34. Kidnapped

2.4K 393 102
                                    

22 Februari

Pagi harinya, tapi gak pagi-pagi banget.

'Emi!'

'Emma?..'

"Ergh.." (Name) mengerang kecil kala mendengar suara Emma dari pikirannya. Kepalanya terasa sangat berat dan masih pening. Ia mengerjapkan matanya dan bersiap menerima cahaya ilahi yang masuk ke retina matanya.

'Sial, aku tak bisa bergerak..' Batin (Name). Ia merasa tubuhnya diikat sangat kuat. Bahkan ia merasa tidak bisa membuka mulutnya. Rambutnya juga tergerai panjang dan maskernya tidak ada.

Matanya terbuka sangat lebar kala melihat lakban yang melilit kuat dan erat pada tubuhnya dan kursi yang ia duduki. Mulutnya juga dibungkam dengan lakban sehingga ia tak bisa berbicara. Bahkan tangan dan kakinya diikat dengan tali hingga ia tidak dapat melakukan apapun sekarang.

"Oh, kau sudah bangun" ujar seseorang bermasker hitam dan berambut bleach blonde yang berada di dekatnya. Lebih tepatnya, hanya mereka berdua yang ada di ruangan ini.

'Haruchiyo Sanzu?! Ah benar juga, Divisi kelima kan bergabung dengan Tenjiku..' batin (Name).

"Hmpphmphmmphmhmp!!" ujar (Name) dengan mulutnya yang masih dilakban.

"Aku tidak paham dengan apa yang kau katakan" ujar Sanzu.

'Yaiyalah, BOGE! Ini mulut gue masih dilakban goblok! Ngelawak lu?!' batin (Name) mengumpati pria itu dalam hatinya.

Sanzu pun pergi ke luar ruangan tanpa mengatakan sepatah kata apapun.

'Dasar aneh... Tonikaku, aku harus cepat keluar dari sini!' batin (Name).

Ia berusaha mengangkat tubuhnya agar bisa terlepas paksa dari lakban yang menyebalkan ini. Tetapi ia hanya bisa mengangkat sedikit tubuhnya yang membuat kursinya ikut terangkat dan melompat ala pocong.

Bruak

"Hm? Apa yang kau lakukan? Apa kau bodoh?" ujar Koko yang tiba-tiba masuk dan melihat kekonyolan (Name) yang jatuh tidak elit dengan kursi yang masih menempel di pantatnya.

💺💺💺💺💺

"Jadi, apa yang terjadi? Kenapa mereka menangkapku?" tanya (Name) pada Koko setelah lelaki itu membuka lakban di mulutnya dan memperbaiki posisinya.

"Aku tak banyak tau tentang itu. Aku hanya dengar kalau kau mencurigakan. Gak heran sih" ujar Koko.

"Dan juga, mantan Kapten dan Wakil Kapten Divisi kelima sepertinya sudah tau identitasmu" tambahnya.

"Eh? Kok bisa?" tanya (Name).

"Mana kutau" Koko mengendikkan bahunya. Pria itu menatapnya sejenak, memperhatikan setiap inci wajah berparas cantik tersebut.

'Masih cantikan Akane' pikirnya.

'Tapi masuk akal saja kalau mereka tau. Divisi kelima adalah Divisi yang bertugas menyelidiki anggota Toman dari dalam. Toh, dulu aku pernah bertemu dengan Haruchiyo. Tapi, apa alasan mereka menangkapku? Apa karena aku saudara Mikey?' batin (Name)

"Koko, apa semua yang ada di Tenjiku sudah tau identitasku?" tanya (Name).

"Tidak. Yang tau hanya aku, mantan Kapten dan Wakil Divisi kelima saja. Bahkan Haitani brothers tidak tau. Tapi entahlah dengan Kisaki dan Izana. Justru menurutku kau akan dalam bahaya jika semua orang disini tau kalau kau seorang perempuan. Apalagi ada Haitani brothers disini" ujar Koko. (Name) cukup terkejut mendengar itu.

Sorry, I'm Not a Boy (TokRev x Reader) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang