk,"

Jeritan kesakitan Zee tidak membuat Jia berhenti menyetubuhi Zee, Zee terus menangis merasakan sakit saat junior Jia menerobos masuk ke vaginanya.

Pertama, Zee menangis karena dia menikmati sentuhan Jia. Kedua, Zee menangis karena dia tidak bisa menjaga dirinya dengan baik. Ketiga, Zee menangis karena kesakitan saat junior Jia menerobos masuk terlebih dia masih virgin.

Jia terus memaju mundurkan juniornya supaya juniornya bisa mencapai ujung sekaligus dia mencium bibir Zee untuk mengurangi rasa sakitnya, hal itu membuat Zee merasa kesakitan dan kenikmatan di saat bersamaan.

Hingga akhirnya junior Jia sampai ke ujung, dia terus memaju mundurkan juniornya dengan tempo cepat membuat keduanya berorgasme secara berbarengan.

Zee bisa merasakan kehangatan di dalam vaginanya, orgasme mereka bercampur darah keluar dari selangkangan Zee. Jia melihat Zee kelelahan, dia mengeluarkan juniornya dari vagina Zee dan menatap Zee lembut.

"Apa salah Ze hiks, kak?" lirih Zee.

"Kamu tidak salah apa-apa, bentar kakak ambil kamu minum dulu kamu pasti lelah," balas Jia.

Jia mengambil minum untuk Zee meninggalkan Zee di kamar sendiri menangis meratapi nasibnya, setelah itu Jia kembali ke kamar dengan satu gelas di tangannya.

Jia membantu Zee minum dengan memegangi gelasnya, Zee minum karena dirinya haus dan lelah juga setelah minum, Jia menaruh gelasnya di meja.

"Istirahatlah kakak tahu kamu lelah," balas Jia.

Zee tidak mengerti apa yang sebenarnya Jia sembunyikan darinya, dulu Jia bukanlah orang yang merusak masa depannya seperti ini. Jia yang dia kenal orang baik, pengertian dan penyayang.

Jia selalu mengawasi Zee bahkan pertemanan dia diperketat Jia, ke mana pun dia pergi pasti Jia ada terlebih Jia akan melarang semua laki-laki dekat dengannya.

Zee senang karena Jia melindunginya tapi dia tidak mengerti kenapa sosok kakak yang melindungi dia malah merusaknya seperti ini?

Jia menuju kamarnya dan mandi untuk membersihkan dirinya setelah itu dia kembali lagi ke kamar Zee untuk membersihkan badan Zee yang keringatan dan membersihkan vagina Zee juga.

Zee ingin sekali menutupi tubuhnya dan tidak ingin disentuh Jia lagi, sayangnya dia tidak bisa. Dirinya sudah lelah apalagi dia tidak akan bisa lepas dari borgol dan ikatan ini, itu sama aja membuang tenaga dia sia-sia.

Zee hanya bisa menahan malu saat Jia membersihkan badannya, berbeda dengan Jia yang tampak biasa-biasa saja. Setelah bersih, Jia menatap Zee sekilas hingga tatapan mereka bertemu.

"Kak, lepasin aku. Aku mohon," mohon Zee.

"Maaf Zee, kakak tidak bisa melepaskan kamu. Kamu istirahatlah di situ, kakak akan balik lagi saat makan malam dan persiapkan diri kamu.

"Sehabis makan malam, kamu akan layani kakak lagi tidak peduli vagina kamu masih sakit. Jadi jangan sia-siakan waktu istirahat kamu, kakak tinggal dulu," balas Jia.

Jia kembali ke kamarnya sedangkan Zee pasrah dan memilih beristirahat karena dirinya sudah sangat lelah, beberapa jam kemudian Jia kembali ke dapur untuk membuat makan malam.

Setelah makanan matang, Jia makan terlebih dahulu itulah yang dia lakukan sebelum memberikan makanan ke Zee. Sehabis makan, Jia membawa makanan dan minuman ke kamar Zee.

Di kamar, Jia melihat Zee masih terlelap. Dia menaruh makanan di meja dan menghampiri Zee untuk membangunnya, dia menepuk pelan pipi Zee hingga Zee terusik dan terbangun.

"Makan dulu ya," kata Jia.

Jia mulai menyuapini Zee dan Zee menerima karena dirinya juga sangat lapar, tidak mungkin Zee menolak makanan pemberian Jia apalagi masakan Jia selalu enak bagi Zee.

Sehabis makan, Jia melihat gerak-gerik Zee yang aneh. Jia tersenyum saat tahu apa yang ingin Zee rasakan, dia menatap Zee dengan tatapan biasa.

"Kalau mau pipis atau pup lakukan saja, kakak tidak akan berbaik hati mengantar kamu ke kamar mandi," tegas Jia.

"Aku malu, kak," balas Zee.

"Ngapain malu, tubuh kamu saja sudah kakak lihat semua. Intinya kamu pipis atau pup ya dari situ," kata Jia santai.

Zee tahu perkataan Jia tidak main-main, dia terpaksa pipis di sini dengan Jia yang tentu saja melihatnya. Zee tentu saja malu tapi mau gimana lagi, Jia tidak akan membiarkan dia ke kamar mandi.

Jia tersenyum melihat Zee menuruti perkataannya, dia mengambil tissue basah untuk membersihkan vagina Zee setelah itu dia kembali ke dapur untuk menaruh piring-piring kotor dan kembali lagi ke kamar.

Di kamar, Jia berlulut hingga mukanya berada di vagina Zee. Jia mulai menjilati vagina Zee sedangkan Zee kembali merasakan sensasi yang luar biasa, Zee mencoba menahan desahannya.

"Jangan tahan desahanmu, Ze," kata Jia tanpa menatap Zee.

Jia tidak marah, malahan dia akan menghukum Zee nanti atas apa yang Zee perbuat. Jia terus menjilati vagina Zee dengan sangat cepat membuat Zee tidak tahan untuk menahan desahannya itu.

"Zzzzeeee tttiiidddaaakk ttaaahhaann aaaahhhh,"

"Zzzzeeee mmmaaauuu kkeellluuuaaarr,"

Sayang seribu sayang, saat Zee ingin pelepasan Jia malah menghentikan aksinya, tentu saja hal itu membuat Zee menderita.

TBC...

6. Sister ComplexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang