06. Engga sibuk lagi, kan?

19 12 4
                                    


•Happy Reading

Sejak  kejadian hari itu, tidak ada lagi obrolan diantara mereka. Tidak hanya Alsahira, Naqi juga lebih banyak berdiam diri, dan berusaha menghindari Mamanya untuk sementara waktu, sampai dia benar-benar menemukan jawaban maksud dari kalimat yang dilontarkan oleh Alsahira atau memberikan Alsahira sedikit waktu untuk menenangkan diri.

Setelah mengatakan kalimat tersebut, Alsahira meminta Naqi ah lebih tepatnya mengusir sang putra dari kamarnya. Naqi yang masih bingung tidak punya kesempatan untuk bertanya.

Bahkan cowok tersebut berusaha positif thinking dan menganggap kalimat itu hanyalah bentuk kekesalan atau amarah Mamanya  pada sang Papa. Ia berharap Alsahira  akan menyesali perkataannya tersebut dan kembali bersikap seperti semula.

Namun, apa yang dipikirkan serta diharapakan oleh Naqi ternyata salah. Sudah seminggu semenjak kejadian tersebut, Alsahira masih setia berdiam diri di dalam kamar tanpa memperdulikan dirinya dan Balqis.

Pagi-pagi sekali Naqi sudah bangun  menyiapkan bekal untuk adiknya. Hal tersebut sudah menjadi rutinitasnya selama seminggu belakangan ini.

Tak hanya itu, sebelum pergi ke sekolahnya, Naqi  rela menyempatkan waktu untuk mengantar Balqis ke sekolah gadis kecil tersebut.  Bahkan Naqi yang jarang telat, malah mengalami hal tersebut.

"Belajar yang rajin," ucap seorang cowok sambil berjongkok, merapikan rambut gadis kecil di depannya.

"Siap," balas gadis kecil tersebut sambil mengangguk-anggukan kepalanya.

"Yaudah, sana masuk."

Naqi melihat kepergian Balqis dengan hati yang tercubit, setelah tubuh manggil itu hilang dibalik tembok, Naqi segera melajukan motor menuju kebsekolahannya.

Kali ini Naqi bersyukur, saat melihat gerbang sekolahnya yang masih terbuka. Karena, sudah dua hari belakangan ini ia selalu datang ketika gerbang sudah tertutup.

Setelah memarkirkan motornya, Naqi segera berjalan menuju kelasnya. Sesampainya dikelas ia  menjadi  objek pertama yang dipandang oleh ketiga temannya.

"Kenapa lo pada?" tanyanya bingung, sembari mengambil posisi duduk.

"Nah ini baru Naqi, bukan kaya dua hari yang lalu. Telat mulu," ucap Arzian.

"Si Naqi mulai nakal bro," ucap Harsa menepuk punggung Arzian yang berada di sampingnya lalu keduanya tertawa bersama.

"Masa jabatan gue tinggal seminggu, jadi lo pada masih dalam pantauan gue," ucap Anji bersedekap.

"Wih ... engga nyangka gue, tinggal seminggu," balas Harsa.

"Adaian acara kecil-kecilan lah, sebelum jabatan lo dicabut. Camping kek, atau apa gitu," ucap Arzian di sambut anggukan dari  Harsa.

Naqi tidak memperdulikan dan tidak ikut bergabung di dalam obrolan ketiga cowok tersebut. Ia memilih membuka buku pelajarannya sebelum jam pelajaran dimulai.

...

Yessi menarik rambut Def pelan, posisinya yang duduk di belakang cewek tersebut membuat ia senantiasa iseng.

Def mendengus, ini sudah tarikan ketiga kalinya semenjak jam belajar dimulai. Def membalikkan wajahnya setelah melihat situasi aman.

"Apa, sih?" tanyanya kesal.

Syut, Yessi meletakkan jari telunjuknya di depan bibir.

"Pelan-pelan ngomongnya," balas Yessi.

Mata hitamnya melirik ke depan papan tulis, di mana guru fisika sedang menulis berbagai macam rumus. Ia kembali menatap Def setelah merasa gurunya masih nyaman menulis di papan persegi panjang bewarna putih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Katakan 'Jealous'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang