Prolog & Awal pertemuan

899 63 7
                                    

Rintikan hujan turun sedikit demi sedikit setelah terbenamnya matahari. Tetesan air yang jatuh itu menjadi saksi bisu atas suatu kejadian mengenaskan hingga memisahkan dua orang yang saling mencintai.

Darah segar mengalir di tubuh yang tergeletak tak bernyawa pada lantai marmer. Bercakan darah yang terus keluar dari dada, membuat tangisan salah satu orang yang berada di sana semakin histeris.

"Ma-maafkan aku..." ia hanya bisa bersuara lirih di dekat jenazah orang yang dicintainya.

Boboiboy FanFiction : Big Badboy
Part one - laksana bunga mawar, indah namun menyakitkan.
Status "On Going"
Story Begins
~Happy Reading~

Siapa yang tidak mengenal lelaki bertopi aneh yang selalu membuat kekacauan di sekitar pulau rintis tersebut?

Rambut coklat disertai beberapa helaian putih menjadi ciri khas miliknya. Cucu semata wayang dari Tok Aba pemilik kedai koko itu berkelakuan meresahkan bagi masyarakat yang dirugikan.

Setelah lulus dari sekolah Menengah Atas, ia sering melakukan kejahatan yang tidak seharusnya ia perbuat. Tok Aba juga sudah menasihatinya, namun lelaki itu tetap keras kepala dan berpegang teguh pada pendiriannya.

Boboiboy memukul samsak gantung yang saat ini merupakan titik fokusnya. Ia mengumpulkan semua emosi yang bergejolak lalu melepaskannya dengan pukulan kuat.

"Carilah pekerjaan yang baik, jangan berbuat jahat seperti ini... Kau membuat Atok kecewa," ujar pria paruh baya itu sambil menunduk lesu.

Mendengarnya membuat Boboiboy menghentikan aksi yang ia lakukan. "Tapi aku sudah terbiasa melakukan itu, sehari tanpa kekacauan rasanya sungguh membosankan," ia menyahut.

Banyak lagi alasan yang sudah dibuat oleh Boboiboy, tok Aba hanya bisa bersabar menghadapi sikap cucu lelaki yang sifatnya mirip sekali dengan Amato, putra satu-satunya yang keras kepala juga.

Di gelapnya malam, Boboiboy berencana mencari udara segar seraya berjalan mengelilingi daerah Pulau Rintis.

Lelaki itu memfokuskan matanya pada sosok perempuan yang sedang membawa dua kantong belanjaan besar di kedua tangan.

Gadis berhijab merah muda itu tampak kesulitan memegang barang bawaannya. Boboiboy tidak perduli akan hal itu, ia melanjutkan perjalanan sambil menghisap vape yang baru di isi liquid coffe.

Mereka berlawanan arah. Saat Boboiboy melihat gadis itu dari dekat, entah kenapa ia merasakan sengatan di sebagian tubuh. Langkahnya terhenti, begitupun dengan gadis yang membawa banyak barang tersebut.

"Apa ini? Tubuhku tidak bisa digerakkan, rasanya kaku," batinnya bingung sekaligus kesal.

Gadis bernama Yaya itu mengangkat kepala, bola mata coklat terlihat berkilauan karena terkena sinar rembulan dan lampu di sekitar mereka.

Boboiboy tertegun sejenak. "Cantik..." ia melirih sambil memandang gadis yang menjadi objek perhatiannya.

Yaya mengalihkan pandangan ke arah lelaki yang tidak mengenakan topi itu. Indra penglihatan mereka saling mengamati satu sama lain, lalu dengan cepat Yaya memutus kontak mata tersebut.

Gadis itu menunduk, kemudian melangkahkan kakinya melewati tubuh Boboiboy yang masih terdiam kaku.

Boboiboy mengerutkan dahi. "Dia kenapa? Apakah ada yang salah dengan wajahku?" ujarnya bingung.

Lelaki itu mengangkat bahunya singkat, ia menyimpan vape di saku celana kemudian mengambil bungkus permen karet dan langsung mengunyah isi-nya.

Tanpa ia sadari, sepasang mata berwarna merah menyala menatap tajam setelah pertemuan dua orang tadi.

Sorot mata itu membuktikan bahwa ia bertugas sebagai pengintai dalam diam.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Hello! Wolcome to my story! Hahaha... Apesih sok asik_-

Ini gimana ya jelasinnya... Tapi beneran loh fanfic ini mendadak banget aku buatnya><

Serius, tiba-tiba muncul ide di kepala dan jadilah fanfic baru yang membagongkan~

Udah deh, gitu aja... Btw terima kasih sudah mampir~ dan maaf apabila ada salah kata...

See you again~

Big BadBoy [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang