Part 4

2.9K 68 0
                                    

Jia mengajak Zee turun dengan tangga supaya lama dan mengulur waktu padahal di mansion dia ada lift tapi dia tidak gunakan, dia mengajak Zee ke halaman belakang.

Di halaman belakang, Zee cukup terkejut karena pemandangan di sini sangat indah. Jia terus menarik Zee hingga dia duduk di kursi yang menghadap ke pemandangan, inilah alasan dia suka di mansion.

Pertama, jauh dari penduduk jadi tidak berisik dan kedua, pemandangan sangat indah. Jia menarik rantainya hingga Zee berada di sampingnya lalu Jia kembali menarik Zee untuk duduk di pangkuannya.

Jia menyandarkan kepalanya di pundak Zee dan memeluknya dari belakang sedangkan Zee hanya pasrah saja sambil menatap pemandangan yang indah.

Sambil memeluk Zee tangan Jia yang tadinya berada di perut Zee kini berpindah. Tangan kiri Jia ke payudara Zee sedangkan tangan kanannya sudah di vagina dan bersiap memasukkan kedua jarinya ke vagina Zee.

"Kamu suka pemandangannya, Ze?" tanya Jia.

Jia mulai meremas payudara Zee sambil memaju mundurkan dua jarinya yang sudah masuk ke vagina Zee membuat Zee mendesah.

"Aaahhhh,"

"Ssssuuuukkkkaaaa aaaahhhh kkkkkaaaaakkkkk,"

"Suka pemandangan atau sentuhan kakak?" tanya Jia kembali.

"Kkkkeedddduuuuaaa aaaahhhh nnnnyyyaaa,"

Jia tersenyum senang mendengar jawaban Zee yang menyukai sentuhan dia, Jia bertanya kembali tapi Zee tidak bisa mendengarkan kata Jia karena dia sudah terbuai dengan sentuhan Jia dan Jia tidak masalah, Jia terus memuaskan Zee.

"Leeebbiiihh cccceeepppaaatt aaahhhhh kkkkkaaaaakkkkk,"

Jia menuruti keinginan Zee, dia menggerakkan jarinya dengan cepat karena dia tidak mau Zee menderita lagi.

"Zzzzeeee aaaahhhh pppeeeengggeeennn kkkeeellluuuaarr,"

Dan tidak lama Zee orgasme, Jia mengeluarkan jarinya yang terkena orgasme Zee dan mengarahkan ke depan mulutnya membuat Zee bingung.

"Jilatlah sampai habis, sayang," perintah Jia.

Zee mau tidak mau menuruti perintah Jia, jujur saja dia sungguh lelah dan nikmat di saat yang bersamaan. Setelah jari Jia bersih, Jia berdiri otomatis Zee juga ikut berdiri.

Jia kembali menarik rantai yang terhubung ke collar dan berjalan ke garasi, Zee lagi-lagi mengikuti Jia dari belakang. Di garasi, Jia menyuruh Zee masuk ke mobil setelah itu Jia masuk ke kursi pengemudi.

"Kak, kita mau ke mana? Aku malu kak jika orang lain lihat," kata Zee menatap Jia.

"Kamu tidak akan dilihat orang lain karena tubuh kamu hanya boleh dilihat kakak, jadi kamu tenang saja," balas Jia santai.

Jia memakaikan seatbelt untuk mereka dan melajukan mobil pergi dari mansion, Jia berkata jujur kalau orang lain tidak bisa melihat mereka karena orang di dalam mobil saja yang bisa melihat ke luar sedangkan di luar tidak bisa melihat apa yang terjadi di dalam.

"Tidurlah, perjalanan kita masih jauh," kata Jia dibalas anggukan.

Zee sangat lelah akhirnya tidur walaupun tidak nyaman karena tangannya masih terborgol ke belakang tapi dia memaksakan diri untuk tidur, Jia tidak masalah jika Zee tidur karena itu keinginan dia.

4 jam kemudian, akhirnya mereka tiba di rumah. Jia membangunkan Zee yang masih asik terlelap dalam mimpi, Zee yang terusik akhirnya terbangun. Jia melepaskan seatbelt mereka begitu juga dengan collar dan borgol yang Zee gunakan lalu Jia mengambil kemeja dan rok gelap.

"Pakai itu baru kita masuk ke dalam," kata Jia.

Zee mengangguk, dia tidak masalah pakai pakaian tanpa dalaman terlebih pakaian itu gelap jadi tidak akan terlihat jelas. Setelah Zee memakai pakaian, mereka masuk ke rumah.

"Kami pulang," kata Jia mewakili.

Yogi yang mendengar perkataan Jia langsung menatap mereka, dia senang Jia berhasil menemukan Zee dengan sangat cepat. Dia menghampiri mereka dan mengajak mereka makan siang sebelum mereka beristirahat.

Setelah makan siang, Jia dan Zee pamit ke kamar. Jia pergi ke kamarnya sedangkan Zee mengikuti Jia ke kamar, dia bukanya takut malah dia penasaran dengan Jia.

Jia sadar kalau Zee mengikuti dia hanya diam saja membiarkan apa yang Zee ingin lakukan. Di kamar, Jia memilih sandaran dan tidak lama Zee masuk.

Jia melihat Zee dengan tatapan biasa saja karena balik lagi dia sudah menyadari kalau Zee mengikuti dia bukan masuk ke kamarnya.

"Ada apa? Bukannya ke kamar dan istirahat," tanya Jia menatap Zee.

"Kak, aku tahu ada yang kakak sembunyikan. Beritahu aku, kak," kata Zee.

"Kamu akan tahu besok," balas Jia santai.

"Kalau aku bisa tahu sekarang, kenapa aku harus nunggu besok?" tanya Zee kesal.

"Keras kepala sekali kamu, kakak akan memberitahu kamu dengan satu syarat," balas Jia.

"Apa syaratnya?" tanya Zee menatap Jia.

"Kunci pintu, naked dan biarkan junior kakak di vagina kamu sampai makan malam. Jika kamu tidak mau, silahkan keluar dan menunggu besok lalu persiapkan diri untuk kemungkinan yang ada," perintah Jia.

Zee tahu kalau perkataan Jia tidak main-main, dia menghela nafas lalu mengunci pintu dan naked di depan Jia. Jia tersenyum melihat Zee yang naked di depannya bahkan Zee tidak malu lagi.

Zee menghampiri Jia dan mulai 
menurunkan celana dia hingga dia half naked lalu Zee naik ke kasur dengan posisi berlutut dan kaki dibuka lebar sedangkan Jia tentu saja berada di bawah dan melihat yang Zee lakukan.

Zee mulai mengarahkan junior Jia ke vaginanya, dia tidak mulai pemanasan jadi dia meringis kesakitan saat junior Jia masuk, walaupun perlahan-lahan tetap saja sakit.

Zee menahan sakit sambil memaju mundurkan vaginanya supaya junior Jia bisa masuk ke vaginanya walaupun sudah berkali-kali dimasukki tetap saja masih sempit.

"Aaahhhh,"

Desah Zee setelah junior Jia masuk seutuhnya ke vagina Zee, dia menarik pelan Zee hingga Zee menimpa dirinya dan dia mencium bibir Zee sekilas.

"Kenapa kamu melakukan ini untuk informasi saja?" tanya Jia menatap langit kamar.

"Karena aku tahu kakak punya alasan di balik ini semua terlebih aku sangat yakin kakak mengetahui hal yang tidak aku ketahui dan hal itu pasti penting," balas Zee.

"Kamu benar, kakak mempunyai alasan tersendiri. Kamu ingat hari di mana kamu diculik dan kamu kehilangan virgin kamu saat itu juga?" ungkap Jia.

"Aku sangat ingat, tidak mungkin aku melupakan kejadian yang membuat aku kehilangan harta yang aku jaga selama ini," balas Zee dengan nada biasa.

"Kakak minta maaf soal itu, di hari saat kamu diculik, papa sudah merencanakan sesuatu. Papa akan menjual kamu hari itu ke teman papa karena kamu akan dijadikan istri ketiganya, saat tahu rencana papa gagal dan tidak menemukan kamu akhirnya papa meminta bantuan kakak," jelas Jia, Jia diam sejenak sebelum dirinya melanjutkan ceritanya.

TBC...

6. Sister ComplexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang