Bab 25 (FaVorite)

175 37 14
                                    


Hai... aku kembali

Mohon support Voment nya ya 

Jam makan siang sudah terlewat, namun Gendhis masih berada di ruangannya. Dia sama sekali belum menunjukkan tanda-tanda keluar untuk makan. Padahal biasanya gadis itu semangat sekali untuk makan siang. Dia hanya makan 15 menit dan 15 menit lainnya digunakannya untuk menelepon Terry.

Membina hubungan jarak jauh memang tidak pernah mudah, namun Gendhis menikmati perjalanannya dengan Terry.

Siang ini Terry berbeda, sejak kemarin laki-laki itu hanya membaca pesan Gendhis tanpa membalasnya. Bahkan hari ini dia sama sekali tidak membaca pesan Gendhis.

Perempuan cantik itu pun mulai khawatir jika sesuatu terjadi pada Terry. Dia memutuskan untuk menelepon Tria, sekadar mencari kabar tentang kekasihnya itu.

Menurut Tria, hari ini Terry tidak terlalu sibuk dia tidak sedang ada jadwal meeting penting atau perlu meninggalkan kantor. Tria hanya positif thinking , mungkin HP Terry tertinggal atau terjadi sesuatu pada alat komunikasinya, itu agak-agak tidak masuk akal sih, tapi Gendhis hanya mengiyakan saja. Dia tidak ingin kekhawatirannya ditangkap oleh Tria.

Gendhis hanya menghela nafas dan melanjutkan pekerjaannya.

..................................................................................................................................................................

"Terry! Sudah makan?" Tria tiba-tiba masuk ke ruangan Terry tanpa permisi, siapa yang bisa mencegahnya, menurut silsilah Tria adalah kakak ipar CEO itu. Tria jarang sekali menggunakan previlige nya , tapi rasanya siang ini harus. Terry sudah banyak membantu hubungannya dan Syeden , ketika dia mencium gelagat tidak beres antara Gendhis dan Terry dia merasa harus sedikit ikut campur.

"Kak Tria, belum" Terry pun terbangun dari lamunannya Sedari tadi dia sama sekali tidak melakukan apa-apa hanya bengong dan memikirkan kekasihnya yang ratusan kilo berada jauh darinya.

"Mau makan? Ayo keluar, temani aku, mumpung ga banyak kerjaan!"

"Hmmm...."

"Ayolah T..."

"Nggak Kak, aku nggak laper" Kata Terry merajuk

Tria justru mendekati dan duduk di hadapan CEO yang suka tiba-tiba berubah menjadi bocah itu.

"Ada masalah sama Gendhis?" Tanya Tria hati-hati dan Terry hanya menggeleng lemah

"Gendhis kebingungan nyariin kamu lho, jangan buat dia khawatir" Ucap Tria sebelum akhirnya meninggalkan ruangan Terry.

Terry masih diam dan bingung harus bagaimana, namun sejenak kemudian Mariana menghambur ke ruangannya, memberikan beberapa pekerjaan penting yang harus diatasinya hari itu juga.

Hingga waktu menunjukkan pukul 8 malam ketika Terry masih berkutat di depan dua PC besar di ruangannya. Ada beberapa hal yang belum dia selesai atasi. Maryana adalah orang terakhir yang meninggalkannya , setengah jam yang lalu.

Terry tersenyum puas setelah menyelesaikan pekerjaannya. Badannya terasa lelah sekali, rasanya ingin segera tidur saat itu juga. Terry sudah mengabari omanya bahwa dia akan tidur di pent house nya karena kelelahan, Terry juga mengingatkan omanya untuk meminum obat yang disarankan dokter sebelum tidur. Kondisi kesehatan oma memang sedang menjadi concern Terry akhir-akhir ini. Orang tua itu juga jarang mau menurut kalau bukan Terry yang mengatakannya.

Terry masuk ke pent house nya yang terletak di puncak gedung Joppin.Co. Dia merasa sangat lelah namun masih cukup sigap untuk menyadari ada yang tidak beres, aroma masakan menyeruak ketika dia masuk ke sana. Bukankan pent house ini hanya digunakannya untuk tidur jika kelelahan bekerja? Sejak menikah Syeden juga tidak pernah lagi mampir ke sini.

My Boo (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang