✒️- [Memahami Sebelum Melangkah]

6 2 0
                                    

Materi Ke-empatpuluh

: 1 Oktober 2021

¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤

A. Pembukaan

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh! Selamat malam dan salam literasi

🎨 Materi malam ini adalah memahami sebelum melangkah.

Wait. Memahami sebelum melangkah? Memangnya sebelum melangkahkan kaki kita harus bisa memahami langkah kaki tersebut?

Buat apa? Kenapa nggak langsung aja melangkah, nggak usah banyak ngulur waktu elah.

No, dear.

Hidup ini bukan persoalan langkah kaki saja, tetapi juga masalah bagaimana caranya kita melangkahkan kaki di tempat yang tepat.

Uhm, saat ini kita berada di dunia mana? Dunia kepenulisan, bukan?

Memahami sebelum melangkah, berarti? Kita harus paham apa yang akan kita lakukan sebelum memulai menulis sebuah cerita.

Ada banyak hal memang yang perlu dilakukan sebelum menulis cerita, tetapi ada hal-hal yang dianggap sepele ternyata berdampak besar pada saat kita mulai menulis sebuah cerita.

Apa saja itu? Yuk simak!

Hal pertama yang dilakukan sebelum memulai menulis adalah tentang alasan kamu menulis.

Sebuah peristiwa yang terjadi pasti memiliki alasan. Tentu hal ini tidak jauh berbeda dengan konsep sebab-akibat. Banyak orang yang mengatakan alasan dia menulis adalah hobi, ingin menuangkan imajinasi, reminder diri, mencari popularitas, mencari peluang pekerjaan, atau mungkin mereka ingin menyampaikan sebuah pesan yang tidak bisa diucapkan.

Namun, dari semua alasan itu. Kita perlu memiliki satu alasan yang kuat. Sebagai pendorong kita untuk terus menulis

Satu alasan terkuat. Beberapa orang mengatakan dia merasa bingung jika ditanyakan mengenai alasan terkuat mereka memilih untuk menulis.

Kini, mereka telah  berhenti ditengah jalan dan memilih menyerah. Banyak orang yang hiatus, lebih menyibukkan diri membaca karya orang lain karena merasa suntuk dan bosan dengan karyanya sendiri yang belum kelar-kelar dari tahun kemarin.

Bukan karena mereka tidak punya ide, tetapi mereka tidak memiliki alasan kuat untuk terus melanjutkan karya sastranya. Jadi, apa kamu sudah menentukan alasan terkuatmu memilih untuk terjun langsung menulis sebuah karya?

Kedua, harapan. Setelah alasan, kita pasti memiliki sebuah harapan untuk karya kita.

Entah itu harapan sederhana ataupun harapan yang sulit terjadi di realita. Mungkin ada orang yang berharap karyanya bisa menginspirasi banyak orang.

Berharap dirinya menjadi terkenal setelah menulis karya tersebut. Atau mungkin ingin karyanya dilirik penerbit atau sutradara.

Dan paling banyak harapan yang sering ada di diri penulis adalah mendapatkan apresiasi atas karyanya. Entah itu berupa materi atau nonmateri.

Berharap, tentu perlu usaha untuk mewujudkannya. Mau sampai kapan berharap tanpa berusaha? Mau sampai kapan menghalu tanpa menuangkannya menjadi salah satu bagian dari alur cerita?

Sadarlah kawan, harapanmu terlalu tinggi untukmu yang masih berpikir masih ada hari esok untuk mewujudkannya. Menunda pekerjaan tidak akan membuatnya kelar, malah yang terjadi sebaliknya.

So, kapan harapan untuk karyamu terpenuhi?

Menulislah, paling tidak alasan dan harapanmu akan terwujud. Bukan hanya angan-angan semata^^

Yuk, Berbagi Ilmu! [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang